CERITA SIANG DI WARUNG KOPI

in WhereIN3 days ago

Siang ini saya akan menampilkan beberapa gambar dan uraian cerita di warung kopi..

Saya sedang tenggelam dalam komunikasi serius dengan situs web artificial intelligence di kedai kopi langganan ketika seorang kawan datang dengan wajahnya yang semrawut.

Setelah meletakkan tas laptop, dua smartphone, satu handphone biasa dan satu tab-nya di meja, si kawan menghempaskan tubuhnya di kursi, melepaskan napas panjang dengan wajah lesu, lalu mengeluh:

"Semua orang yang ada di sekeliling kita selalu membutuhkan perhatian kita.
Mereka menyedot empati kita seperti anak kambing yang haus seharian menyedot susu induknya; tanpa ampun.
Setiap hari kita dibikin pusing dengan urusan mendengar seorang kenalan baru bercerita tentang dirinya, dan seorang kenalan baru lainnya bercerita tentang istri atau suaminya, dan begitulah seterusnya."

Setelah agak lama terdiam namun belum sempat juga merangkai kata-kata yang tepat untuk lekas merespon keluhannya, saya hanya menanggapi dengan tiga kalimat tanya beruntun namun tanpa satu pun bermaksud bertanya.

Kata saya,
"Sudah demikian bertindih-tindihkah cerita yang mengendap dalam diri setiap orang? Sudah demikian langkakah orang yang ikhlas mendengar cerita orang lain? Sudah sesepi dan sesunyi inikah dunia kita sekarang?"

Mendengar tanggapan saya yang model kepujangga-pujanggaan seperti itu, entah di mana letak lucunya, dia malah pecah dalam tawa terbahak-bahak.

WhereIn Android