The Diary Game Selasa 26 November 2024: Shering Itu Perlu.
Assalamualaikum Wr Wb
Salam sahabat steemit
Sahabat setia steemit sekalian, di kesempatan hari ini, seperti biasa aku akan berbagi aktivitas keseharian aku untuk teman steemean dimanapun berada. Malam harinya aku sudah tidur dirumah orang tuaku di kampung halaman. Bangun pagi aku lansung mandi dan menunaikan ibadah shalat subuh di rumah, kemudian aku lanjut sarapan pagi untuk memulai aktivitas hari ini.
beli baju di toko apin store
Pukul 09.30 waktu Indonesia Barat, aku menuju kota Lhokseumawe. Aku melangkah menuju Apin Store, toko pakaian favoritku yang sudah lama menjadi langganan. Setiap kali berbelanja di sini, aku selalu kagum dengan koleksi pakaian berkualitas tinggi yang mereka tawarkan, ditambah harganya yang sangat bersahabat di kantong.
Sesampainya di toko, aku langsung disambut oleh pekerja toko yang ramah. Mereka membantu mencarikan baju sesuai keinginanku. Mata tertuju pada sebuah kaus berkerah namun elegan. Bahannya lembut, potongannya pas, dan warnanya cocok sekali dengan gaya favoritku. Aku mencobanya di ruang ganti, dan hasilnya memuaskan.
Saat membayar, aku sempat negosiasi lagi harganya, akan tetapi harganya sudah pas dan tidak bisa dikurangi lagi, kecuali kita beli dengan jumlah banyak. Dengan senyum puas, aku meninggalkan toko sambil membawa baju baru.
kopi saring hitam
Setelah puas berbelanja pakaian di Apin Store, Lhokseumawe, aku memutuskan singgah di warkop Auzi di kampung. Aroma kopi hitam saring khas tempat ini segera menyambutku, menggoda untuk duduk sejenak. Aku memesan secangkir kopi dan menikmatinya perlahan, merasakan perpaduan rasa pahit yang sempurna dengan sentuhan kelembutan. Suasana warkop sederhana, sambil ngobrol dengan auzi yang kebetulan dia rekan aku juga, membuat suasana semakin hidup. Kopi itu tak hanya menghilangkan lelah perjalanan, tetapi juga membangkitkan rasa nostalgia akan hari-hari sederhana. Sesaat, dunia terasa berhenti, hanya ada aku, secangkir kopi, dan cerita-cerita kecil bersama rekan.
pangkas rambut
Setelah menikmati secangkir kopi hangat di warkop Auzi, aku memutuskan menuju ke tempat pangkas Bang Hamdani. Rambut di bagian samping sudah mulai terasa mengganggu, terlalu panjang untuk selera rapi yang biasa. Suasana pangkas rambut seperti biasa, penuh dengan canda ringan aku dan bang hamdani. Bang Hamdani, dengan keterampilannya, mulai merapikan rambutku. Ragum pangkas bekerja cepat namun teliti, memotong tepat di batas yang kuinginkan. Hari ini dimulai dengan sederhana, tapi kepuasan kecil dari potongan rambut rapi membuatku merasa segar menghadapi apa pun yang datang.
obrolan ringan bersama bang junaidi
Malam harinya, di toko kelontong Bang Junaidi, suasana hangat terasa. Saya dan Bang Junaidi duduk di bangku depan meja kasirnya, ditemani minumam botol dari kulkasnya. Kami berbincang panjang lebar, membahas perubahan di desa. Ia bercerita tentang saat memualai usahanya dulu, toko itu hanya sebuah warung kecil dengan dinding kayu. Bang Junaidi, dengan bijaknya, berkata, “Semua butuh waktu, tapi harus ada kesabaran dalam suatu usaha, apa pun bisa tercapai.” Percakapan itu membuat saya pulang dengan pikiran penuh semangat dan rasa syukur atas hubungan hangat di komunitas kecil kami.
Sahabat sekalian, itulah cuplikan pemaparan diary aku pada kesempatan hari ini. Saran dan komentar terbaik sangat saya harapkan dari sahabat semua. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam aku menulis postingan ini, Wassalam.