RE: Catatan Seorang Moderator Diskusi
Bu Cici, sudah beberapa kali kita berbalas komentar dan saya melihat interaksi ini seumpama angin sepoi-sepoi di siang panas. Bu Aya dan Bu Riris mungkin kalau membaca ini akan tersenyum puas. Mereka semangat sekali ketika berhadapan dengan kami yang muda-muda ini.
Bu Riris menawarkan kami untuk magang di Flower. Kalau benar saya bisa magang di sana, mungkin saja akan jadi gerbang untuk memperluas jaringan. Bertemu nama-nama besar yang Ibu sebutkan dan belajar dari mereka.
Saya bersyukur, hari demi hari selalu ada orang yang muncul dan membuka cakrawala berpikir saya. Termasuk Bu Aya dan Riris, dan orang-orang hebat lain yang Ibu sebut itu.
Kalau benar dalam 5 tahun saya bisa berada di garis depan seperti prediksi Ibu, saya harus rajin-rajin berlatih lari dari sekarang, biar gak ngos-ngosan mengejar cahaya mereka.
Mungkin sekarang saya masih liliput di tengah raksasa. Semoga liliput ini bisa belajar memanjat bahu raksasa, melihat lebih jauh, dan ikut menyalakan obor bersama mereka.
tidak, kamu tidak perlu latihan sampai ngos-ngosan untuk mengejar cahaya orang lain, karena setiap orang membawa cahayanya sendiri dan mereka bisa belajar dari jejak cahaya sebelumnya tanpa harus melebur menjadi warna cahaya yang sama. Ambil lah kesempatan magang bila bisa, jangan batasi diri. masuk dulu, lalu lihat apakah itu sesuai dengan yang kamu cari.
bila belum, maka masih ada banyak tempat lain yang bisa mereka rekomendasikan. jangan berpikir untuk riding other's coattails. Kamu unik, kamu cerdas dan kesempatan yang hadir di depanmu lebih terbuka dibandingkan dengan orang lain, mungkin. Kalau masih berteman baik dengan Ados, maka Ados punya jaringan lain yang juga asyik untuk dibersamai.
semangat boleh, jaga kesehatan wajib!!
Sepertinya kesempatan magang harus mulai dijajaki secara serius mulai sekarang, bu. Di awal semester kemarin, saya sudah lolos magang MSIB di salah satu lembaga amil zakat di Surabaya. Namun sengaja tidak saya ambil karena beberapa alasan:
(1) lokasinya terlalu jauh dan dalam kondisi sakit seperti saat ini, sangat riskan untuk ke sby sendiri
(2) saya memang tidak minat saja dengan lembaga tersebut 😆
Pak Ados kerap kali membanggakan saya di depan orang-orang seperti Bu Aya dan Riris. Dia bilang, “ini anaknya kak Cicik.” Hal tersebut selalu ia ulang-ulang. Dengan rasa bangga.
Pun, beliau (Pak Ados) menjadi dosen pengampu matkul Seminar Penyusunan Usulan Penelitian (SPUP). Beliau juga sempat jadi penguji seminar proposal saya kemarin.
apalagi kerjaan si Ados ini, baaahh... hati-hati ya, jangan sampai orang-orang mencari sosok cicik dalam dirimu. Kamu Unik, Kamu lebih baik dan jangan asal terima kalau dibilangin gitu.
Jangan perrgi jauh-jauh dulu kalau belum benar yakin itu yang dicari, jadi sudah dapat tempat magang? sambilan magang, lirik-lirik juga salah satu kesempatan ke Belanda yaa.
BTW, sudah dibawa kenalan sama Pak Otto Syamsuddin Ishak? atau sudah kenalan dengan Pak Bakti Siahaan, Pak Saifuddin Banta Syam?
Saya senang diasosiasikan dengan Bu Cici. Cerdas, cadas dan—tidak lupa—enerjetik pula. Pak Saifuddin Bantasyam sendiri adalah dosen pengampu mk “Sosiologi Hukum.” Kapok saya diampu oleh beliau. Ahaha.
Pak Otto belum pernah bertemu secara langsung, sih. Paling lihat dari jauh. Nanti saya akan bilang ke Pak Ados, “Pak, mau dong kenalan dengan Pak Otto. Bu Cici yang suruh bawa.” Hahaha.
Ados adalah salah satu murid langsung pak otto. jadi sebelum ketemu mahaguru, carilah alasan yg tepat. Pak otto unik sikit...
Siapp bu☝️