Cuaca ekstrim

Pagi ini mulai dari jam 3 pagi sudah terjadi angin kencang yang membuat jantung semakin deg degan dan tidur pun menjadi tidak nyaman apalagi suara ombak laut yang semakin jelas terdengar sampai di rumah kami.

Saya hanya bisa berdoa semoga tidak terjadi apapun malam ini, mau ke kamar mandi saja saya sangat takut sebab tidak bisa melihat ke luar hanya suara angin dan pepohonan yang membuat diri ini semakin khawatir.

Pagi pun menyapa akan tetapi angin semakin kencang saja, sholat subuh pun sudah saya laksanakan sejak pukul 5 lebih sedikit, namun karena lampunya padam akhirnya saya tidur lagi, suasana sudah terang saya pun kembali bangun untuk menyiapkan sarapan untuk keluarga.

Sepertinya pagi ini saya tidak akan bisa pergi sekolah karena angin kencang serta hujan yang mulai turun membuat saya tidak berani untuk berangkat saat cuaca ekstrim seperti ini, beberapa waktu lalu ada seorang guru yang nekat berangkat sekolah saat cuaca buruk seperti ini akibatnya sangat fatal dan dia pun kehilangan nyawa akibat pohon tumbang saat dia melintas jalan Ulee rubek barat.

Sampai di daerah Lhok puuk air laut sudah mulai naik ke jalan, saya melihat gelombang pasangan yang sangat mengerikan dan sekilas saya bergidik ngeri melewati jalan tersebut sambil saya berdoa semoga selamat sampai tujuan, air laut yang sangat ganas memercikkan sampai mengenai badan saya sebegitu dekatnya jalan dengan laut.

Para nelayan sibuk menyelamatkan perahunya dengan menarik sampai ke bahu jalan bahkan sampai ke tengah jalan, gudang ikan yang ada di dekat laut pun menjadi amukan air pasang saat ini, dengan dinding yang sudah mengeluarkan suara Krak...Krak.. membuat saya terus melajukan kendaraan saya, tidak jauh dari gudang itu sebuah rumah juga sedang di bongkar secara paksa oleh warga guna menyelamatkan dari amukan air pasang.

Saya memutar jalan melalui pinggir rumah warga lewat belakang dengan jalan yang banyak rumput serta jembatan alakadarnya dengan di bantu warga setempat untuk melewati jalan sempit tersebut, mau kembali memutar sudah terlanjur pergi ya sudah saya tetap melanjutkan karena tidak ada angin kencang lagi.

Kalau melihat ke arah laut nyali saya menciut juga bagaimana mana tidak melihat ombak saja saya sudah sangat ketakutan ditambah lagi percikan air laut yang mengenai tubuh kita membuat hawa semakin menyeramkan saja, Akhirnya saya tiba juga di sekolah dengan selamat.

Saya melakukan finger print walaupun sudah sangat terlambat dari biasanya, biar lambat asalkan selamat itu sudah sangat saya syukuri, menjalankan rutinitas saya seperti biasa kemudian pengawas sekolah pun tiba di sekolah kami di hari yang mungkin kurang tepat pasalnya siswa hanya beberapa saja yang hadir hari ini.

Ditambah lagi para guru semua sedang mengisi sulinjar tidak ketinggalan kepala sekolah juga, hanya kami yang rakyat jelata saja yang terbebas dari tugas itu 🤭, saya duduk bersama teman tendik yang tidak ada tugas mengisi sulinjar sambil ngobrol santai.

Tiba-tiba angin kencang datang lagi membuat kami semua ketakutan bahkan kami berfikir bahwa pohon kelapa yang ada dekat sekolah kami tumbang karena angin kencang tersebut, tahu punya tahu semalam teman menelpon ternyata bukan pohon kelapa yang tumbang tapi atap rumah yang di bawa angin,lampu pun sudah padam.

Kira-kira jam 1 siang angin sudah agak reda sedikit dan kami semua memutuskan untuk pulang selagi angin menunjukkan sikap ramahnya, saya pulang dan berbelanja sedikit kebutuhan untuk memasak hari ini kemudian saya melanjutkan kembali perjalanan saya menuju rumah.

Sampai di Lhok puuk saya sangat terkejut melihat kenyataan yang ada gudang penampungan ikan sudah hancur, dan rumah yang di bongkar paksa sudah tidak ada lagi bahkan kalau sampai terlambat maka bisa di pastikan semuanya akan di bawa oleh ombak pasang yang sangat ganas.

Salah satu rumah warga yang tadi saat saya berangkat sekolah baik-baik saja waktu saya pulang dapurnya sudah di tarik ombak besar tanpa bisa menyelamatkan apa pun, kata ibu yang punya rumah kejadiannya sekitar jam 10 pagi yang ombaknya pecah pas di ruang tamu rumahnya.

Saya terus melanjutkan perjalanan dengan perasaan was-was, sambil memperhatikan pepohonan yang ada di dekat jalan, kalau angin kencang saya pelankan laju kereta saya takut kalau patah dahan pohon ke jalan atau pun atap rumah yang diterbangkan angin.

Sepanjang jalan saya melihat banyak atap yang tercabut bahkan yang atapnya dari asbeh hancur berantakan di jalan, atap seng terbang beberapa meter dari rumah tersebut, tiang listrik juga ada beberapa yang tumbang, hari ini merupakan hari yang paling teruk menurut saya karena saat kejadian ini saya tidak berada di rumah.

Sekian postingan saya hari ini . Terima kasih sudah membacanya dan mohon saran dan dukungannya sahabat steemit semua.

Hormat saya
@suryati1