Makan Kuah Beulangong di Sekretariat Panahan
Sahabat Steemian,
TIGA hari lalu, saya mengunjungi kompleks Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh. Setelah kelar Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024, baru kali ini saya benar-benar berselancar lagi ke sini. Venue utama, lapangan bola, sudah pasti masih berdiri angkuh. Terlihat gagah. Tak bisa dibantah. Dia menjadi magnet baru bagi banyak warga. Khususnya untuk jogging pada sore hari.
Salah satu venue lain yang menarik saya adalah venue Panahan. Bangunan yang dibangun pakai dana Anggaran Belanja Pemerintah Aceh (ABPA) ini di bawah kendali Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh. Selanjutnya akan diserahkan kepada lembaga terkait yakni Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Provinsi Aceh.
Lapangan ini juga akan dipakai oleh siswa-siswa Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar. PPLP merupakan wadah untuk membina dan mengembangkan bibit-bibit olahragawan pelajar potensial. PPLP selama juga di bawah kendali Dispora. Dengan adanya lapangan yang refresentatif, diharapkan bisa melahirkan atlet-atlet potensi. Mereka kemudian yang membeli Aceh di PON selanjutnya.
Tempat ini diharapkan menjadi pabrik pencetak atlet pahanan berprestasi di masa yang akan datang. Pada hari Minggu kemarin, pengurus Perpani Aceh membuat acara silaturrahmi pengurus baru. Acara ini diawali dengan acara makan-makan dan ramah tamah para pengurus baru. Hujan turun sebelum acara dimulai.
Hujan cukup deras. Di sinilah terlihat kurangnya bangunan baru ini. Meski masih dalam tahap pemiliharaan dari pengembang. Hujan yang turun langsung jatuh 30 centimeter dari pintu masuk. Ternyata atap tribun yang dibangun cukup pendek. Dari sisi struktur bangunan tentu ada minusnya. Apalagi setelah dipergunanan oleh penerima manfaat.
"Seharusnya, atap itu lebih menjorok ke depan antara 1 atau 2 meter. Jika ini dilakukan, pasti air hujan tidak langsung jatuh ke teras bangunan. Tempias pun rasanya sulit masuk jika atap tribun dibangun secara benar.
Foto-foto Silaturrahmi Pengurus Perpani Aceh
Semua tamu undangan menikmati makan sore dengan menu utama kuah beulangong
Kita tinggalkan dulu bangunan yang menurut saya masih bermasalah itu. Ditimpangi hujan deras plus angin ini, satu persatu tamu datang. Rata-rata yang masuk kaum kampus. Para akademisi. Bahkan guru besar (profesor). Sesuatu yang wajar, mengingat Ketua Perpani Aceh saat ini juga seorang profesor. Prof DR Nyak Amir, M.Pd.
Profesor Nyak Amir sudah dua periode memimpin Panahan. Hasilnya tidak mengecewakan. Organisasi juga berjalan dengan baik. Berkat dukungan dari Kementerian, Perpani Aceh juga acap menggelar kejuaraaan, baik level daerah maupun tingkat nasional. Hujan turun semakin lebat. Saya tidak menunggu hujan reda. Saya harus pamit sebelum acara selesai.
Sore ini, komplek SHB memang padat. Maklum, malam harinya akan dipakai untuk pertandingan sepakbola Liga 2. Persiraja Banda Aceh menjamu Dejan FC. Suasana di lintas luar yang biasa dipakai publik juga sudah mulai dipenuhi warga. Ada yang jogging, ada juga yang sekadar lihat-lihat pintu masuk untuk pertandingan malam harinya.
Tanpa menanti hujan berhenti. Saya langsung pergi. Ada urusan lain yang sudah menanti. Terima kasih sudah singgah dan membaca postingan saya hari ini.