Perbedaan Pemanenan Padi Zaman Dulu dengan Sekarang
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatauh
Hai sahabat steemians yang terkasih
Postingan kali ini Ninda akan berbagi tentang kegiatan di hari minggu yaitu panen padi
Teman-teman yang terkasih kalian pasti tau Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam salah satunya sawah. Di Aceh banyak penduduk yang memilih untuk bertani karena hamparan tanahnya yang luas dan subur. Bertani dilakukan sebagai kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan. Banyak dari masyarakat Aceh yang memilih Bertani di sawah khususnya Aceh Utara. Bertani bukan hal mudah, sebagai petani kita harus sabar, harus merawat tanaman kita, harus yakin, dan menerima dengan lapang dada seberapapun hasil panen nantinya.
Ninda berasal dari keluarga petani, nenek dari ayah ninda adalah petani handal. Nenek tau segalanya tentang perkebunan. Bahkan di usia senja nenek tetap kesawah untuk merawat padinya. Btw nenek Ninda tinggal di Alu ie puteh jugak berdekatan dengan kami. Kalo di Lhokseumawe kakak nenek Ninda heheheh. Tim punya keluarga besar angkat tangan. Nah pas Ninda masih kecil mungil kami dilarang kesawah dengan iming-iming bajunya bakal kotor. tapi kami malah disuruh kesawah pas ngantar air sirap atau makanan dan minuman untuk orang yang sudah bekerja disawah. Itu adalah moment membahagiakan karna kami bisa pijak tanah lengket dan nantinya bakal dikasih gorengan sama nenek hehehh. Tunjuk tangan yang masih diam-diam di kasih uang jajan sma neneknya padahal umurnya uda 21 wkwkwkw. Rindu nenek kan jadinya. Qadarullah nenek dipanggil sama Allah lebaran haji ke-6 kemaren tepat setelah kami pulang dari medan. Ninda akan bahas detail di postingan berikutnya ya kawan.
Nah teman-teman yang terkasih, hari ini mamak Ninda panen padi. Kocak sih sebenarnya, berbeda dengan nenek mamak malah ga ngerti apa-apa tentang persawahan. Mamak hanya sebatas pemilik sawah namun yang bertani disawah, orang lain. Maksudnya mamak membayar orang mulai dari menanam benih, kemudian cabut benih, ditanam ulang, tak ateung (merapikan tepian swah), somprot keong racun, semprot penyakit, diberi pupuk, dan perawatan lainnya. Tentunya jumlah biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Ninda rasa jika pola yang diasuh dalam Bertani seperti ini, maka tidak akan ada keuntungan, bahkan bisa saja rugi. Mending beli beras persak dan ga perlu repot-repot ngurus sawah. Menurut teman-teman gimana? Kalo kata mamak kita memang ga dapat keuntungan. Tapi akan lebih baik jika kita tidak perlu membeli beras, rasanya enak makan beras hasil panen sawah sendiri. Bayangin kalo diakhir bulan mama ga ada pemasukan ditambah ga ada beras, mau makan apa? Tanah cak? Hehehe. Menyala ibuku. Ya balik lagi setiap orang punya sudut pandang masing-masing ya kawan hhehe.
Berbeda dari 10 tahun yang lalu pas masih bocil, pemanenan padi sekarang dipotong pakai mobil khusus potong padi ga tau apa namanya. Semua dilakukan secara instan bahkan dalam hitungan menit pemotongan selesai dan padi telah terisi ke dalam karung. Gilaak deaabak canggih banget ga sih teknologi jaman sekarang.
Kalo dulu mah boro-boro luamaa prosesnya. Mulai dari dipotong sedikit demi sedikit menggunakan sadeup kemudian diikat. Setalah 2 atau tiga hari selesai pemotongan, nibai padi dikumpulkan si satu tempat hingga membentuk tumpukan seperti satu puncak gunung, itupun memakan waktu satu hari. Biasanya ninda juga diajak nimbrung ngumpulin tumpukan padi abistu dikasih uang 20.000 rupiah, kocakk lebarannya anak kecil wkwkwk. Setelah itu baru ada mesin yang memilah antara biji padi dan Jerami, baru masuk kekarung. Tapi meskipun demikian hasilnya lebih melimpah dibandingkan sekarang.
Hasil panen kali ini hanya 11 karung, opini warga disini padi terserang penyakit. Ninda jadi ikutan sedih, soalnya banyak dari petani dekat rumah Ninda yang mata pencahariannya memang kesawah. Namun mereka gagal panen bahkan kata mamak ada yang jumlahnya lebih sedikit dari hasil panen milik kami. Sawah beliau besampingan dengan sawah kami, beliau adalah petani yang gigih, raajin, dan sangat memperhatikan padinya. Biasanya beliau paling sedikit 15 karung tapi kali ini beliau mendapat 10 karung padi. Ninda percaya usaha beliau akan terbayar penuh mungkin tidak di berhasil panen tapi di bagian hidup yang lain. Sehat-sehat ya bapak dan keluarga. Btw tadi pas pemotongan padi ninda liat banyak jenis unggas pemakan biji-bijian beterbangan, mungkin itu salah satu faktor gagal panen.
Setelah Ninda melihat karung padi antar kerumah, Ninda pun berinisiatif untuk melihat mini garden keluarga kami. Ternyata ada tumbuhan boh kachyueng atau buah ciplukan. Ini tu enak makanan Ninda waktu kecil sampai sekarang. Ternyata ada pohon kacang hijau yang tumbuh liar dan sudah lumayan beras. Melihat tanaman hijau seperti ini rasanya tuh tenang, damai, benar-brnar bisa untuk merilekskan diri sendiri
Beberapa Gambar dari pixabay dan Foto kiriman WA karna pakai Hp Mamak |
---|
TEAM 1
Congratulations! Your post has been upvoted through @steemcurator03. Good post here should be..Terimakasih banyak pak, saya akan mencoba menulis lebih baik lagi
Thank you for publishing a post on the Hot News Community, make sure you :
Semoga selalu mendapat hasil panen yang berlimpah.
Verified by : @fantvwiki
Bapak Terima kasih banyak semoga doa terbaik nya kembali ke bapak