Yudisium Adindaku Membuka Peluang Bertemu Senior di Steemit
Hallo Sahabat Steemian!!!
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bagaimana kabarnya kawan-kawan Steemian semua? Semoga sehat dan bahagia selalu.
Bunyi alarm memecah kesunyian. Kubuka mata dan mencoba meraih handphone untuk mematikan alarm. Saya yang terbiasa membangunkan alarm, kali ini alarm benar-benar melakukan tugasnya yaitu membangunkan saya... hehehe. Setelah saya ingat-ingat, ternyata semalam saya tidurnya terlalu telat karena menempuh perjalanan.
Saya bangkit dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi. Mandi selesai, sekarang waktunya membangunkan anak dan suami untuk segera shalat dan bersiap-siap.
Hari ini acara Yudisium adek di Universitas Syiah Kuala, jadi secara otomatis kami mesti berangkat cepat.
Sarapan pagi
Saat kami selesai bersiap-siap dan akan meninggalkan kamar, tiba-tiba bel kamar berbunyi, ternyata room service mengantarkan sarapan pagi. Langsung saja kami menyantap sarapan yang disajikan dan keluar dari kamar.
Tempat duduk para yudisiawan dan yudisiawati
Tempat duduk para undangan
Setibanya di Kampus Teknik kami segera masuk tempat acara. Dan wow...amazing ...tempat acara Yudisium sudah sangat penuh. Untung saja tempat yang disediakan sangat banyak sehingga saya sekeluarga bisa duduk dengan dipayungi oleh rimbunnya pepohonan.
Kantin USK
Bersama para senior
Jam 10.11 WIB saya bertemu dengan senior saya di Steemit Pak @munaa dan adik cantik @firyfaiz di kantin USK. Pertemuan ini bukanlah kebetulan tetapi memang sudah direncanakan.
Berawal dari postingan-postingan beliau berdua yang sangat menginspirasi. Termasuk juga tidak pelit dalam mensupport, membuat saya ingin berdiskusi secara langsung tentang Steemit.
Jujur saja saya sudah lama merasakan waktu 24 jam itu tidak cukup untuk saya. Banyaknya tugas yang saya kerjakan, membuat waktu saya untuk menulis tidak banyak, keresahan itu termasuk yang juga saya diskusikan dengan para senior ini. Pasti mereka juga sangat sibuk, tetapi masih bisa membagi waktu untuk menulis.
Pertemuan ini walaupun sangat singkat dan padat tetapi benar-benar pertemuan yang sangat berarti untuk saya pribadi. Saya sangat berterimakasih kepada Pak @munaa dan Dik @firyfaiz sudah mau menyempatkan diri untuk bertemu dengan saya di sela kesibukannya masing-masing.
Foto Bersama
Bersama adindaku
Jam 11.16 WIB saya kembali ke tempat acara Yudisium dan acaranya belum selesai. Jam 11.40 WIB acara selesai dilanjutkan dengan foto-foto bersama semua yudisiawan dan yudisiawati.
Perjalanan menuju rumah makan
Setelah menunggu adinda selesai berfoto. Selanjutnya kami berangkat menuju tempat makan. Ya tidak bisa dipungkiri, perut sudah keroncongan meminta untuk diisi.
Rumah Makan
Kami singgah di rumah makan Cut Bit karena salah seorang adinda saya penasaran ingin makan di sana, katanya "viral". Tempat makannya penuh sesak, tetapi alhamdulilah masih tersisa 2 meja yang cukup untuk kami sekeluarga.
Selesai makan kami balik ke hotel untuk shalat dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan pegerilyaan kami.
Sampai di sini dulu tulisan saya pada kesempatan kali ini. Mohon maaf jika tulisan saya masih jauh dari sempurna. Sampai jumpa di lain kesempatan.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Wassalam & Terimakasih
We invite you to support @pennsif.witness for growth across the whole platform through robust communication at all levels and targeted high-yield developments with the resources available.
Click Here
Hai, Kak Rissi…
Terima kasih untuk pertemuannya sepekan lalu. Sampaikan ucapan selamat dan salam saya kepada adik kaka. Semoga ilmunya bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi orang-orang di sekelilingnya.
Semoga (dan serius—semoga) kita bisa beremu lagi di kesempatan berikutnya dengan durasi yang lebih panjang.
Insha Allah akan kakak sampaikan salam adek dan terimakasih atas doanya ya Dek.
Sebuah pengalaman baik bertemu dengan kenalan baru. Steemian lagi. Memang berbagi cerita tak akan habisnya, menarik dan menggugah rasa. Tapi sayangnya waktu yang terbatas, sehingga pertemuan itu cukup singkat.
Sejatinya, saya agak risih juga disebut senior. Kalau dari sisi bergabung benar juga sih, tapi tidak dalam hal reputasi alias level. Ketika bicara tahun akun dan level, saya jadi teringat tema sebuah novel online. Namanya kultivasi.
Saya tamsilkan begini, mereka yang baru berkultivasi (baca: tahun akun), tapi levelnya sudah tinggi. Karena mendapat dukungan sumber daya. Ada kemungkinan juga karena lahir dari sebuah kondisi khusus.
Sedangkan kami, yang sudah lama berkultivasi, levelnya tersendat-sendat. Untuk berkembang, kami butuh sumber daya. Kondisinya sudah seperti sumut tua. Makanya, merasa jengah saat di_call_ senior. Hehehe.
Tapi, apapun level kultivasinya di Steemit, kami tak akan menyerah. Jika memang ada waktu dan tenaga, tentu akan selalu mencari sumber daya. Ini sebuah tamsilan yang belum matang, masih putik. Sebab, novel onlinenya belum kelar dibaca. Apalagi bersambung pula...
Terima kasih sudah berbagi pertemuan singkat kita di sini
Seperti yang sempat kita diskusikan kemarin Pak. Kita usahakan aja.. selanjutnya kita serahkan kepada Ilahi Rabbi. Ada orang yang Allah berikan kemudahan di Steemit dan ada yang Allah berikan kemudahan di tempat lain. 😊🙏
Benar, semoga saja begitu, kita tetap semangat membuat postingan, hasil menulis, menulis dan menulis...
Aamiin ya Allah 🤲
Thank you so much...
Thank you very much for supporting me. May God repay your kindness 😊
Appeal to community members:
Terimakasih sudah memverifikasi postingan saya Pak..🙏