Romantika Apa Kaoey dan Asmimara dalam Janji Koh Lipah Pula Lipah

in Steem SEA3 years ago

Ini cerita lama tentang romantika masa muda Apa Kaoey dengan Asmimara yang coba Nyak Kaoey ceritakan lagi kepada kalian semua tetang janji koh lipah pula lipah yang romantis dan melegenda itu.

Pada zaman Nyak Kaoey masih kecil, terkenal sandiwara radio Apa Kaoey dan Asmimara, Dalam sandiwara itu dikisahkan bahwa Apa Kaoey harus mampu menjawab hiem yang diajukan Asmimara sebagai syarat diterima cintanya.

Hiem, merupakan seni adu pikir dan olah kata yang berkembang dalam masyarakat Aceh. Lebih dikenal dengan sebutan haba peukateuén ureuéng tuha. Sayangnya kini tak lagi berkembang, kalau tak elok disebut hilang. Maka Nyak Kaoey ceritakan lagi di sini.

Menulis tentang hiem, itu Nyak Kaoey teringat pada janji koh lipah pula lipah dalam sandiwara Apa Kaoey dan Asimara. Sandiwara era 1980-an itu sangat digemari rakyat Aceh. Kepiawaian Apa Kaoey meuhantôk haba untuk memikat Asmamira bagitu hidup dan elegan.

Hiem yang disampaikan bahasa meuantôk sekilas seperti pantun. Antar hiem dan panton meski beda, tapi dalam perkembangannya tak bisa dipisahkan, bahkan saling mendukung.

Sebagai contoh ketika Asmamira berkata pada Apa Kaoey: koh lipah pula lipah, pucôk jih reubah u dalam paya, meunyoë hiem nyoë neupeuglah, jadéh meunikah geutanyoë dua (tebang nipah tanam nipah,pucuknya rebah ke dalam kolam, kalau teka-teki ini bisa kanda jawab, jadilah kita menikah berdua).

Contoh hiem lain, Ta ek u gle koh bak jeumeureu, keudeh tasadeu bak kaye raya, biet kilat khum geulanteu, kabeh meusiseu dalam blang raya. Jawaban hiem tersebut adalah kodok dimusim hujan. Hal ini dijawab Apa Kaoey dengan bahasa sendiri, bak tajak-jak meuteumei situek, bak ta duek-duek cob keu tima, phop le dichen phop le di duek, nyang keuh cangguek musem keanoeng sa.

Jelas terlihat dalam hiem dan jawabannya tadi ada bahasa meuantôk sehingga akan terasa lebih indah ketika didengar. Karena hiem itu bisa dijawab oleh Apa Kaoey, Asmimara menambahkan na saboeh cicem jiphe u laoet, jigieng u likoet aneuk jih kana, jijak-jiwoe umpeun lam reugam, cuba hai rakan gata boh makna.

Makna dari hiem tadi adalah orang yang sedang menulis ditamsilkan sebagai laut, jemari yang menggenggam pena ditamsilkan sebagai burung membawa makanan dalam genggamannya. Hiem itu pun mampu dijawab Apa Kaoey dengan bahasa meuantôk.

Bahasa meuantôk dalam hiem bertambah menarik ketika diucapkan dengan irama yang indah. Selain itu masih banyak hiem yang diajukan Asmamira, seperti bak dilaôt boh di darat, yang merupakan hiem terdapat boh pukat (buah alpokat), kemudian bulan sabit dan bintang lewat hiem, bu saboeh situek meusipreuk saboh donya.

Semua hiem yang diajukan dalam bahasa pengantar yang meuantôk dan berirama oleh Asmamira tadi, mampu dijawab oleh Apa Kaoey. Jadilah janji koh lipah pula lipah terlaksana. Apa Kaoey pun menikah dengan Asmimara.

nyak kaoey (1).jpg
Penampakan Nyak Kaoey perawi kisah Apa Kaoey dan Asmimara yang berhasil dijepret paparazi suatu ketika [Foto: ata jameun]

Sort:  

Oh...cinta memang beda...😂😂😂

 3 years ago 

Na rencana meuhiem man ngon someone?