Kupiah Meukeutop

in Aceh Community3 years ago

ENGLISH
hello all Steemian friends, especially friends of the aceh community. this time I will share an article about one of the icons that is owned and is the pride of the Acehnese people, namely Kupiah Meukeutop.

Kupiah-Meukeutop.jpg
source

Kupiah Meukeutop

Kupiah Meukeutop is a kind of headgear that comes from Aceh. without us at length, of course, everyone understands the basic meaning of kupiah. especially in aceh itself, one of the famous kupiah is kupiah meukeutop. historically, the meukeutop kupiah is better known as the oversized hat worn by Teuku Umar, the Indonesian National Hero from Aceh.

there is no definite historical source that explains when or who first used this kupiah, because the commander of the Polem and Sultan Muhammad Daud Shah also used it. Basically, there are still people who do not know the origin of this Acehnese kupiah. Many still think that this tungkop kupiah comes from Meulaboh, because it was used by Teuku Umar, an Acehnese fighter who once humiliated the Dutch.

The kupiah, which became an icon of the Acehnese people, existed during the Dutch colonial period. Kupiah meukeutop was formerly known as Kupiah tungkop, because this kupiah came from the tungkop settlement or more specifically in the village of Rawa Tungkop, Indrajaya District, Pidie Regency.

The Philosophy and Meaning of The Meukeutop Kupiah Form

The Lam letter which is formed from Kupiah Meukeutop is due to the four color levels which also have their own meaning and philosophy. The first level means religious law, the second level means adat, the third level means qanun, while the fourth level means reusam.

unnamed.jpg
Source

Thus, seeing the meukeutop kupiah is the same as looking at the signs of life owned by the Acehnese people which are based on religion, custom, qanun and reusam. The meukeutop kupiah is made of red, yellow, green, white, and black basic colored cloth. The color used has its own meaning. red symbolizes heroism, yellow symbolizes the state or kingdom, green symbolizes religion, white means sincerity or purity and black means firmness of heart.

The Early History Of the Meukeutop Kupiah

In the book "Tazkirah Thabaqat" a copy of Tengku Di Mulek in 1270 H, the original manuscript was written at the time of Sultan Mahmud Al-Qahar in the 16th century AD. One of the quotes in the book about Acehnese clothing is "and so is the custom of the Sultan of Aceh, namely when people who enter the world of Darud want to face Your Majesty Sri Sultan Aceh: even if anyone, namely Acehnese themselves or foreigners, then he is not allowed to appear before the sultan wearing his own clothes, but those who are allowed to wear clothes are Arabs and religious scholars, but are not allowed to wear yellow and green. While others, when facing the sultan are required to wear Acehnese clothes. One of them is the Acehnese kupiah. , tengkuloek aceh kasab, aceh kasab clothes, sling cloth from right to left wearing kasab, pants with kasab, waist cloth with sash, wearing rencong or kris or siwaih or badik or rachuh which ends in suasa or silver or gold and other things, in front of the right .

Traditional Acehnese clerics initially wore a meukeutop turban or kupiah as a covering for their heads, in the mid-1920s young reformist ulemas replaced the turban or kupaih meukeutop with a velvet black cap which was sometimes worn obliquely. This cap has been used by reformation scholars until now to replace the original Acehnese kupiah, namely the meukeutop kupiah.

EdipKs9UwAMM8hr.jpg
Source

Currently the meukeutop kupiah has been able to show the uniqueness of Aceh to the world. Its unique and beautiful shape makes this meukeutop kupiah often used as an attractive souvenir. This meukeutop kupiah can almost be found in every district and city in Aceh, except for certain areas where the traditional clothes are different.

So my writing this time is related to the history, meaning and philosophy of Kupiah Meukeutop, I hope all readers can be entertained and increase their knowledge related to Aceh.

greetings @sandiputra


INDONESIA
hallo sahabat Steemian semuanya, khususnya sahabat aceh community. kali ini saya akan membagikan sebuah tulisan tentang salah satu ikonik yang dimiliki serta menjadi kebanggaan masyarakat Aceh yaitu Kupiah Meukeutop.

Kupiah-Meukeutop.jpg
sumber

Kupiah Meukeutop

Kupiah Meukeutop adalah sejenis penutup kepala yang berasal dari Aceh. tanpa kita panjang lebar, tentunya semuanya paham makna dasar kupiah. khusus di aceh sendiri, salah satu kupiah yang terkenal adalah kupiah meukeutop. secara historisnya, kupiah meukeutop lebih dikenal dengan topi kebesaran yang dipakai Teuku Umar, Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh.

tidak ada sumber sejarah pasti yang menjelaskan kapan atau siapa pertama kali yang memakai kupiah ini, karena panglima Polem dan Sultan Muhammad Daud Syah pun memakainya. pada dasarnya masyarakat masih ada yang belum mengetahui asal-muasal kupiah khas Aceh yang satu ini. banyak yang masih beranggapan bahwa kupiah tungkop ini berasal dari Meulaboh, karena dipakai oleh Teuku Umar, pejuang aceh yang pernah mempermalukan Belanda.

kupiah yang menjadi ikon masyarakat Aceh ini sudah ada pada masa kolonial Belanda. Kupiah meukeutop dulunya masyhur dengan nama kupiah tungkop, karena kupiah ini berasal dari pemukiman tungkop atau lebih detailnya di gampong Rawa Tungkop, Kecamatan Indrajaya, Kabupaten Pidie.

Filosofi dan Makna dari Bentuk Kupiah Meukeutop

Huruf Lam yang terbentuk dari Kupiah Meukeutop karena adanya empat tingkatan warna yang juga memiliki makna dan filosofi tersendiri. tingkatan pertama bermakna hukum agama, tingkatan kedua bermakna adat, tingkatan ketiga bermakna qanun, sedangkan tingkatan keempat bermakna reusam.

unnamed.jpg
sumber

dengan demikian, melihat kupiah meukeutop sama halnya dengan melihat rambu-rambu kehidupan yang dimiliki oleh masyarakat aceh yang berlandaskan pada agama, adat, qanun dan reusam. kupiah meukeutop terbuat dari kain berwarna dasar merah, kuning, hijau, putih, dan hitam. warna yang dipakai memiliki makna tersendiri. merah melambangkan kepahlawanan, kuning melambangkan negara atau kerajaan, hijau melambangkan keagamaan, putih memiliki makna keikhlasan atau kesucian dan hitam bermakna ketegasan hati.

Sejarah Awal Kupiah Meukeutop

Dalam Kitab "Tazkirah Thabaqat" salinan Teungku Di Mulek tahun 1270 H, yang naskah aslinya sudah ditulis pada zaman Sultan Mahmud Al-Qahar abad ke-16 Masehi. salah satu kutipan dalam kitab tersebut tentang pakaian aceh adalah "dan demikian lagi adat kerajaan Sultan Aceh, yaitu apabila orang-orang yang masuk kedalam darud dunia. hendak menhadap Paduka Sri Baginda Sultan Aceh: walau siapapun sekalipun, yaitu orang aceh sendiri atau orang asing, maka tidak dibolehkan dia menghadap sultan dengan memakai pakaian sendiri. melainkan yang dibolehkan dia memakai pakaian ialah orang arab dan alim ulama, tetapi tidak dibolehkan memakai warna kuning dan hijau. sementara yang lain, waktu menghadap sultan diwajibkan memakai pakaian aceh. di antaranya adalah kupiah Aceh, tengkuloek aceh berkasab, baju aceh berkasab, berkain selimpang dari kanan ke kiri memakainya berkasab, seluar berkasab, kain pinggang berkasab. memakai rencong atau keris atau siwaih atau badik atau rachuh yang berhulu suasa atau perak atau emas dan barang sebagainya, di depan sebelah kanan.

Ulama-ulama tradisional aceh awalnya memakai sorban atau kupiah meukeutop sebagai penutup kepalanya, pada pertengahan tahun 1920an ulama-ulama muda pembaharuan megantikan sorban atau kupaih meukeutop dengan peci hitam beludru yang kadang-kadang dipakai miring. peci inilah yang dipakai oleh ulama-ulama pembaharuan sampai sekarang ini menggantikan kupiah khas aceh asli yaitu kupiah meukeutop.

EdipKs9UwAMM8hr.jpg
sumber

saat ini kupiah meukeutop telah mampu menunjukan kekhasan Aceh pada dunia. bentuknya yang unik dan indah, membuat kupiah meukeutop ini sering dijadikan souveir yang menarik. kupiah meukeutop ini hampir dapat ditemukan di tiap kabupaten dan kota di aceh, kecuali untuk daerah-daerah tertentu yang pakaian adatnya berbeda.

Sekian Tulisan Saya kali ini terkait dengan sejarah, makna dan filosofi dari Kupiah Meukeutop, semoga para pembaca sekalian bisa terhibur dan bertambah wawasannya terkait dengan keacehan.

salam @sandiputra