The Diary Game | 13 November 2021 | Karena Gunung Bukan Tempat Sampah

in Steem SEA3 years ago
Assalamu'alaikum semua steemian. Semoga selalu sehat walafiat, mudah rezeki dan bahagia...

••• TENTANG GIATKU •••
Ada yang istimewa hari ini dalam giatku. Setelah seharian bergiat di kebun, sekira pukul 13.24 WIB istriku mengabari lewat telepon bahwa malam ini akan ada acara satu dekade Trashbag Community. Peringatan hari jadi komunitas peduli sampah gunung ini berlangsung selama dua hari, mulai 13-14 November 2021. Undangan acara ini diterima oleh istriku selaku salah seorang pembina di DPD Trashbag Community Bogor.

Menindaklanjuti kabar yang datang dari istriku, tepat setelah ashar dan setelah berbenah usai bergiat, aku segera mandi dan bersiap-siap berangkat turun ke Stasiun Kereta Api Kota Bogor untuk menjemput kedatangan istri dari Jakarta. Kata istriku, mungkin akan sedikit terlambat karena di Jakarta sedang hujan deras saat ia akan berangkat dari rumah.

Perjalanan ku menuju Kota Bogor kutempuh sekitar 45 menit saja. Sebenarnya bisa lebih cepat, namun kondisi lalu lintas yang macet di beberapa persimpangan membuat motor harus berjalan lebih pelan. Sesampai di stasiun, kembali aku harus menunggu, karena kereta yang ditumpangi istriku belum juga tiba. Dari shareloc yang dikirim oleh istriku, kereta akan tiba dalam 30 menit ke depan.

Untuk menghibur diri sembari menunggu kedatangan kereta, aku pun menyulut beberapa batang kretek. Kali ini aku tidak memesan kopi yang dijual di samping stasiun. Akhirnya, orang yang ku nantikan pun tiba. Kuambil daypack yang ia bawa di punggungnya, kutempatkan di depan dan kami pun berangkat menuju lokasi acara. Saat ini waktu sudah 17.05 WIB.

Dalam perjalanan kami berhenti di salah satu warung pecel lele di jalan menuju puncak. Ini karena istriku lapar dan ia ingin makan pecel lele. Memanglah...

Tak berselang lama usai makan, kami kembali melanjutkan perjalanan. Suasana lalu lintas menuju puncak nampak semakin padat seiring waktu memasuki magrib. Maklumlah, kata istriku puncak memang menjadi tempat liburan akhir pekan orang-orang Jakarta yang sudah sepekan penat dengan berbagai rutinitas dan pekerjaan mereka.

Sekira satu jam di jalan, dengan panduan google map, akhirnya kami pun sampai di lokasi. Kelap-kelip lampu di area acara sudah terlihat begitu kami memasuki area parkir. Setiba kami disana acara sudah berjalan beberapa menit. Dan kami segera bergabung dalam keramaian peserta dan tamu undangan yang datang.

"MILAD SATU DEKADE KOMUNITAS BERJARGON 'GUNUNG BUKAN TEMPAT SAMPAH' INI DIINISIASI OLEH TRASHBAG DPD BANTEN DAN JAKARTA. GELORA SATU DEKADE INI JUGA DISELENGGARAKAN SERENTAK DI BEBERAPA KOTA LAIN DI INDONESIA."
Saat acara seremonial berjalan, awan hitam nampak sudah memenuhi langit sekitar. Namun acara masih dilanjutkan dan berharap hujan tidak dulu datang. Usai pemotongan tumpeng dan saat makan bersama, di antara letusan-letusan kembang api bertanda suka, gerimis pun mulai turun. Namun acara makan bersama tetap saja dilanjutkan. Hujan baru benar-benar turun saat acara hiburan akan digelar.

Karena acara tidak mungkin lagi dilanjutkan di luar ruangan, terpaksa acara harus dipindahkan ke aula. Itu adanya di lantai tiga villa Ronatama 2. Disini panitia terlihat sibuk memindahkan semua peralatan yang akan dipakai untuk acara. Aku yang belum menyeruput kopi sejak kedatangan pun akhirnya langsung menuju ke aula. Sebab kata panitia, di aula tersedia kopi.

Usai semua perlengkapan berada di aula, peserta pun satu persatu mulai memenuhi ruangan. Aku yang sedari tadi sudah disana hanya duduk di sudut sembari menikmati kopi. Dan mulailah acara kembali dilanjutkan. Dimulai dengan penampilan satu grub musik yang lagu-lagunya sungguh tidak aku suka. Namun aku tetap mendengar saja.

Setelah kurang dari lima lagu mereka tampilkan, selanjutnya panggung diisi oleh Komunitas Advenbook. Mereka tampil bertiga membawakan musikalisasi puisi dan treatrikal. Seorang yang bernama Bujang pun mulai prolog, bahwa karyanya ini adalah hasil dari perjalanan selama beberapa bulan di Sumatera. Ia melihat bahwa konflik agraria sungguh sudah sangat memprihatikan.

Saat mereka tampil, semua pengunjung diam, suasana pun semakin senyap. Aku mengagumi mereka yang masih muda, namun kritis dan bertalenta. Untuk itu, setelah mereka tampil, aku pun segera datang dan menjabat tangan. Aku ingin kenal dengan mereka lebih dekat. Dari sana aku tahu, di luar kegiatan ini, mereka selalu aktif dalam mencerdaskan generasi bangsa, terutama anak-anak jalanan di Ibukota.

Di sela-sela aku berbincang dengan Bujang. Empat orang pelaku musik pun mengisi panggung acara. Saat itu sudah hampir tengah malam. Acara hiburan di tutup oleh mereka sekelompok musik yang menabal nama Setelah Hujan. Karya-karya originil mereka pun berkisah tentang manusia dan lingkungan. Dalam dan melalui nada-nada, mereka selalu berharap yang terbaik untuk manusia dan bumi yang sudah sangat sengsara ini. ***

Wassalamu'alaikum...

Terimakasih atas dukungannya,
@pieasant_walking while studying

Sort:  
 3 years ago 

Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.

Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.

@ernaerningsih.