Help Prevent Stunting, Students Distribute Green Bean Porridge to Children |

in Steem SEA2 years ago

Bagi Bubur_01.jpg
Students distribute porridge as an effort to live a healthy and nutritious life and can prevent stunting.


The stunting rate in Aceh which reached 33.18 percent based on the results of the Indonesia Nutrition Case Study in 2021, made Aceh Province one of the 7 provinces with the highest stunting cases in Indonesia. This became the basis for the KKN-PPM Committee Malikussaleh University in raising the theme of the 2022 KKN-PPM, namely "Improving Community Economic Resilience and a Clean and Healthy Living Culture without Stunting".

This condition moved the Student Community Service Program Group 28 of Malikussaleh University to participate in reducing stunting rates in Aceh Province, especially in Geulumpang Village, Pirak Timu District, North Aceh. Under the guidance of lecturer Jufridar, MSM, Group 28 students distributed mung bean porridge as a form of education for children and an effort to prevent the increase in stunting cases in Geulumpang Village.

Based on data from the US Department of Agriculture, green beans are the best source of vegetable protein, whereas in 100 grams of green beans there are 23 grams of protein and 16.6 grams of fiber. Green beans are also rich in complete vitamins and minerals.

“Therefore, green beans are a good source of additional food to prevent stunting in toddlers. Mung beans can also provide sufficient nutrition during pregnancy and growth in the first thousand days of life," said Head of Group 28, Aan Riski, Saturday, July 2,2 022.

According to him, the distribution of green bean porridge is carried out regularly once a week. Group 28 students did after the additional learning process with the children was completed. "The distribution of mung bean porridge also affects the enthusiasm of the children to take lessons," added Aan when he received a visit from the field supervisor.

According to the student from the Teacher Training and Education Faculty, the Group 28 KKN team made mung bean porridge at the student post and made it with ingredients that were easy to obtain, economical, and good for health.

The children of Geulumpang Village seemed very happy to welcome the KKN student activities and ate voraciously with the porridge that had been distributed. The parents of the Geulumpang village children also responded very well to the activity.

"This activity of sharing mung bean porridge is a very positive activity because it can help reduce stunting rates and teach people the habit of eating healthy food, especially children," said Mukhsin, the head of Geulumpang Village.

When visiting Group 28 in Geulumpang Village, Jufridar reminded students to prepare reports regularly so they don't have to be bothered on weekends. "In addition, every activity must always coordinate with the village head," he said.

Besides Aan Ariski, Group 28 consists of Nur Azizah (Indonesian Language and Literature Education), Izzayati Ramadhani (Chemistry Education), Cut Riska Faiza (Physical Education), Neysa Ardelia Limbong (Architecture), Syafwani Sadanta Capah (Mathematics Education), Mauzirul Arif ( Mechanical Engineering), Muhammad Syawali (Civil Engineering), Nadia Maulida (Indonesian Language and Literature Education), and Fala Foenna (Architectural Engineering). []


Belajar_02.jpg
Mahasiswa mengajarkan anak-anak senam.


Bagi Bubur_02.jpg
Gembira setelah belajar dan makan bubur.


Bantu Cegah Stunting, Mahasiswa Membagikan Bubur Kacang Hijau untuk Anak-anak

Angka stunting di Aceh yang mencapai 33,18 persen berdasarkan hasil Studi Kasus Gizi Indonesia tahun 2021, membuat Provinsi Aceh termasuk ke dalam 7 provinsi dengan kasus stunting tertinggi di Indonesia. Hal ini menjadi dasar bagi Panitia KKN-PPM Universitas Malikussaleh dalam mengangkat tema KKN-PPM 2022 yaitu "Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Masyarakat Serta Budaya Hidup Bersih dan Sehat Tanpa Stunting".

Kondisi ini menggerakkan Mahasiswa KKN Kelompok 28 Universitas Malikussaleh untuk turut berpartisipasi dalam menurunkan angka stunting Provinsi Aceh khususnya di Desa Geulumpang, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara. Di bawah bimbingan dosen Jufridar, MSM, mahasiswa Kelompok 28 membagikan bubur kacang hijau sebagai bentuk edukasi bagi anak-anak serta usaha dalam mencegah meningkatnya kasus stunting di Desa Geulumpang.

Berdasarkan data US Departement of Agriculture, kacang hijau merupakan sumber protein nabati yang paling baik, di mana dalam 100 gram kacang hijau terdapat 23 gram protein, 16,6 gram serat. Kacang hijau juga kaya kandungan vitamin dan mineral yang lengkap.

“Makanya, kacang hijau merupakan sumber makanan tambahan yang baik untuk mencegah stunting pada balita. Kacang hijau juga dapat mencukupi gizi di masa kehamilan dan pertumbuhan seribu hari pertama kehidupan,” ujar Ketua Kelompok 28, Aan Riski, Sabtu (2/7/2022).

Menurutnya, pembagian bubur kacang hijau dilaksanakan secara rutin sekali dalam sepekan. Mahasiswa Kelompok 28 melakukan setelah proses pembelajaran tambahan dengan anak-anak selesai. “Pembagian bubur kacang hijau juga mempengaruhi semangat anak-anak mengikuti les,” tambah Aan ketika mendapat kunjungan dari dosen pembimbing lapangan.

Menurut mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan itu, tim KKN Kelompok 28 membuat bubur kacang hijau di posko mahasiswa dan dibuat dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh, hemat, serta baik untuk kesehatan.

Anak-anak Desa Geulumpang tampak sangat senang menyambut kegiatan mahasiswa KKN tersebut serta menyantap dengan lahap bubur yang telah dibagikan. Orang tua dari anak-anak desa Geulumpang juga merespons dengan sangat baik terhadap kegiatan tersebut.

“Kegiatan berbagi bubur kacang hijau ini merupakan kegiatan yang sangat positif karena bisa membantu menurunkan angka stunting dan mengajarkan kebiasaan untuk memakan makanan sehat kepada masyarakat, khususnya kepada anak-anak,” ujar Mukhsin, kepala Desa Geulumpang.

Saat mengunjungi Kelompok 28 di Desa Geulumpang, Jufridar mengingatkan agar mahasiswa menyiapkan laporan secara berkala agar tidak repot di akhir pekan. “Selain itu, setiap kegiatan harus selalu berkoordinasi dengan kepala desa,” ujarnya.

Selain Aan Ariski, Kelompok 28 beranggotakan Nur Azizah (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), Izzayati Ramadhani (Pendidikan Kimia), Cut Riska Faiza (Pendidikan Fisika), Neysa Ardelia Limbong (Arsitektur), Syafwani Sadanta Capah (Pendidikan Matematika), Mauzirul Arif ( Teknik Mesin), Muhammad Syawali (Teknik Sipil), Nadia Maulida ( Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), dan Fala Foenna (Teknik Arsitektur). []


Belajar_01.jpg
Belajar di Meunasah Desa Geulumpang Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara.