Meudang Jeumpa, Pohon Langka Peulangan Rumah Adat Aceh

in Indonesia4 years ago

DSC07965.JPGBibit tanaman Pohon Meudang Jeumpa (Mognallia MontanaI) | Photo: @hutanaceh

Dalam kawasan Hutan rimba merupakan dimana merupakan rumah bagi satwa liar dan tempat tumbuhnya berbagai macam ragam pepohonan mulai yang kecil hingga pohon yang besar. Namun selama ini tidak hanya satwa liar yang hidup di hutan yang terancam, akan tetapi beberapa jenis pohon juga termasuk mulai langka atau atau sangat jarang ditemukan dalam kawasan hutan akibat dari perambahan atau penebangan liar (illegal longing).

Salah satu pohon yang memiliki nilai Historis di Aceh yaitu pohon Meudang Jeumpa, bahasa latinnya Mognallia MontanaI saat ini telah mulai langka atau sangat jarang didapat dalam kawasan hutan di Aceh. Pohon Meudang Jeumpa memiliki kualitas kayu yang tinggi dan sangat baik.

Meudang Jeumpa dulu sangat dikenal dalam masyarakat Aceh, bagaimana tidak, kayu yang memiliki kualitas yang sangat bagus dimanfaatkan untuk bahan kontruksi rumah adat Aceh yang digunakan bagian atau sebagai peulangan rumah Aceh. Tanpa pohon meudang jeumpa sebagai peulangan terkesan rumah adat Aceh tidaklah sempurna.

Ukuran lebar peulangan kayu dari pohon meudang jeumpa kira kira sekitar 45 cm dan tebal 6 cm, sedangkan panjang tergantung ukuran rumah adat Aceh itu sendiri, misalkan panjang rumah adat aceh 9 Meter, maka kayu pohon meudang Juempa wajib 9 Meter.

DSC08091.JPG Penanaman Pohon Muedang Juempa di sekolah MAN 1 Mane, Pidie | Photo @hutanaceh

Selain itu steemian, tidak banyak yang mengetahui bagian terpenting lainnya yang memiliki nilai historis bagi bangsa indonesia dibagian rumah adat Aceh, bagian kiri dan kanan rumah adat aceh terdapat Tameh Raja atau tiang raja dan Tameh Putroe atau tiang Ratu yang diatas tiang tersebut ditempatkan kain merah putih yang merupakan bendera Indonesia. Menurut sejarah ditempatkannya bendera merah putih diatas tiang raja dan tiang putri pada kontruksi rumah adat Aceh pada masa jaman penjajahan Belanda bertujuan untuk menyembunyikan bendara merah putih pada penjajah belanda pada masa itu steemian.

DSC08140.JPGSalah seorang siswa MAN 1 Mane, Pidie sedang menanam pohon meudang jeumpa di halaman Sekolahnya | Photo @hutanaceh

Menurut sejarah sekitar Tahun 1977, pohon meudang jeumpa masih banyak terdapat atau tumbuh di perkampungan perkampungan dii Aceh, namun saat ini meudang jeumpa sangat jarang ditemukan. jikapun ada lokasinya tumbuhnya pohon meudang juempa berada dalam kawasan hutan yang jauh dari perkampungan.

Saat ini banyak masyarakat yang tidak mengenal pohon meudang jeumpa karena langkanya pohon tersebut walau beberapa masyarakat di beberapa kampung masih mengenal pohon meudang jeumpa namun banyak kaum muda atau kaum melenial yang sudah tidak mengenal bahkan mendengar nama pohon meudang jeumpa saja sudah sangat jarang. Hal tersebut juga karena saat ini banyak orang membangun rumah yang kontruksinya dari beton dan besi waja sehingga tidak lagi butuh pohon meudang jumpa untuk mendirikan bangunan rumah.

Dengan tulisan ini stemian bisa menambah pengetahuan sejarah pohon meudang jumpa dan sejarah rumah adat Aceh yang saat ini jarang kita temukan di kampung apalagi di perkotaan yang gedung gedung bangunan terbuat dari beton.

Dalam hal tersebut juga penulis mengajak semua stemain khususnya dan masyarakat Aceh pada umumnya untuk melestarikan hutan sehingga tumbuhan dan satwa liar bisa hidup secara berdampingan dengan manusia dan membudayakan menanam, baik pohon yang mulai langka maupun pohon yang masih banyak kita temukan. Karena fungsi pohon sangatlah penting bagi keberlajutan hidup manusia dimuka bumi ini. “Mari selamatkan bumi”.

Salam lestari....!