LGTB

in #home7 years ago (edited)

Penyebab Homoseksualitas
Dilihat dari jenisnya, penyebab homoseksual dapat dibagi dalam beberapa kategori.

  1. Biogenik, yaitu homoseksual yang disebabkan oleh kelainan di otak atau kelainan genetik. Kelainan jenis ini yang paling sulit disembuhkan, karena sudah melekat dengan eksistensi hidupnya. Mereka sejak lahir sudah membawa kecenderungan untuk menyukai orang lain yang sejenis, sehingga benar-benar ini di luar kontrol dan keinginan sadar mereka.
    Upaya ilmuwan menguak tabir homoseksual pernah dilakukan. Pada tahun 1991, ilmuwan dari California melaporkan hasil CT scaning (penyinaran) terhadap otak pria gay dan pria normal. Yang ternyata berbeda. Kemudian tahun 1993, ilmuwan dari National Institut of Health (N,I,H) di Marylnd Amerika menemukan adanya unsur DNA pada kromosom X yang menentukan orientasi seksual seseorang. Sejauh ini pengetahuan manusia seputar gen masih sedikit. Di sisi lain, andaikata faktor genetik yang mempengaruhi orientasi seksual, maka tentunya diperlukan tes genetik pada janin manusia untuk menentukan orientasi seksualnya.
    Terdapat beberapa alasan untuk memercayai bahwa banyak orang memiliki suatu tingkat ketertarikan bawah sadar dengan kedua jenis kelamin secara genetik. Kita semua memiliki biseksual bawaan, tetapi sebagian besar dari kita mengalami represi pada salah satu sisi. Faktor bawaan atau gen, yaitu adanya ketidakseimbangan jumlah hormon pada diri seseorang sejak lahir memengaruhi identifikasi seseorang. Jumlah hormon wanita cenderung lebih besar daripada laki-laki.
    Hal ini dapat berpengaruh pada sifat dan perilaku si laki-laki tersebut. Jati diri kewanitaan biasanya lebih kuat, sehingga mereka cenderung berperilaku feminin dan selalu tertarik terhadap aktivitas yang dilakukan wanita. Laki-laki yang menjadi gay karena faktor gen tersebut biasanya tidak bisa kembali menjadi laki-laki dalam arti sebenarnya. Tapi, sifat gay tersebut bisa berkurang frekuensinya. Tentunya, diperlukan usaha yang keras. Misalnya, tidak bergaul lagi dengan kaum gay, punya keyakinan yang kuat, dan harus tahan segala godaan.
    “Hanya 16% yang diakibatkan genetik. Jadi keturunan bukan faktor hubungan sebab akibat. Bahkan pada kembar identik sekalipun hanya 50% pengaruhnya," ujar psikolog yang akrab dipanggil Kang Gimmy.
  2. Psikogenetik, yaitu homoseksual yang disebabkan oleh kesalahan dalam pola asuh atau pengalaman dalam hidupnya yang mempengaruhi orientasi seksualnya di kemudian hari. Kesalahan pola asuh yang dimaksud adalah ketidaktegasan dalam mengorientasikan sejak dini kecenderungan perilaku berdasarkan jenis kelamin. Dengan kata lain, faktor lingkungan seperti pengasuhan dan pengawasan orangtua, pendidikan terhadap anak dan pergaulan sesama teman sangat mempengaruhi orientasi seksual seseorang.
    Hal yang sangat berperan penting dalam perkembangan homoseksual pada anak-anak adalah pengalaman homoseksual, yaitu pengalaman seksual di masa kanak-kanak, terutama jika itu merupakan pengalaman seksual pertama atau pengalaman seksual dengan orang dewasa. Selain itu, kontak homoseksual apapun dengan orang dewasa, terutama dengan figure otoritas atau kerabat.
    Abnormalitas dalam keluarga juga sangat mempengaruhi pertumbuhan seksual pada anak, seperti peristiwa-peristiwa di bawah ini:
     Ibu yang sangat dominan, posesif, atau menolak anak.
     Tidak memiliki sosok ayah, atau ayah jauh (dimata dan dihati) ataupun menolak anak.
     Orang tua atau saudara yang memiliki kecenderung homoseksual, khususnya yang mencabuli anaknya yang berjenis kelamin sama.
     Kurangnya lingkungan rumah yang religious.
     Perceraian, yang sering mengarah pada masalah seksualitas pada anak maupun orang tuanya.
     Orang tua yang mencontohkan peran seks yang tidak konvensional, dan Orang tua yang menerima homoseksualitas sebagai hal yang sah-sah saja, misal menerima teman kerja atau sahabat yang homoseks sebagai bagian dari keluarga.
    Pengalaman seksual yang tidak lazim pada masa kanak-kanak pun turut mempengaruhi tumbuh kembang seks. Seperti masturbasi dini atau berlebihan, terekspos pornografi pada anak-anak, depersonalized seks (contoh: terlibat dalam hubungan seks berkelompok atau seks dengan binatang), dan misalnya pada perempuan terlibat interaksi seksual dengan lelaki dewasa.
    Pengalaman pertama relasi seksual yang dialami seseorang, kemudian dikuatkan pula oleh pola asuh. Menghindarkan anak pada perilaku homoseksual bisa juga ditempuh dengan pola asuh yang egaliterian. Jadi, jangan terjebak oleh kampanye penyetaraan gender yang akhirnya membuat anak memahaminya sebagai pendidikan homoseksualitas. Prinsip penyetaraan gender bukan dalam hal seksual, namun dalam melatih kemandirian. Karena secara kodrati masing-masing gender harus tetap berpegang pada fungsi dan perannya. Anak laki-laki harus tetap dikenalkan peran kelaki-lakiannya, begitu pun anak perempuan. Masing-masing gender ada yang tidak bisa tergantikan, sehingga sisi maskulin dan femininnya tetap ada pada gender masing-masing.Misalnya saja peran wanita melahirkan dan menyusui.
    Faktor lingkungan dan pola asuh lebih berperan dalam proses identifikasi seksual seseorang. Misalnya saja ketika seseorang lebih sering bertemu dengan laki-laki dan jarang bertemu dengan wanita, maka kecenderungan menjadi gay lebih besar. Faktor pengalaman pertama relasi seksual juga harus menjadi perhatian orang tua, terutama ketika seorang anak mengalami kematangan seksual. Biasanya mereka berawal dari coba-coba untuk berhubungan dengan sesama jenis dengan imbalan uang, karena dinilai tidak berisiko terhadap kehamilan.
    Jenis gay ini bisa hilang bila mereka telah menemukan pasangan hidup wanita, dan merasakan relasi seksual dengan lain jenis lebih memuaskannya. Atau, mereka keluar akibat terkena penyakit kelamin. Gay tersebut dapat kembali sebagai lelaki sepenuhnya bila punya komitmen kuat untuk menjauhi kehidupan gay.
  3. Sosiogenetik, yaitu orientasi seksual yang dipengaruhi oleh faktor sosial-budaya. Pengaruh budaya juga dapat menjadi penyebab seseorang memiliki kecenderungan atau berperilaku homoseksual. Berikut hal-hal yang termasuk sosiogenetik:
     Adanya sub-kultur homoseksual yang nampak di lingkungan dan disetujui secara sosial sehingga mengundang keingintahuan dan keinginan untuk mencoba-coba.
     Pendidikan seks yang pro-homoseksual.
     Figur otoritas yang secara terbuka mengakui bahwa dia homoseks
     Lingkungan sosial dan hukum yang mentoleransi tindakan homoseksual

Masalah Medis dari Orientasi seksual sejenis serta bagaimana pencegahan perilaku yang berorioentasi seksual sejenis
lgbt-2741358_960_720.png

Sort:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://campuzsadam.blogspot.com/2008/11/makalah-kelompok-i-akhirnya-selesai.html