Collective Thoughts of Jun Imaginer #4 : Klise

in Steem SEA3 years ago (edited)

Selamat datang kembali di
Collective Thoughts of Jun Imaginer.
Sebuah serangkaian penuangan kumpulan buah pikiran karakter Jun Imaginer yang menurut hemat penulis sebaiknya di'tuang'kan demi memenuhi kepuasan diri.

WhatsApp Image 2021-10-10 at 11.48.36 (1).jpeg

Hai,

Melanjuti buah pikiran sebelumnya,
People scare for what they don't understand: Orang-orang takut (khawatir) akan apa yang mereka tidak mengerti. Jadi, jika seseorang masih dibayang-bayangi oleh rasa ketakutan akan apa yang akan mereka dapati bahkan takut akan kebenaran yang sejati. Maka sering kita dapati mereka masih enggan untuk diberitahu meskipun memberikan gestur mengangguk atau hanya diam, mereka bersikap defensif.

Ketakukan ini menurutku adalah sebuah default system: OS bawaan pabrik tertanam pada diri manusia sebagai sistem pertahanan diri dari makhluk buas pemangsa semenjak berabad-abad lamanya yang bersembunyi mengendap-endap dari balik semak dalam kegelapan malam.

WhatsApp Image 2021-10-10 at 12.16.05.jpeg

Dibawah temaramnya lautan kelip bintang dan sinar rembulan, agar tak hanya memikirkan tentang rasa takut dan marabahaya, sekelompok kecil manusia yang melingkari api menghabiskan waktu malam mereka bersuara riuh dengan teriakan dan tarian dan hentakan kaki ke tanah, dentuman batang kayu ke permukaan batu dan kulit untuk membuat gaduh agar membuat binatang buas dan melata jauh menghindar. Dilain kesempatan, saling bercerita hasil tangkapan berburu, mendengar petuah tetua dan cerita-cerita keajaiban supernatural dan larangan-larangan superstisi yang diwariskan dari turun temurun.

Sebaliknya, ada juga fenomena kekhawatiran dan ketakukan datang bukan karena apa yang mereka belum ketahui namun sejujurnya tahu akan kebenaran yang sebenarnya sedang mereka jalani namun mereka menolak untuk menerima kenyataan tersebut.

- - - - - ; - - - - -

WhatsApp Image 2021-10-10 at 11.48.37.jpeg

Menurutku ada yang aneh dengan emoji. Bukan emoji nya, emoji hanya alat. Pembicaraanku ku arahkan ke si pengguna emoji.

Halah, emoji aja pun. Pa-ansi?
iya, tapi gini...

Kita flashback dengan cepat dan singkat mundur berabad-abad dulu. Dahulu kala, manusia yang menghuni gua sebagai tempat tinggal meninggalkan pesan dan cerita dengan simbol dan gambar sederhana di dinding gua karena keterbatasan aksara dan ketiadaan media sosial dimasa itu. Sepakat kita dong ya kan.

Yang tidak ku sepakati adalah dengan "kebanjiran" alat media komunikasi berabad-abad setelahnya di masa depan yaitu masa sekarang saat anda membaca tulisan ini, apa masih perlu membubuhkan emoji disandingkan dengan sebaris-dua baris pesan yang ingin disampaikan. Apa kata-kata kurang cukup menyampaikan informasi dan ekspresi yang ingin diterima oleh si penerima pesan. Apa si pengirim pesan kurang kompetibel untuk menyampaikan pesan yang ekspresif atau bahkan ada kekhawatiran dan ketakutan yang tanpa sadar bahwa si penerima pesan tidak mampu menangkap pesan yang ingin disampaikan sesuai dengan ekspresi si pengirim pesan.

WhatsApp Image 2021-10-10 at 11.48.36.jpeg

Kan memang emoji sendiri berada dan beredar ditengah-tengah kita tanpa ada yang mengajari penggunaannya semenjak usia balita di PAUD/Sekolah Dasar dan seterusnya. Memangnya ada Tutorial atau Panduan dan Etika Pengaplikasian EMOJI yang Tepat Guna Dalam Berkomunikasi, nggak ada kan ya!? Apa perlu muntah beneran 🤮 baru membalas pesan jika menerima chat yang menjijikkan. Apa emoji 🤣 yang diterima memberi tahu bahwa si pengirim benar-benar tertawa terbahak-bahak di seberang sana?

- - - - - ; - - - - -

Idealisme-nya, Jun Imaginer menuntut "ideal" dari orang-orang yang tidak ideal dari dunia yang tidak ideal pula. Sehingga drama demi drama, kutipan sepenggal, out of context dan penafsiran sendiri yang misleading berkumpul dan menjadi fenomena klise yang membentuk pola dan berulang-ulang. Mereka yang ketakukan menyebutnya keajaiban dunia.

- - - - - ; - - - - -

Sekian dari saya, sampai ketemu di sesi berikutnya.

  Jun Imaginer

Sebagian dari reward tulisan ini disumbangkan ke program @steem.amal. Semoga berkah dunia akhirat

Sort:  

bagian teuh jih wak?

 3 years ago 

💩 emot ini mksudnya apa jun??? Ane udh dua tahun 7 bulan lebih tiga belas hari mengkaji tapi tidk menemukan jawabannya...

Begini my lord...
[tarik nafas, Whooosah...]

Emoji "tahi" disimbolkan dengan gambar tumpukan kotoran (sudah jelas) juga dibubuhkan dengan mata besar dan senyum kartun agar "friendly" dan tidak terlalu menohok. Yang dimana memberikan pesan atau isyarat kekecewaan, ketidaksetujuan, nasib buruk/sial (shit in english) dan atau memang seperti sifat "tahi" itu sendiri -ngga penting- persis seperti ngga pentingnya saya bahas komentar ini.

Aah 💩 laa...

 3 years ago 

Omaigatt, deep bgt.

hahahaha