Hampir Keracunan Motivasi Aku, M4k!

Halo Steem SEA terkece terbadai se-jagat steemit. Bertemu lagi bersama saya @firyfaiz, anak-anak yang dikira udah punya anak karena foto profil yang isinya anak TK. Ya, gimana kabar sahabat semua? Yang udah kepala 3 sampai kepala 7 gak usah malu-malu kambing ya dipanggil sahabat sama anak TK. Ups.

Sahabat, cuma sekedar info, jadi ada seorang kawan yang katanya sibuk kali. Katanya, sih, sibuk kuliah, sibuk kajian, persiapan untuk hari esok. Selain urusan akhirat, si kawan ini juga sibuk nyari-nyari beasiswa kesana-kemari, tapi berhubung emaknya seorang ASNW (Aparatur Sipil Negara Wakanda), jadinya dia gak bisa daftar jalur beasiswa yang dibikin sama pemerintah. Kasihan banget si kawan, padahal dia sudah berkali-kali maju sebagai juara di ajang setingkat nasional. Dan itu juara cerdas cermat, ya, bukan juara UFC.

_{Foto Khabib Nurmagomedov sebagai pemanis. Sumber: UFC.}

Entah berapa seleksi beasiswa dari entah berapa lembaga sudah digarap si kawan. Nahas, tidak satupun seleksi yang dikutinya berbuah manis. Ibarat beli mystery box yang hadiah utamanya IPhone 13, si kawan ini cuma bisa dapat earphone macaron kw yang harganya lima ribuan, atau bahkan cuma kardus kosong. Konon setiap cek e-mail pengumuman, dia harus beli tisu dan obat tidur dulu. Katanya untuk jaga-jaga kalau saja hasil seleksi beasiswanya seburuk ending Ocean's Twelve (percuma Brad Pitt yang main).

_{Cuplikan trailer Ocean's Twelve, filem yang bikin banyak penonton kecewa karena plot twist-nya yang katanya jelek. Sumber: YouTube.}

Sebagai kawan yang baik, tak ayal saya ada untuknya di saat-saat seperti ini. Selain untuk menertawakan keadaan, saya juga punya fungsi lain, mendukungnya dalam hal apapun selama itu baik untuk dia dan masa depannya. Kalau sudah mendeklarasikan diri untuk membantu, konsekuensi ya harus ditanggung bersama, dong. Soal persentase jelas berbeda, sahabat. Kan, saya cuma support system, dia sendiri yang jadi device-nya.

Gak mau omdo dengan janji sehidup semati, eh, maksudnya janji bantuin si kawan menggapai cita-cita, saya siap jadi customer service 24/7 untuknya, subsidi jam tidur, sekolah, melamun, menggerutui keadaan dst., dst. Kali ini saya harus gantiin dia ikut international conference via Zoom Meetings, kayaknya si kawan lagi sibuk kajian dan bikin tugas kuliah. Sepertinya, international conference ini jadi syarat untuk mengikuti beasiswa yang diselenggarakan salah satu organisasi pemuda internasional. Begitu saya join, ternyata isinya motivasi a-z. Para partisipan kebanyakannya manggut-manggut manjah, entah karena latar belakang motivatornya yang "wah", atau karena mereka gak paham bahasa Inggris.

_{Zoom conference hari pertama, 16 Januari 2021 pukul 19.00-20.00 WIB.}

_{Zoom conference hari kedua, 17 Januari 2021 pukul 19.00-20.00 WIB.}

Entah sebuah keuntungan atau kerugian saya tidak sempat menyimak konferensi itu. Pasalnya, belakangan ini saya telah dicekoki banyak sekali motivasi. Nanti takutnya keracunan. Keracunan motivasi ini jelas berbahaya karena akan memicu timbulnya bias konfirmasi, keyakinan bahwa suatu keberhasilan dicapai hanya dengan bermodalkan motivasi-motivasi tadi. Waduh, kalau sampai salah sasaran, efek toxic positivity ini tidak lebih baik daripada salah jep ubat alias salah minum obat!

Ok, deh, segitu dulu banyolannya, ya, saya masih diburu banyak pe-er a.k.a pekerjaan ribet-ribetan. Yuk share sebagian reward postingan kita kepada mereka yang membutuhkan. Steem on!