Salah Aweuek Bek Taplah Beulangong, Salah Inong Bek Aneuek Tatampa

Hidup pasti punya masalah, namanya juga kehidupan, tapi masalah harus diselesaikan secara bijak. Tulisan singkat ini hanya sebuah renungan untuk kita semua.

Dalam hidup ini siapa yang berbuat dialah yang harus bertanggugjawab. Tidak boleh lempar batu sembunyi tangan. Setiap perbuatan ada konsekuensinya. Ada akibat, ada dampak yang ditimbulkannya. Orang Aceh bilang, soe nyang meuaneuk, ponyan keuh nyang madeueng.

Tapi kenyataan dalam kehidupan tetap saja ada hal-hal yang terjadi di luar koridor. Kalau tidak ada pembangkangan, maka tak akan adanya hukum, kredo dan aturan bermasyarakat. Taat atau tidak seseorang itu, sangat ditentukan oleh didikan orang tuanya. Bahasa gaulnya dalam masyarakat Aceh disebut lagee nang meunan aneuek atau lagee u meunan minyeuek, lagee ku meunan aneuek. Tabiat orang tua sedikit banyaknya pasti turun kepada anaknya. Itu namanya genetika.

Dalam bahasa yang lebih gaul lagi, oleh Endatu orang Aceh tempo dulu disebutkan, paloe reudeueb seubab rungiet, paloe aneuek miet salah ureueng tuha. Jadi tak mudah menjadi orang tua. Ada tanggung jawab besar terhadap anak-anaknya agar tidak jadi paloe.

Namun dalam pada itu, sering kita baca di media, ada kasus, seseorang demi anaknya tega menistakan anak orang lain, peudeuk aneuek gob, peutroe aneuek droe. Ini juga tabiat yang tidak baik, mencari keuntungan atas penderitaan anak orang lain.

Sebaliknya ada juga yang mengabaikan anak sendiri demi anak orang lain, peudeuk aneuek droe, peutroe aneuek gob. Ini juga lebih berbahaya, yang seperti ini biasanya orang-orang yang lalai, mabok ngon piasan donya.

Kiasan lainnya sering digambarkan dalam istilah pijuet nang tumbon aneuek. Ini maksudnya bisa berbeda, tergantung di mana istilah itu dipakai. Kalau dalam rumah tangga merupakan sesuatu yang wajar, orang tua bersusah-susah untuk mensejahterakan anaknya.

Tapi istilah itu akan bermakna lain jika dipakai pada dunia usaha, pijuet nang tumbon aneuek dalam dunia usaha bisa bermakna, pemberi modal rugi, sementara yang mengelola modal memperoleh keuntungan.

Terakhir sebagai penutup Nyak Kaoey kutip bahasa gaul tempo dulu lainnya. Ada istilah yang mengatakan seubab bak meusawak situek, seubab aneuek metaloe ngon ma. Ini bermakna hubungan anak dengan orang tua tidak bisa dipisahkan, meski pun kedua orang tuanya sudah bercerai, anaklah yang menjadi penghubung keduanya.

Yang penghabisan, [tadi yang terakhir ya]. Kalau sayang kepada anak didik dan jagalah dia dengan baik, hingga berguna untuk masyarakat. Anak pun harus berkhidmat kepada kedua orang tuanya agar mendapat berkah dunia akhirat. Kata Nyak Kaoey dalam hadihmaja sayang keu aneuek beuget tapapah, sayang keu nang-bah beuget tajaga.

Baik-baiklah dalam berumah tangga, jangan sampai karena persoalan ekonomi membuat perpecahan. Ironis kita membaca di media, selama Januari sampai Agustus 2021 di Mahkamah Syariah Lhokseukon ada 1.011 kasus gugat cerai, sebagian besar disebabkan oleh persoalan ekonomi.

Kalau ada masalah dalam kehidupan rumah tangga selesaikanlah secara baik-baik, panggil seulangke atau orang yang dituakan untuk menyelesaikannya. Salah aweuek bek taplah beulangong, salah inong bek aneuek tatampa. Sekian petuah hari ini, semoga bermanfaat.[]

Jadilah seperti bubong tempat berlindung kala terik dan hujan [foto: ata droe]