Mbah Rin, Sosok Pekerja Keras di Usia SenjasteemCreated with Sketch.

in Indonesia5 years ago

Pagi tadi, Sabtu, 29 Februari 2019, Allah menakdirkan saya untuk bertemu dengan sosok yang terbilang tua, tapi mandiri. Mbah Rin, begitu beliau menyebut namanya saat kuajak berkenalan.

Pertemuan itu terjadi tanpa disengaja. Saat saya sedang ada keperluan ke Punggur, Kabupaten Lampung Tengah tadi pagi, Allah menakdirkan ban mobilku bocor. Akhirnya kucari tambal ban terdekat.

Saat sedang menambal ban, datanglah seseorang yang sudah tua sedang naik becak. Sepertinya sedang mencari penumpang. Tempat ngetem yang dipilih kebetulan di depan bengkel mobil tempatku menambal ban.

IMG_20200229_081614.jpg

Saat beliau turun dari becak, kulihat jalannya sudah sempoyongan. Dengan kondisi yang seperti itu, tidak bisa saya bayangkan, bagaaimana bisa beliau mengayuh becak? Tapi ternyata bisa!

Rasa penasaranku pun tergelitik. Saat beliau duduk di kursi, aku pun mendekat ke beliau dan duduk disampingnya, kebetulan ada kursi yang kosong di sebelah beliau.

IMG_20200229_081603.jpg

Mulailah beliau kuajak ngobrol basa-basi. Karena kebetulan beliau orang Jawa, maka kuajak berdialog dengan bahasa Jawa, agar lebih akrab.

Mbah Rin, begitu beliau menyebut namanya saat kuajak berkenalan. Usianya (katanya 60-an tahun). Akan tetapi, jika saya perhatikan lebih seksama, sepertinya usia beliau lebih dari itu.

Anak beliau semuanya ada 4 orang. Sudah berkeluarga 3 orang, sementara si bungsu masih bersekolah kelas 2 SMA.

Saat saya tanya, mbah kan sudah sepuh, kok masih bekerja mbecak? Apa jawab beliau? Selama saya masih bisa "obah" alias bergerak, maka pantangan bagi saya untuk minta ke anak.

Mak jleb! Ucapan beliau itu cukup bermakna dan membekas sekali bagiku. Prinsip kemandirian yang beliau pegang sungguh mulia. Beliau tidak ingin menjadi beban orang lain, bahkan itu anaknya sendiri. Masalah jika anak mau memberi, ya itu urusan mereka.

Intinya, Mbah Rin tidak ingin hanya berpangku tangan mengharapkan belas kasihan. Apapun akan beliau lakukan selama tubuh masih bisa digerakkan.

Saat saya tanya berapa penghasilan dari menarik becak yang beliau dapatkan setiap harinya, beliau menjawab: "Pendapatan gak menentu mas. Kadang dapat kadang tidak dapat. Kalau pas dapat, bisa 15 ribu. Dapat 25 ribu itu sudah banyak. Kalau pas lagi apes, ya seharian gak dapat uang" Ya Allah... batinku ikut sedih...

IMG_20200229_083344.jpg

Mulutku tercekat tak bisa berkata-kata. Ingin rasanya menangis saat itu.

Tanpa terasa, proses penambalan ban mobilku sudah selesai. Karena saya harus meneruskan perjalanan, maka saya pamitan dengan Mbah Rin. Sambil salaman, kuselipkan sedikit rejeki dari Allah untuk beliau. "Monggo mbah... Kulo pamit. Niki wonten rejeki sekedik kangge tumbas uyah...," ujarku seraya masuk ke mobil.

Sort:  

Sudah kita upvote dan reblog yaa ke ribuan follower.. =] Trims sudah memvoting @puncakbukit sebagai witness dan kurator anda.

Semoga mbah Rin dan @maskuncoro selalu dimudahkan rezekinya.. Aamiin..

Aamiin... Terima kasih atas doanya Bang @anroja

Congratulations @maskuncoro! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :

You received more than 7000 upvotes. Your next target is to reach 8000 upvotes.

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

You can upvote this notification to help all Steem users. Learn how here!