The Weekly Writing Challenge #2 ['Ip Man 1' My Favorite Movie]

Bergenre film aksi bela diri kolosal, Ip Man menjadi salah satu film terfavorit yang pernah Saya saksikan, walaupun hanya menontonnya di rumah dan bukan di Bioskop. Film ini memberi kesan emosional yang luar biasa sehingga mau berapa kali juga ditonton, Saya sangat menyukainya. Ip Man adalah film yang disutradarai oleh Wilson Yip dengan genre aksi bela diri asal China-- Wing Chun. Seingat saya, ini film yang paling sering Saya tonton, saat pertama menonton film ini kebetulan baru keluar di tahun 2008 lalu, dan dibawa kaset DVD-nya oleh adik saya.

Meski kini sudah memasuki sekuel ke empat semenjak direalese pada tahun 2008 silam, (Ip Man 1 : 2008, Ip Man 2 : 2010, Ip Man 3: 20015, Ip Man 4: 2019), film sekuel pertama masih sangat enak untuk dinikmati. Dari ke empat sekuelnya, Ip Man sekuel pertama masih menjadi yang terfaforit menurut saya.

Film ini secara keseluruhan menceritakan biografi seorang guru aksi bela diri Wing Chun yang berasal dari provinsi Fosan, China. Diperankan oleh Donnie Yen, salah satu bintang film aksi bela diri yang cukup dikenal tentu sudah cukup memberi kesan aksi yang menantang dalam setiap adegan film tersebut.

Ip Man sekuel pertama menceritakan perjalanan awal dari seorang Ip Man yang memiliki kehidupan yang mapan di kota Fosan. Namun semenjak kehadiran penjajahan Jepang, kehidupannya berbalik 360 derajat, rumahnya turut diduduki Jepang, Ia menjalani hidup layaknya masyarakat lainnya yang sedang dijajah, kerja paksa untuk mendapatkan sumber makanan. Saya sangat menikmati history dari film ini, kolonialisme di film menjadi catatan bagaimana masyarakat Cina harus melawan penindasan Jepang saat itu. Dan itu menjadi history yang berarti bagi kita yang pernah merasakan penjajahan, sehingga wajar jika kita berpikir penjajahan di muka bumi harus dihapuskan bila melihat film ini.

Sebelum kehadiran Jepang, ada Intrik yang menarik dalam sekuel film ini dimana disaat mereka, orang-orang sesama China ingin menunjukkan kebolehan melalui ilmu beladiri kungfu, sikap arogansi, keangkuhan antar sesama seolah menunjukkan diri mereka itu hebat. Namun ketika Jepang datang, mereka tidak bisa berlagak lagi antar sesamanya. Bahkan ironisnya mereka harus bekerja paksa dan mengikuti beragam aturan Jepang jika tidak mau mati sia-sia. Terburuk bahkan pertandingan bela diri diadakan antara tentara Jepang dan masyarakat Cina sebagai hiburan Jenderal-jenderal Jepang. Jika pertandingan itu dimenangkan masyarakat China mereka berhak mendapatkan beras. Sebaliknya mereka babak belur jika tidak mampu menandingi bela diri tentara-tentara jepang tersebut.

Saya menikmati film ini dari awal hingga akhir, sosok Ip Man digambarkan sangat berkharismatik sebagai seorang jago bela diri kungfu. Namun Ia sangat mencintai dan menghargai istrinya. Adegan inilah dalam sekuel film tersebut sangat berkesan bagi saya selain aksi-aksi beladirinya, Ini adalah film teremosional yang pernah saya tonton terhadap penokohan sosok Ip Man.

Berbagai intrik dan perjuangan Ip Man menghadapi kekejaman penjajah diceritakan di film ini. Wing chun sebagai seni bela diri kian mengokohkan posisinya ketika Ip Man mulai mengajari penduduk Foshan bela diri untuk pertahanan diri melawan tindakan semena-mena tentara Jepang.