The Diary Game | 10 November 2021 | Temani Istri Hadiri Peringatan Hari Pahlawan

in Steem SEA3 years ago
Assalamu'alaikum semua steemian, semoga selalu sehat walafiat, mudah rezeki dan bahagia...

••• TENTANG GIATKU •••
Pagi ini saya terbangun sesuai dengan waktu yang saya rencanakan. Tepat jam 05.55 WIB. Ini lebih telat setengah jam dari waktu istriku bangun. Sesuai rencana, hari ini kami akan berangkat ke anjungan Papua di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk acara peringatan hari sumpah pemuda dan hari pahlawan. Semua panitia diharuskan sudah berada di lokasi tepat jam 08.00 WIB.

Acara peringatan hari nasional ini digagas oleh Forum Persatuan Kebangsaan (FPK) Jakarta Timur. Dan istriku salah satu yang berada di dalam strukturnya. Sedangkan aku hadir kesana sebatas untuk mengantar dan menunggunya hingga acara selesai. Katanya, acara ini hanya berlangsung hingga siang saja. Selanjutnya para panitia akan berangkat ke Taman Makam Pahlawan untuk acara tabur bunga.

Setelah berkendara sekira 20 menit, kami pun sampai di anjungan Papua. Kami memilih parkir di depan wisma Matoa. Ini adalah penginapan yang berada dalam lokasi anjungan. Sialnya, setiba di anjungan hanya ada tiga orang panitia saja. Namun ini tidak menjadi soal, karena memang begitulah tabiat buruk masyarakat Indonesia. Hampir selalu tidak pernah tepat waktu dan sebaiknya ini jangan ditiru.

Jam sudah melewati dari waktu yang ditentukan untuk pembukaan acara. Lagi-lagi para panitia dan tamu belum semua nampak batang hidungnya. Aku hanya duduk di salah satu sudut taman sembari menikmati kopi yang kubawa dari rumah. Seperti biasa, menikmati kopi tetap ditemani oleh kretek merah.

Akhirnya, sekitar pukul 09.20 WIB acara pun dimulai di aula Cendrawasih anjungan Papua. Ini telat 1 jam 20 menit dari waktu yang diagendakan. Lagi-lagi semua dipaksa untuk dan harus maklum.

Sekira setengah jam acara berlangsung, saya yang tidak terdaftar di kepanitiaan pun harus ikut andil. Kali ini saya diminta untuk menemani salah seorang panitia guna mengambil nasi kotak yang sudah dipesan di anjungan Lampung. Tak butuh waktu lama, 120 nasi kotak pun sudah tersusun berada di lokasi kegiatan. Beberapa orang langsung menyerbu walau sebenarnya belum tiba waktu makan siang.

Usai tugas yang sebenarnya tidak menjadi tanggungjawab saya, kembali saya ke sudut taman untuk bersantai. Namun rasa suntuk sudah mulai menyerang. Untuk menghilangkannya, saya pun mencoba keliling anjungan untuk melihat replikasi budaya Papua yang tersedia disana. Beberapa patung orang Papua saya jepret tanpa permisi dan mereka diam saja. Itu karena mereka hanyalah patung.

"DALAM ACARA TERSEBUT TERLIHAT SANGAT KEMAJEMUKAN ADAT DAN BUDAYA BANGSA YANG BERNAMA INDONESIA."
Waktu sudah memasuki dhuhur, acara belum jua selesai. Namun ada beberapa tamu pamit lebih dulu sebelum acara usai. Beberapa tamu lainnya di dalam ruangan masih setia berada di lokasi acara sambil duduk mendengar orasi kebangsaan. Sebagian kecil juga nampak di luar ruangan sedang asyik bercengkrama sesama mereka. Ini pertanda acara akan segera berakhir setelah orasi kebangsaan yang dipaparkan oleh salah seorang tetua Papua.

Begitu acara usai, mulailah para tamu menyantap makan siang berupa nasi kotak yang aku ambil tadi. Kali ini aku sudah di depan aula Cendrawasih. Aku hanya mengamati saja ragam kelakuan panitia dan tamu undangan. Seperti acara pada umumnya, kebanyakan dari mereka tak lengkap rasanya tanpa ikut berpose sejenak di beberapa lokasi yang dianggap menarik. Saya hanya melihat saja tingkah polah para tamu yang datang dengan latar belakang berbeda. Pikirku, inilah fenomena kaum sosialita yang harus dimaklumi.

Usai makan siang, maka selesailah sudah seluruh rangkaian acara yang digelar. Selanjutnya sebagian besar menuju TMP Kalibata untuk acara tabur bunga. Untuk acara ini, aku dan istriku tidak berniat pergi. Dan kami pun memutuskan untuk segera menuju rumah saja. ***

Wassalamu'alaikum...

Terimakasih atas dukungannya,
@pieasant_walking while studying