From Student Exchange, Sanggar Nahrasiyah was Born: Selintas Sejarah |

in Steem SEA4 days ago

IMG_1955.JPG


The birth of Sanggar Seni Nahrasiyah cannot be separated from the Nusantara Module program of the Independent Student Exchange (PMM) at Malikussaleh University, September 2023. The first meeting of the Nusantara Module program Wave-2 which took place from September to December 2022.

Group 3 PMM students came from various state and private universities from Java, Maluku, and West Nusa Tenggara (NTB). Group 3 consisted of 20 students, 14 of whom were women. The name Sultanah Nahrasiyah was then crowned as the name of the group which later became the name of the Sanggar Seni based in Lhokseumawe and North Aceh.

The founders of Sanggar Nahrasiyah are Raisa Agustiana and Ayi Jufridar who decided that the first meeting of Group-3 on September 14, 2022, would be the anniversary of Sanggar Nahrasiyah. Raisa Agustiana is a choreographer who has been studying dance since elementary school. Meanwhile, Ayi Jufridar is a journalist, a permanent lecturer at Malikussaleh University, a writer, and outside of art has experience as an election organizer. Both Raisa Agustiana and Ayi Jufridar are performing arts judges who have received certificates from the National Professional Certification Agency (BNSP).

Sanggar Nahrasiyah trains various types of Acehnese and modern dances that still uphold basic movements that originate from the richness of Acehnese art and culture. Sanggar Nahrasiyah members consist of various ages, ranging from elementary school, junior high school, high school, and college students. In addition to appearing at various events in Aceh to North Sumatra, Sanggar Nahrasiyah children have won first place in the National Student Arts Competition Forum at various levels.

Sanggar Nahrasiyah's mission is to preserve Acehnese customs and culture as one of the cultural riches of the archipelago that inspires the world. In realizing this vision, Sanggar Nahrasiyah is ready to collaborate with various parties, both government, private, and other institutions that care about cultural preservation.[]


IMG_1945.JPG


IMG_1948.JPG


IMG_1945.JPG


IMG_1858.JPG
Kelompok III Mahasiswa Modul Nusantara dengan nama Grup Nahrasiyah yang menginspirasi lahirnya Sanggar Nahrasiyah di Lhokseumawe dan Aceh Utara.


Dari Program Pertukaran Mahasiswa, Lahirlah Sanggar Nahrasiyah

Kelahiran Sanggar Seni Nahrasiyah tak bisa dipisahkan dari program Modul Nusantara Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di Universitas Malikussaleh, September 2023. Pertemuan pertama program Modul Nusantara Gelombang-2 yang mulai berlangsung sejak September sampai Desember 2022.

Kelompok 3 mahasiswa PMM berasal dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta dari Jawa, Maluku, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Kelompok 3 terdiri dari 20 mahasiswa yang 14 orang di antaranya adalah perempuan. Nama Sultanah Nahrasiyah kemudian ditabalkan sebagai nama kelompok yang kemudian menjadi nama Sanggar Seni yang berbasis di Lhokseumawe dan Aceh Utara.

Pendiri Sanggar Nahrasiyah adalah Raisa Agustiana dan Ayi Jufridar yang memutuskan pertemuan pertama Kelompok-3 pada 14 September 2022 sebagai ulang tahun Sanggar Nahrasiyah. Raisa Agustiana merupakan seorang koregrafer yang sudah menekuni tari sejak Sekola Dasar. Sedangkan Ayi Jufridar merupakan seorang jurnalis, dosen tetap di Universitas Malikussaleh, sastrawan, dan di luar seni berpengalaman sebagai penyelenggara pemilu. Baik Raisa Agustiana maupun Ayi Jufridar adalah juri seni pertunjukan yang sudah mendapatkan sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Sanggar Nahrasiyah melatih berbagai jenis tarian Aceh dan modern yang tetap mengangkat gerak dasar yang bersumber dari kekayaan seni dan budaya Aceh. Anggota Sanggar Nahrasiyah terdiri dari berbagai usia, mulai dari SD, SLTP, SLTA, dan mahasiswa. Selain tampil di berbagai event di Aceh sampai Sumatera Utara, anak-anak Sanggar Nahrasiyah sudah meraih juara pertama dari Forum Lomba Seni Siswa Nasional di berbagai tingkatan.

Misi dari Sanggar Nahrasiyah adalah melestarikan adat dan budaya Aceh sebagai salah satu kekayaan budaya Nusantara yang menginspirasi dunia. Dalam mewujudkan visi tersebut, Sanggar Nahrasiyah siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun lembaga lain yang peduli terhadap kelestarian budaya.[]


IMG_1879.JPG

IMG_8726.JPG

IMG_9895.JPG
Dua foto terakhir adalah latihan rutin sebelum tampil di panggung.

Sort:  

Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.