Whatever...!

in Account Booster 👍4 years ago (edited)

Menulis°mu (°read : itu) tak butuh hukum causal. Meski terlihat seperti hamparan aspal namun nawaitumu setidaknya tidak ngasal.

Aku sudah kebal atas mereka yang berselimut di balik ambal. Biarkan saja mereka bermain di atas kapal sambil menikmati es kepal. Tugasmu hanyalah pasang terpal dan berkulit tebal.

Berlayar nyambi nyemil sambal 🚣


Neuron meucat-cut layak benang kusut melinting mengitari ma kruut Bahkan tak (mau) sadar ketika mendengar jeritan Kak Icut.

Aku tak mau ikut turut !!!

Tak peduli melihat curut. Biar kata sakit perut aku tak butuh tukang urut. Melihat semuanya tak pelak membuat keningku sedikit berkerut.

Peluhku larut...

Sepanjang waktu berkutat dengan tombol petak empat segi empat yang duduk bertengger diatas segi empat dua puluh satu inch.

Jika diketok ini isi kepala bakal keluar rumus dan angka semua. Bagai keluar dari lubang buaya. Diam (tak ???!) dianiaya

Dari arunikanya hingga swastamita bergelut dengan angka dibalik layar kaca. Lantas sehabis senja nycto menatap badrun dibalik layar tirani sebelum tidur sejenak. Apa enak ???

Tanyakan saja pada ikan belanak...

Juleha sedikit rasa nak berleha-leha. Sedikit ingin tertawa diujung senja, hahaha. Se-sliced pizza dengan air kelapa bisa jadi penghilang dahaga. Namun lebih dari itu ialah ia hanya butuh tawa bersama piranha di Negeri Praha

Formula dengan barisan angka laksana fulan dengan disleksia. Mereka menyebut tanah surga, batu, kayu menjadi tanaman bertitle Indonesia. Yang katanya ramah dan rich of culture adat manusia.

Lantas mengapa disia-sia ???!

Entahlah...

Kontemporer impuls mendominasi beberapa minggu ini. Tak dinyana °eyes scream di balik batang Kuini. Jangan tawarkan pluvio menonton Hello Kitty atau bahkan Mickey & Minnie. Biarkan saja intro dengan dunyanya sendiri

Pindahkan lori di sisi kiri...

Biarkan saja pluvio berasimilasi dibalik rintik. I sat at the edge of the lake whilst looked at sepasang itik. Dia lebih suka memilih untuk focus pada satu titik. Diam dan tak berkutik !

Formula yang tercipta di dalam kepala dipermainkannya sesuka hati. Disamaratakan sejadi-jadi titi. Ambil dan kaitkan peniti. Kunci pintu lalu berjalan dengan hati-hati. Berkata dalam hati untuk tidak main-main dengan hati.

Asam digunung, garam di laut, Yaa Rahim Maha Peduli akurat nan teliti

Baginya dunya hanyalah persinggahan tanpa akhir tujuan. Yaumil akhir saksi atas pola pikir yang tak bertuan. Dibalik pualam berbisik pada hujan.

Sudahkah (lah) engkau berkawan ?!

Rentetan kata dibiarkan urakan. Kelihatan berantakan. Memang tak terelakkan. Diluapkan dalam tulisan tanpa tataan. Intro tak butuh tatakan

Tak perlu lawan dalam bualan. Talk to the °ame membuatnya larut dalam dekapan. Mantiknya disini namun sang atma kelayapan. Atma mencari tuan dalam kawan lawan.

Wallaili izaa ‘as’as 🌒


Lemme stir the sky and °vole. Danse with ma Indila.

Whatever 🏕️


20201004_201349.jpg


See you when I see you, buddies 👋🏻



Thank you a billion to Mr. @levycore, @kemal13 and @akukamaruzzaman who's give support to all of us in Indonesia Community



Warm regards,
Intropluv

Sort:  

Membaca ini seakan sakau, pada gigau yang melampau, rasa yang meracau, heran yang melampau, heran pada kau, yang seakan galau. Tapi, membaca kau, aku terpukau, mengapa menghadau masa lampau yang buat risau. Berteriaklah sampai parau, agar hati tak lagi galau. Peace Sis, sudah mengotori kolom komentarnya.

Meracauku tak lantas galau
Ini hanya tentang menghalau parau dibalik mantik yang sedikit kacau
Kutulis saja huruf dibalik sudut kemilau tanpa memandang future atau lampau
Sambil menggigit secuil bakpau disudut danau
Menulis dengan aroma Nasi Kapau


Terima kasih banyak telah berkomentar Bg @isnorman.
Dengan senang hati melihat balasan dari seorang teman
Setidaknya ada yang membaca tulisan yang sedikit urakan berantakan

Thank you Mr. @kemal13

you are welcome :)