Hampir setiap hari hujan turun akhir-akhir ini. Biasanya hujan turun di malam hari hingga pagi tak kunjung berhenti, itulah yang terjadi di pagi hari ini. Saat terbangun pagi tadi, aku hampir tidak mendengar suara adzan waktu subuh. Dan aku hanya mendengar suara guyuran air hujan yang jatuh dari langit. Karena aku sudah terbiasa bangun pagi-pagi, meski tanpa menyetel bunyi alarm dari handphone-ku, aku selalu tepat waktu saat bangun pagi saat hendak menunaikan sholat subuh.

_{Suasana pagi ini}

Usai mengerjakan sholat, aku hanya rebahan saja di atas tempat tidurku sambil menunggu suasana terang di luar sana. Seiring berjalannya waktu, hujan pun berangsur reda. Aku beranjak dari tempat tidur dan menuju dapur untuk membuat minuman teh hangat.

_{Menikmati suasana pagi}

Kemudian aku membawa minuman teh hangat yang aku buat ke meja teras samping. Lalu aku pun menikmatinya di sana dengan roti sebagai teman minum teh. Tidak ketinggalan Si Kopen Oren kucingku yang setia, juga ikut menemaniku saat minum teh dan kami menikmati suasana pagi yang basah bersama.

Kurang lebih jam 9 pagi aku segera mandi kemudian bersiap-siap pergi Intat Linto. Ini adalah sebagai partisipasiku untuk tetanggaku yang tengah menggelar acara Intat Linto untuk putranya. Dalam pernikahan adat Aceh, mempelai laki-laki disebut Linto Baro. Sedangkan untuk mempelai wanita disebut Dara Baro. Sedangkan Intat Linto artinya mengantar mempelai pria ke tempat Dara Baro saat menggelar pesta pernikahan. Begitu juga sebaliknya, keluarga Dara Baro akan mengadakan acara Intat Dara Baro saat diadakan acara resepsi di tempat Linto Baro.

_{Kado untuk tuan rumah}

Sekaligus menjadi tamu undangan dari keluarga mempelai wanita, aku pun tak lupa membawakan kado yang sudah ku balut kertas kado dengan rapi untuk si tuan rumah penyelenggara pesta.

_{Iring-iringan Linto Baro}

_{Saat acara sungkeman}

Kurang lebih jam 11 siang kami sudah sampai di lokasi pesta yang tak jauh dari desa kami. Setelah bertemu dengan tuan rumah dan memberikan kadonya, aku pun segera bergabung dengan rombongan pengantar pengantin pria yang tengah melakukan prosesi penyerahan barang-barang seserahan, bertukar ranup lam puan hingga acara sungkeman terhadap orang tua kedua belah pihak.

_{Selesai acara makan-makan}

Sesuai adat Aceh, prosesi kelanjutan pun terus berlangsung hingga kedua mempelai duduk bersanding bak Raja dan Ratu sehari untuk acara makan bersama. Sementara kami mengantre untuk makan di meja prasmanan.

Aku turut merasa senang melihat kedua mempelai dan keluarga mereka begitu bahagia. Setelah selesai acara makan-makan aku pun segera pulang, meskipun acara pesta masih berlangsung.

Begitulah ceritaku hari ini, teman-teman! Semoga kalian menyukainya. Terima kasih sudah membaca blog aku 🤗💕