Bukan Diary tetapi Duari | 12-13/12/2024 - Berbagi Menenangkan Hati

in Steem SEA12 days ago (edited)

khadijah to rania.jpg

Sore bersama Grup Khadijah, menjenguk Rania, Putri Ustadzah Ani yang sudah pulang pasca operasi (11/12)ki-ka; Bu Ani, Bu Hamamah, Bu Atiek, Bu Nila, Anak mudanya dan Bu Aisyah


Salam sTEeMiANs

Saya adalah orang yang berusaha keras melakukan apa yang dikatakan. Kalau sudah diniatkan, maka akan susah tidur bila tak segera dilaksanakan. Karena menyelesaikan postingan untuk mengikuti kontes sejak Kamis sore (12/12), saya tidak sempat lagi membuat postingan diary seperti rencana awal. Maka saya akan merangkumnya dalam duari ini. Saya menyebut duari karena ini adalah diary dua hari.catat: jangan cari di KBBI karena ini bisa-bisanya saya saja.

Ini bisa dilakukan karena semuanya saling berkaitan dan supaya efisien. Bingung juga mau pakai tagar yang mana, the diary game atau better life? saya memutuskan better life juga actsofkindness meskipun ini bentuknya duari. Kamis pagi, grup WA Khadijah sudah ramai dengan rencana untuk menjenguk Rania (fotonya tidak ada, terlalu cantik orangnya sehingga perlu izin khusus untuk memotret. masuk kategori informasi dikecualikan menurut UU 14 Tahun 2008, jadi skip saja). Setelah diskusi panjang tanpa konfirmasi lebih lanjut kepada tuan rumah, Kami memutuskan untuk melaksanakan perbuatan baik itu ba'da asar sekitar jam 16:30.

Sebelum berangkat, berkumpul dulu di rumah Bu Aisyah, ada beberapa anggota yang tidak bisa hadir namun menitipkan sesuatu untuk Rania. Grup punya anggaran khusus yang dialokasikan untuk keperluan amal seperti menjenguk yang sakit atau meninggal dunia. Anggaran itu bisa diserahkan dalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk makanan, buah-buahan, pakaian; apapun yang dibutuhkan pihak yang dikunjungi. Sebagai Bendahara Grup, tugas saya hanyalah mengikuti keputusan bersama. Kesepakatan sehari sebelumnya adalah membeli Paru Ungkep beku, Beef Teriyaki beku dan buah-buahan dengan pertimbangan keluarga tidak akan sempat belanja jika banyak tamu datang menjenguk. Membawakan makanan olahan yang gampang disajikan adalah pilihan tepat. Bu Ani adalah orang yang sangat populer di lingkungan kami, jadi wajar bila banyak yang peduli dengannya.

ke rumah bua aisyah.jpg

Anak mudanya tenteng buah tangan dengan gagah, lewat di depan rumah Bu Nila menuju rumah Bu Aisyah, jadi sekalian minta dipotret biar nanti share di grup dan steemit. Ya, tidak ada foto yang diambil tanpa alasan berbagi

Selain makanan beku dan buah-buahan, anggota yang tidak bisa ikut berkunjung juga menitipkan Bakpau (Bu Menik), Es Teler Sultan (Bu Retno) dan beberapa orang juga menitipkan uang. Kami berjalan kaki ke rumah Bu Ani bersama-sama jam 16:50. Resiko jalan dengan ibu-ibu yang senang ngobrol adalah jarak yang bisa ditempuh dalam waktu 5 menit berubah jadi 10 menit. Kondisi rumah sunyi saat kami tiba, maka tanpa menunggu lagi karena saya yang paling slebor diantara ibu-ibu elegan, tugas saya untuk mengucapkan salam dan memanggil Bu Ani dengan volume suara kira-kira 60%. 3 menit kemudian Bu Ani yang ternyata sedang tidur karena kelelahan, menjawab salam membukakan pintu menyambut kami.

Menghibur Rania dan mendengar cerita Bunda-nya tentang pengalaman bermalam di RS Fatmawati, Jakarta Selatan berlangsung sangat seru hingga tanpa terasa sudah jam 17:40. Tidak ada tanda-tanda akan berhenti ngobrol ini para perempuan cantik dan pintar, saya memutuskan untuk pamit duluan. Saya kan punya agenda tetap ke mesjid. Apalagi sore ini saya akan melaksanakan perbuatan baik berikutnya.

chiki-mukena baru.jpg

Alhamdulillah, setiba di mesjid; Chiki sedang menunggu bersama abangnya dengan mukena hitamnya. Saya panggil dia dan bilang bahwa saya punya hadiah untuknya. Chiki yang bingung menerima saja saat saya minta dia mencoba mukena yang saya belikan. Saya ingin memastikan bahwa ukurannya pas dan itu akan membuatnya nyaman saat shalat. Alhamdulillah, cocok dan Jum'at magrib (13/12) saya melihatnya masih mengenakan mukena itu untuk berjama'ah. Bahagia sekaligus terharu melihat wajah mungilnya.


Pulang dari mesjid setelah Isya, di rumah suasana agak sedikit tegang. Tampaknya Timnas U-22 sedang bertanding. Bapak kelihatan agak cemberut dan Maslakoe kurang bersemangat. Baiklah, biarkan Masbinoe ini menghiburmu cintaku, kata saya. Sederhana saja caranya kok.

peteparu.jpg

Yup, berikan dia makanan yang disukainya! Saat membeli paru ungkep dan beef teriyaki untuk Rania pada tetangga cantik Mayana, saya juga membeli untuk dikonsumsi sendiri. Tentu saja tidak pakai uang kas Khadijah. Sehari sebelumnya saya memajang foto petai di status WA, akibatnya beberapa bestie bertanya, mau diapakan itu? Tidak mau repot dong. Goreng saja bareng paru ungkep! teman-teman tidak penasaran, maslakoe jadi lahap meskipun kecewa dengan hasil akhir Piala AFC. Bisa gitu ditahan imbang Laos??


Kembali menyelesaikan draft artikel untuk kontes sambil berlinang air mata dan menyeka ingus. Kangen Almarhum Bapak, Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu. Jadi tersendat-sendat menyusun kalimat.. Sedang asyik mengetik, tiba-tiba Bu Aisyah yang baik hati menelpon. Saya lirik jam, sudah 23:20. Ada apa ini? tidak menunda langsung jawab dengan cemas. Ternyata oh ternyata, kondisi emergensi yang ada di dalam kepala saya berubah jadi berkat bento jelang tengah malam, Allah Akbar. Tidak ada gunanya menolak rezeki. Saya bergegas menuju rumah Bu Aisyah setelah pamit pada suami dan sudah ditunggu dengan kotak Bento di pintu pagar rumahnya. Ambil saja dulu, Alhamdulillah; Jazakallah; Barakallah. Bu Aisyah masuk rumah, Saya juga beranjak pergi. Tapi tidak langsung pulang.

bento diner dari nisa.jpg

Berkat Bento tengah malam diberikan oleh orang baik hati kepada orang yang agak baik dengan banyak catatan ini tidak dibawa pulang. Saya yang tidak memakai kacamata rabun jauh, keluar dengan kacamata baca tidak bisa melihat dengan jelas orang yang sedang duduk di depan pos satpam saung RT 03. Saya datangi dan ternyata itu adalah Maulana alias Maul yang bertugas malam di malam Jum'at. Saya tanya apakah dia sudah makan atau belum? Jawabannya agak ragu, belum sih bu. Maka berkat bento bertemu penerima sejatinya yang terlihat bahagia.

maul-03.jpg

Malam Jum'at penuh berkah terasa begitu indah dengan senyum orang-orang yang bersyukur. Alhamdulillah. Saya berjalan pulang dengan langkah ringan, melanjutkan artikel dengan lancar. Tadinya agak tersendat saat mengetik bagian kedua, kemudian semua berjalan lancar dan kelar pada Jum'at (13/12) dini hari 02:00 WIB. Sempat terkendala saat publish, karena koneksi internet ternyata bermasalah. Ganti dengan hotspot HP dulu baru completed! Alhamdulillah.

Sudah lewat waktu tidur, tidak mengantuk lagi. Jadi mulai membaca sana sini dulu hingga waktu subuh tiba. Selesai shalat nunggu waktu syuruq baru benaran tidur. Ketika Maslakoe hendak pergi Jum'atan beliau tidak mengingatkan untuk memasak, tapi menyarankan untuk lanjut tidur saja sampai puas. Nurut saja kalau disuruh tidur. Terjaga dengan alami sekitar jam 11:00. Melihat hari cerah, cucian dalam ember sepertinya harus dieksekusi. Tapi masak dulu biar sepulang Jum'atan mereka tidak menunggu lama untuk makan siang.

Selanjutnya adalah handwashing duty. Ternyata banyak juga tumpukan pakaian saya, saat mesin mengeringkan batch terakhir, sudah magrib pula. Ke mesjid seperti biasanya, bertemu teman-teman yang sama, melakukan aktivitas yang sama. Sedang mendaras masuk pesan dari Adik Ipar yang ternyata sedang BU. Biasanya dia yang selalu mendukung kami dalam hal finansial. Namun kali ini giliran saya untuk mendukungnya. Saya tidak bertanya untuk apa, cukup minta nomor rekening dan langsung transfer saja. Alhamdulillah jumlah yang dibutuhkan ada dalam rekening. Hati menjadi lebih tenang dan senang setelah melakukan itu. Saya merasa bermanfaat.

Tidak perlu mencari alasan untuk berbagi, tidak perlu takut akan kekurangan atau beban. Laayukallifullaahu nafsan illaa wus'aha, lahaa maa kasabat wa'alaihaa maktasabat, Al Baqarah 286 itu saja cukup jadi pegangan.

Sekarang 23:55 sudah, sebelum duari jadi tiari, saya pamit dulu.

OKMK, KB! Wassalamu, Sampai Lain Kali!!