SANDWICH GENERATION ITU ENGGAK ENAK !!!

in Steem SEA3 years ago

SANDWICH GENERATION ITU ENGGAK ENAK !!!

.
Screen-Shot-2021-04-07-at-1.17.40-PM-1536x724.png

Sumber

Pembicaraan tentang Sandwich Generation ini bermula saat teman vaforit ku bercerita tentang temannya bernama sebut saja Sohib bergaji belasan juta rupiah perbulan belum termaksud bonus, berkerja pada salah satu perusahaan ternama di Medan, tidak pernah merasa cukup memenuhi kebutuhan hidupnya dan harus mencari kerja sampingan lain. Padahal dengan penghasilan segitu untuk ukuran anak melenial harusnya sudah diatas rata-rata dan bisalah hidup sejahtera membiayai hidup pribadi. Tapi nyatanya penghasilan yang diharapkan anak melenial lainnya ini tidak pernah cukup dan selalu kurang, karena si Sohib sebagai anak tertua dari lima bersauadara harus membiayai hidup keluarganya, tidak hanya biaya rumah tangga tetapi juga keperluan pendidikan adik-adiknya dan memehuni gaya hidup orang tuanya. Menurut ku ini sangat berat sekali.

Sekilas, tidak salah apa yang dilakukan Sohib, itu merupakan bentuk pengabdian anak kepada orang tua yang sebanarnya orang tua beliau masih katagori sehat dan produktif. Bahkan suatu hal mulia Sohib membiayai pendidikan adik-adiknya meski harus terpaksa sedikit menyiksa diri karena harus mengurangi keperluan pribadi dan sulit untuk menabung. Namun apakah dia atau orang tuanya, dan kita yang mengetahui sekilas cerita hidupnya ini menyadari bahwa dia adalah bagian dari SANDWICH GENERATION ?.

Sumber

Dari cerita Sohib dapat diartikan bahwa jumlah pendapatan yang sama pada orang yang berbeda akan bernilai berbeda juga sesuai dengan kebutuhan biaya dan gaya hidup. Orang seperti Sohib mungkin merasa pendapatan segitu masih sulit mengatur keuangan agar cukup dan dapat ditabung, namun pada orang lain bisa saja cukup bahkan lebih, semua tergantung dengan beban hidup.

Sandwich generation sebagai orang dewasa yang terjepit di antara orang tua lansia dan anak yang semakin tumbuh dewasa. Mereka yang berada di posisi ini harus menanggung biaya hidup orang tua, anak, sekaligus diri mereka sendiri. Kondisi ini jelas membuat mereka tak jarang merasakan stres karena tekanannya yang cukup besar (Miller, 1981). Sandwich Generation: Antara Bakti dan Derita

mm11.jpeg

Sumber

Istilah Sandwich Generation sepertinya masih terdengar asing di telinga kita, padahal praktiknya nyata di tengah kehidupan apa lagi bagi perekonomian menengah kebawah. Tanpa disadari saat anak lahir kedunia seperti suatu investasi atau celengan bagi orang tua yang mengharuskan anaknya “membalas jasa” karena telah membesarkan dan mengurus si anak, padahal seharusnya itu adalah hak anak dan kewajiban orang tua. Aku tidak mengatakan ini salah, tapi bukankanh sebenar-benarnya orang tua tidak akan menuntut balas budi dari anaknya, dan sebaiknya anak adalah anak yang berbakti pada orang tua tanpa paksaan.

Bukan Cuma Sohib, aku dan teman ku juga bagian dari Sandwich Generation namun tidak se-ekstrim cerita Sobih, kami memang memiliki tanggungan wajib di rumah dan tanggungan lainnya yang bukan merupakan keperluan pribadi, tapi diluar itu masih bisa sedikit menabung dan memenuhi beberapa keinginan.

Sejauh ini tidak memungkiri terkadang ada saat-saat berat yang mengharuskan kita memilih mendahulukan antara kebutuhan dirumah, keinginan orang tua atau kebutuhan dan keinginan kita pribadi, ini saja terasa sedikit berat padahal status belum menikah, lalu bagaimana yang di rasakan dengan Sohib? aku sih salut dengannya sekaligus prihatin seperti antara berbakti dan derita.

Income x DAN Case Study (1).png

Sumber

Dari cerita teman ku ini, kami membahas banyak hal yang harus diubah saat menjadi orang tua di masa depan nanti, ada tiga poin penting yang ingin kami rubah yaitu memutus Sandwich Generation , Toxic relationship dan tidak menerapkan Genderless. Namun pada postingan ini aku membahas terkait Sandwich Generation, dan untuk dua point lainnya akan di bahas pada postingan selanjutnya.

Kenapa kami ingin memutus Sandiwch Generation?

.
Karena kami menyadari menjadi bagian dari sandiwch generation itu benar-benar tidak enak, seperti terjepit diantara harus memenuhi keperluan pribadi, orang tua dan keperluan lainnya. Tidak ingin memberatkan anak kelak dewasa nanti, kami memahami bahwa sudah menjadi kewajiban dan keharusan bagi orang tua memehuni hak anak untuk tumbuh dan berkembang dengan relegius dan cerdas.

Sebagai bagian dari sandiwch generation berkeinginan ini berakhir di kami. Tidak ingin anak kelak harus membiayai kebutuhan dan gaya hidup orang tuanya di masa tua, tidak ingin mengalami nasib yang sama seperti Sohib, atau seperti senang menghabiskan hartanya tanpa memikirkan persiapan masa depannya.

)
Sumber

Aku dan teman ku juga setuju untuk tidak beranggapan bahwa anak yang lahir kedunia atas permintaan kita merupakan investasi dan celengan masa tua yang mengaharuskannya membalas jasa kita. Ibarat menanam bunga, kami lebih setuju menikmati keindahan dan aromanya dari jauh, layaknya kesuksesan anak yang telah berhasil meraih mimpinya dan menjadi pribadi yang dibutuhkan banyak orang, rasanya itu lebih membanggakan.

Memutus sandiwch generation bukan berarti melepaskan anak dan membiarkannya menghilang tanpa perduli lagi dengan orang tuanya setelah dia dewasa nanti, ini lebih kepada konsep persiapan finansial di masa tua. Memahami bahwa tidak ingin menjadi beban anak setelah dewasa yang akan memiliki tanggungan hidup pribadi apa lagi telah berkeluarga.

Pada dasarnya setiap orang tua tetap ingin anaknya berbakti tanpa paksaan dan tidak memberatkan, biarkan semuanya terjadi secara natural sebagai penghargaan bahwa orang tuanya telah berhasil mendidiknya. Bentuk berbakti yang diharapkan bukan hanya sekedar bantuan finansial namun juga rasa sayang merawat orang tua yang sudah tidak bisa beraktifitas secara mandiri lagi.

Sumber

Namun untuk mewujudkan keinginan itu perlu kerja ekstra dari sekarang, mulai merencakan keuangan, diluar penghasilan tetap jika memungkinan menghasilan rupiah dari job lain atau hobi, belajar investasi atau jika memiliki modal membuka bisnis pribadi, tentunya juga harus menerapkan sistem wajib menabung yang di khususkan untuk dana darurat di waktu depan.

Jika di masa tua akhirnya pun masih hidup susah, tidak dapat mengahupus Sandiwch Generation dengan alasan satu dan lain hal, maka Sandiwch Generation itu akan tetap terus berjalan, karena tanpa di minta sebagai seorang anak tidak akan tega melihat orang tuanya kesusahan, dengan alasan berbakti akan tetap membantu sekalipun keadaannya dalam kondisi sulit.

Terimakasih sudah singgah dan membaca postingan ini, aku yakin sobat steemians juga pasti punya pendapat lain mengenai Sandiwch generation, aku akan sangat senang jika sobat steemians mau berbagi pendapat dan berdiskusi di kolom komentar.

.
.
.
.
.
.
.

Best Regards
@intansariritonga

Sort:  
 3 years ago 

nyaman kali baca postingan ini, seperti melalak dalam kehidupan yang baru dan membuka mataku tentang keberadaan Generasi Roti Lapis ini...Nggak diskusi dulu yaa, ada kerjaan dikit.

I'll be back later

Makasih kak @cicisaja , selamat melaksanakan tugas, padahal aku berharap kakak ngasih pendapat tentang sandwich generation 😅

 3 years ago 

tenang... aku pasti kasih pendapat, cuma kalau sambil kerjain yang lain, nanti asal keluar ..hahahaha

Siap siap, ahaha

 3 years ago 

Sandwich Generation :))

Me too.

Kita di posisi yg sama pal, jadi emang bener bener penting membuat perencanaan keuangan mulai dari sekarang

 3 years ago 

Got it, thanks 😁

 3 years ago 

Ayo jadilah generasi berencana.. ✌️😁

Dulu pernah punya motto "hidup santai masa depan cerah" tapi jelas sekarang nggak bisa dipakai lagi kan. Keren kak @intansariritonga

Masih bisa sih, kalo kerja santainya menghasilkan jumlah rupiah yg besar dan enggak punya tanggungan, tapi nyata negara api dan negara air tak pernah bersatu 😂

 3 years ago 

itu mah keinginan semua orang kayaknya kak, kerja santai rupiah besar, goyang-goyang kaki dapet uang.. hehehe.. 😂

 3 years ago 

Ngikut ajalah hahaha

Mau ngikut kemana pak? 😂