The Diary-Game [Selasa, 24 Mei 2022] - Pertemuan yang tak disangka

in Steem SEA2 years ago (edited)
Rutinitas dikantor bekerja menjadi nilai ibadah. Tatkala tekad satu niat mengharapkan ridha sang Maha Pencipta. Hari-hari berjalan biasa dan dalam beberapa hari akan ada tamu dari Jakarta. Sang Komandan sebelum kerja disetiap bidang usai apel pagi duduk sesaat dengan sebutan kegiatan temu pagi (24/5).

Kegiatan temu pagi yang dihadiri oleh para perwira staf banyak hal yang disampaikan.Tentunya kegiatan positif ini menjadi vitamin mencairkan tugas-tugas yang mungkin masih ada membeku dalam dada. Persoalan yang ada bisa disampaikan pada kegiatan temu pagi yang kadangkala dihiasi dengan canda dan tertawa gembira.

Agenda khusus hari ini tidak ada, hanya saja usai jam kerja dari keluarga ingin jalan-jalan melihat panorama indah yang ada di Pulau Sabang. Sisa waktu berkumpul sempurna dimana esok sudah kembali ke Medan dimanfaatkan sebaik mungkin tanpa celah.

Ba'da ashar pasukan siap terbang dengan semangat membara. Mobil merk Xenia setia membawa kemana saja. Tujuan Ujung Kareung selain Hotel Mata ie Resort menjadi spot yang didatangi. Istri dan si kecil Zizi sudah pernah kesana dan Aku beserta anak lainnya hanya mendengar cerita serta melihat foto indahnya suasana. Untuk melengkapi kebahagian kami ulangi secara bersama-sama menuju ke lokasinya.

Sekitar pukul 17.00 WIB kami meluncur tajam meninggalkan rumah dinas tercinta. Lokasi yang ditempuh tidaklah terlalu jauh. Kurang lebih sepuluh menit jaraknya bisa tiba. Di Sabang tidak ada jalan macet. kecuali agak lambat perjalanan saat di bulan puasa ketika warga membeli bahan buka puasa.

Di Sabang tidak ada lampu merah, kuning dan hijau. Tak ada rambu-rambu lalulintas. Mungkin salah satu kota yang tak ada fasilitas rambu-rambu jalan, ya di kota pariwisata Sabang. Aku ingat sekali saat Pak Walikota menyampaikan pidatonya sambil berkelakar bahwa ASN kalau mau kekantor ngak kuatir terlambat. Mengapa? Ya begitulah, melihat waktu lima menit apel, misalnya, maka langsung tancap gas menuju kantor dan tepat waktu tanpa hambatan tiba. Tak ada pertigaan dengan lampu jalan. Aku tak tahu kenapa belum ada ya? Bahagia sekali. hidup di Kota Sabang. Asyik bingiit.


Screenshot_20220527_153503.jpg
Red Doorz Ujeung Kareung Beach Sabang
Tak lama kami tiba dilokasi. Dari jalan raya masuk kekiri jalan. Kita bisa melihat tanda atau petunjuknya Red Doorz Near Ujong Kareung Beach Sabang. Ada juga tertulis Wellcome UKCC.

Jalan masuk ke lokasi cukup dilalui satu mobil saja. Ada jalan yang menurun perlu waspada karena agak tajam menukiknya. Perlu kehati-hatian bagi yang mengemudi. Saat tiba dilokasi luas juga areanya dan bisa beberapa mobil untuk parkir dengan leluasa.

Indah nian lokasinya. Tampak batu-batu karang besar tersusun indah. Alamiah tanpa dibentuk. Lokasi ini sepertinya belum banyak para wisatawan atau pengunjung yang tahu. Terjangan air laut sangat terasa saat menghantam batu karang. Buih-buih bersatu dan berpencar usai tubrukan. Airnya sangat jernih. Saat kami tiba banyak anak-anak remaja mandi laut dengan melompat dari atas batu karang.Mereka faham tidak akan terlalu dekat dengan karang, bisa kuatir dihantam ombak dan masuk kebawah karang-karang. Atau bisa saja terluka tubuh karena tajamnya karang yang ada.

Screenshot_20220527_153600.jpg
Anak remaja berenang gembira di laut
Aku melihat sangat bergembira sekali anak-anak remaja lelaki dan wanita yang mandi. Nekad kali bah. Padahal kedalamnya sekitar dua setengah meter dan tubuh mereka digoyang-goyang arus dan santai saja.

Kami tidaklah mandi. Kami hanya menikmati indahnya lokasi. Kami hanya ingin mengabadikan diri dengan berfoto bersama.Menurutku,keindahan pemandangan, kejernihan air dan kebersihan pantai maka tak kalah sama kota wisata Bali. Kalau tak percaya ayo main kemari. Di lokasi sudah ada rumah-rumah menginap, semacam home stay cukup buat keluarga. Di lokasi untuk parkiran motor dipungut biaya Rp 2.000,- dan mobil hanya Rp 5.000,-.Tertulis untuk biaya kebersihan nantinya hasil pungutan parkir.

Lokasi ini Aku yakin kedepan akan ramai pengunjung. Kalau Freddies indah dengan panorama dan tempat tinggal eklusif dan restoran baik, namun untuk berenang tak bisa. Untuk Red Doorz belum lengkap namun kalau buat berenang kolam renang pun bisa kalah asyiknya. Sekali lagi ayo mampir wahai para pengunjung.

Screenshot_20220527_153413.jpg

Screenshot_20220527_153336.jpg

  • Berfoto sama istri di lokasi Red Doorz*
    Lama juga kami mengambil gambar. Berulang-ulang sangkin senangnya. Usai kami berfoto maka lokasi kami tinggalkan. Sebagai masukan bahwa perlu ditingkatkan dan dijaga kebersihan agar pengunjung nantinya nyaman.Aku masih melihat plastik-plastik liar dan belum total bersih di lokasi. Serius dan semangat buat pengelola. Dan, beri petunjuk dijalan masuk yang agak menukik agar pengunjung tahu untuk lebih berhati-hati. Kalau perlu ditimbun lagi agar yang keluar dan masuk bisa tahu ada mobil yang akan melalui jalan.

Matahari sedikit lagi akan tengelam. Cahaya merah menambah indahnya pemandangan. Tidak lama lagi waktu magrib tiba. Kami bergegas meninggalkan lokasi dan menuju ke sasaran berikutnya, Hotel Mata ie Resort. Jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi Red Doorz. Sekali terkam gas secepat kilat mobil sampai ditujuan.

Kami telah tiba di lokasi. Tidak menuju ke Hotel utama. Kami langsung ke lokasi Mata ie Resort yang bawah. Ada ombak yang asyik bercengkarama. Menghantam keras tembok pembatas. Anak-anak tampak riang gembira menikmati sisa liburan di kota Sabang. Ada yang berani turun agak kebawah sampai celana basah dibalut air laut.

Aku hanya mengamati dari atas saja. Tentunya mengingatkan. Saat menikmati dan melihat sekeliling lokasi pandanganku tertuju pada seorang pria. Pria ini sepertinya tak asing bagi saya. Dengan kopiah salat hitam dikepala dan badan gempal asyik berjalan dengan temannya yang tua termakan usia.

Screenshot_20220525_094540.jpg

  • Berfoto dengan Tgk. Salamina, Kakankemenag Aceh Timur*
    Masyaallah seketika aku berteriak memanggil, "Salamina.. Hai Salamina". Kami berdua ngak menyangka bisa berjumpa di Sabang. Tak ada rencana. Beliau ada kegiatan Kementerian Agama dan lupa saya berdinas di Sabang. Saya memang tugas di Sabang.

Rasa rindu bertemu sahabat lama tak terbendung. Pertemuan yang tak disangka membawa kisah indah. Sekitar tiga tahun lalu Aku beberapa kali bertemu pada saat itu Aku bertugas di Lanal Lhokseumawe dan beliau sebagai Kakankemenag Aceh Utara.

Aku dan beliau adalah teman senasib dan seperjuangan dalam menuntut ilmu di IAIN AR-RANIRY (kini UIN) dengan tahun stambuk '91. Kebetulan Aku tinggal sama keluarga, tidak ngekos. Temanku ini semasa kuliah ngekos di Darussalam. Aku pernah tinggal dirumah kos nya selama tiga hari. Hidup mahasiswa ngekos memang dibutuhkan perengorbanan hebat. Rumah sempit beralaskan atap seadanya dan lantai langsung menginjak tanah serta satu tempat tidur (rusbang) dengan beralaskan tikar tipis. Aku pernah numpang tidur dan satu rusbang menikmati indahnya alam mimpi. Jangan berpikir negatif, kami bukan pasangan haram. Terpaksa karena hanya satu tempat tidur dan saling memperhatikan badan agar tak jatuh terjerembab ke lantai tanah. Beliau kalau kuliah naik sepeda dengan satu kopiah hitam setia dipakai kemana saja. Hai Teungku Salamina, panggilan akrabnya.

Sohibku ini termasuk rezeki anak saleh. Kinerjanya bagus di Kementerian Agama di Aceh. Amanah jabatan yang dipercayakan kepadanya adalah Kepala Kementerian Agama di Kabupaten dengan tiga kali menjabat pada lokasi berbeda. Beliau pernah menjabat Kakankemenag Aceh Temiang selama tiga setengah tahun. Kemudian sebagai Kakankemenag Aceh Utara selama lima tahun kurang 14 hari dan sekarang, tugas baru mendapatkan amanah sebagai Kakankemenag Aceh Timur. Tak semudah ini bisa tiga kali berturut-turut menjadi pejabat dilingkungan Kementerian Agama Aceh. Masyaallah Tabarakallah.

Kesempatan yang jarang ini diabadikan dalam memori foto dan dilanjutkan salat magrib bersama karena waktu magrib sudah tiba. Kami salat di surau kecil milik Hotel Mata oe Resort di dekat pintu masuk sebelah kanan. Tempatnya tidak terlalu besar namun muat untuk sekitar enam orang. Pemandangan malam hari Hotel Mata ie Resort indah juga. Sebenarnya Aku dan keluarga mau menikmati suasana senja dari hotel ternama, namun karena telat dan malam duluan tiba maka kami hanya bisa melihat gemerlap cahaya hotel yang mengoda.


Deburan ombak jelas terdengar. Suara jangkrik bersahutan bernyanyi seakan melihat bahagia Aku bisa berjumpa teman hebat yang pernah ada. Angin malam menjadi pelepas dahaga setelah seharian rasa gerah mendera dibawah sinar sang surya.

Screenshot_20220527_154714.jpg
Indahnya Hotel Mata ie Resort di malam hari
Waktu merayap pelan. Kami pun harus berpisah dan saling berdo'a agar berjumpa lagi dibawah ridha dan lindungan ilahi rabbi. Tgk. Salamina lanjut dengan giat kantornya.Aku menuju kota Sabang mencari makan malam. D Sagoe Coffee tempat tujuan.

Perjalanan dari Hotel Mata ie Resort menujunD Sagoe Coffee kurang lebih sekitar 20 menit. Kami tiba disana dan situasi belum ramai. Masalahnya habis salat Magrib pastilah sepi. Kami pesan makanan dan minuman. Semangat makan karena seharian perut keroncongan.Saat asyik makan malam suara azan isya tiba. Aku bergegas ke Mesjid Agung Babussalam sambil mengajak sedikit paksa putraku untuk tegakkan salat isya berjamaah. Waktu isya selesai dan Aku kembali minum kopi serta tak berlangsung lama kami semua kembali kerumah. Lelah dan bahagia bercampur sempurna. Semoga masih ada haru esok untuk mengulang kisah indah bersama. Semua pasti sudah diatur oleh sang Maha Pencipta, termasuk pertemuan yang tidak disangka Aku dengan teman lama. Tuhan lebih tahu akan maksud hati sang hamba. ***