Rapat sejenak dan menikmati mie Aceh
Pada hari kamis yang lalu kami para wali kelas dikumpulkan sejenak oleh bapak kepala sekolah kami untuk mengikuti rapat kecil yang diadakan secara dadakan. Walaupun semula hanya dijadwalkan pelaksanaan rapat hanya berlangsung tiga puluh menit saja karena berupa arahan saja dari kepala sekolah tentang tata cara pembagian raport namun karena banyaknya pertanyaan-pertanyaan dari para guru akhirnya rapat berlangsung lebih dari satu jam.
Sebenarnya yang diundang mengikuti rapat adalah para guru yang menjadi wali kelas karena para rapat tersebut akan ditekankan cara-cara wali kelas bersikap ketika menghadapi wali siswa yang akan mengambil raport anaknya. Kami diarahkan agar bersikap sangat baik dalam pelayanan demi mempromosikan sekolah agar nantinya sekolah kami akan mendapatkan siswa yang banyak tahun depan.
Pagi itu saya terburu-buru berangkat ke sekolah karena takut terlambat mengikuti rapat tersebut. Namun sampai di sekolah saya baru menyadari ternyata telah melupakan sesuatu yang sangat penting dalam berpenampilan bagi seorang wanita yaitu ternyata saya lupa memakai lipstik di bibir saya. Untung saja saya tidak sedang mengajar sehingga tidak menjadi pusat perhatian. Pernah dulunya saya lupa memakai lipstik ketika saat mengajar sehingga banyak siswa siswi yang menanyakan apakah saya sedang sakit karena menurut mereka saya tampak pucat. Ternyata lupa memakai lipstik membuat wajah menjadi pusat sehingga dikira sebagai orang sakit.
Selesai rapat saya diajak oleh teman saya untuk menemaninya melakukan transaksi pengambilan uang di bank Aceh unit Geudong. Karena transaksi uang yang diambil relatif besar yaitu sebanyak empat puluh juta rupiah maka teman saya mengajak saya untuk menemaninya.
Setelah menunggu hampir empat puluh lima menit karena banyaknya para nasabah yang antri, nomor antrian teman saya dipanggil namun karena hari sudah hampir jam dua belas siang ternyata uang uang tersedia di bank tidak cukup untuk transaksi tersebut.
Teller menyuruh kami balik ke bank lagi saat jam setelah istirahat siang yaitu sekitar jam 2 siang. Menurut saya lumayan membosankan juga menunggu sekitar dua jam.
Karena perut saya sudah lapar akhirnya saya mengajak teman saya untuk mengisi perut dengan cara makan mie Aceh yang ada di warung kopi tradisional di pasar Geudong. Di pasar Geudong banyak sekali penjual mie Aceh dengan harga murah meriah dan rasanya yang sangat lezat. Untuk satu piring mie goreng hanya dibandrol seharga sepuluh ribuan saja.
Untung saja saat itu warung kopi tersebut lagi sepi pengunjung sehingga saya tidak merasa risih berada di warung kopi. Memang makan dan minum di warung kopi yang penuh dengan kaum laki-laki membuat saya sering tidak nyaman berada di tempat tersebut. Apalagi bila para pengunjung warung mengeluarkan asap rokok yang sangat menggangu sistem pernapasan semua orang . Sekian.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.