Peran Orang Tua Dalam Membentuk Kepercayaan Diri Anak

in Indonesia3 years ago

adult-art-artsy-278312-e0ad2e7b3ee8658bc6012f4e000ba7ae_600x400.jpg


Source

Confidence is beautiful." Tapi perjalanan untuk mendapatkan kepercayaan diri kan kadang-kadang itu sulit dan juga memang ini perjalanan yang harus ditanggung seumur hidup. Kalau saya mungkin kemarin sudah lumayan, tapi memang kadang-kadang suka down.

Confidence itu kelihatan simpel, tapi dampaknya itu sangat besar bahaya, bahkan mengakibatkan kematian. Karena gini, anak yang enggak percaya diri itu ada yang selalu pikirannya negatif yang tidak baik dalam dirinya sendiri, lama-lama kan dia malah itu frustasi.

Jadi, hal yang simpel, tapi dampaknya itu signifikan sekali.

Banyak sekali dampak yang memicu anak merasa tidak percaya diri.

Pertama, kalau buat anak remaja, kurang percaya diri karena fisik. Dia merasa berbeda dengan yang lain, dia merasa rendah dari yang lain.

Yang kedua karena status sosial.

Yang ketiga karena anak-anak merasa malu orang tuanya kurang bahagia, orang tuanya yang broken home, orang tuanya yang miskin.
Kepercayaan diri itu ada hiden, ada yang kelihatan, itu jelas sekali dari dialog, dari bentuk tubuhnya. Tapi ada yang kelihatan menutupi dia tidak percaya diri.

Jadi kalau yang hiden itu memang harus hubungan anak dan orang tua itu harus dekat. Jadi orang tua harus benar-benar mengerti si anak punya pertumbuhan. Atau si anak pun mau open bilang, dan orang tua bisa bantu, bisa support. Tapi masalahnya orang tua dan anak kan enggak selalu bagus dalam komunikasi. Dan kalau kita enggak pintar mensupport anak, makanya ada wadah-wadah menjembatani antara orang tua dan anak.

Kalau enggak percaya diri itu bukan bawaan dari lahir, itu terbentuk dengan situasi kebiasaannya sehari-hari. Waktu terbaik dengan anak itu sebelum mereka tidur. Kalau ada waktu tiduran dengan mereka, ngobrol, cerita, terus di mobil, ngobrol, cerita di meja makan. Jadi, banyak kesempatan-kesempatan digunakan untuk bercerita.

Emosi harus disingkirkan terlebih dahulu. Orang tua harus bisa jadi teman buat anak mereka. Karena kalau mereka cari teman yang salah, salah jalan nanti, salah nasehat.

Bagaimana kita melatih anak-anak ketemu orang, harus salaman, melihat mata dan senyum "hai om.... hai tante."

Jadi mengajarkan anak-anak juga hidup dengan standar. Standar kerja, standar belajar, standar kebersihan, jadi semua itu ada aturan-aturannya.

Pesan saya, mungkin agak sedikit keras. "Ketika kita memutuskan jadi orang tua, berfungsilah sebagai orang tua."

Karena anak tidak minta dilahirkan, kalau mereka bisa memilih, mereka akan memilih orang tua yang the best. Mari kita berfungsi jadi orang tua, bukan menggedekan tubuh dengan makanan, uang, tapi ajar dan bimbing anak kita menjadi anak yang percaya diri dalam hidupnya.

Tidak hanya memeri nafkah, tapi partner buat mereka. Luangkan waktu dengan dia, ngobrol-ngobrol dan lain sebagainya. Kalau kita terbuka, mereka juga lebih percaya diri.



blog-66-980x551.jpg
Source

Semoga bermanfa'at.

By @midiagam

Sort:  

Kita sering mengharap pada anak untuk menjadi anak yang baik. Tapi lupa menyadari untuk menjadi ibu atau bapak yang baik bagi anak-anak. 👍

Betul sekali sobat 😊

Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfa'at, salam kompak.