RE: Catatan Seorang Moderator Diskusi
Saya punya pengalaman lucu dengan perempuan hebat bernama Suraiya Kamaruzzaman. Siang itu, telepon di ruang kerja saya berdering. Saya sosok yang paling dekat dengan perangkat komunikasi tersebut. Maka segera saya memegang gagang telepon dan mendekatkan ke telinga.
Di sana terdengar suara perempuan yang renyah dan terkesan masih sangat segar secara usia. Entah karena saya sedang sibuk dengan deadline buletin atau sensor pendengaran saya yang kurang pas. Singkat cerita, saya memberanikan diri menjawab sang penelepon dengan 'dik'.
Iya, panggilan untuk seseorang yang sebaya atau di bawahnya. Di sana beliau terdengar terkekeh.
Meski menelepon melalui sambungan internasional dari dari Amerika, tapi suaranya sangat jernih. Jadi untuk suara terkekeh itu, membran timpani dalam pusat telinga saya pasti tidak salah. Hehehehe.
Saya jadi malu dan langsung meralat, iya kakak. Kak Aya, begitu orang lain menyapa beliau, lebih tua 4 tahun dari saya. Makanya saya selalu tersenyum jika ingat kejadian itu. Male hatee lon.
Apa mungkin yang senior sebut itu Suraiya IT, soalnya belum trep that di Amerika dan konsen dengan isu-isu kemanusiaan dan lainnya...
Eeeh. Ada dua Suraiya ya yang top di Aceh. Benar saya jadi ragu yang mana ya. Yang pasti saat itu salah satunya sedang ambil PhD di negeri Paman Sam. Saat itu beliau telepon untuk bicara dengan PR Section Head PT Arun. Cerita ini sekitaran tahun 1999.
Berarti sudah pasti Suraiya IT itu, kalau tak salah Suraiya satu lagi belum apa² kala itu. Profilnya pernah tayang di media pertama saya kerja, Tabloid KARiSMA,
Hmmm gitu ya. Berarti benar. Karena kalau Suraiya IT lulus PhD dari Amrik 2005 kan @munaa