Husnuzon is the most important path of the Islamic Ummah from envy/Husnuzon adalah jalan terpenting umat islam dari sifat dengki
Husnuzon is as good as ever. This is the action demanded in Islam because it can be evasive from accusing others of doing evil, which indirectly, if it does not have solid evidence to make us slanderers!
"And do not follow something you do not know. Because hearing, sight and conscience, all of which will be held accountable. "
[al Isra ', 17:36]
It is also good to have a lot of goodness and advantages. They are friendship and brotherhood for the better. This is because, if the heart is free from the bad suspect of the brother, then what is in his heart is a good presumption, then surely his heart increased love for his brother. Imagine if the heart is full of bad assumptions, it is certain if you look at his brother's face, hate, anger and resentment, even if the allegation has not been proven true, nauzubillah.
In addition, good suspect can also clean the liver from the black dots in the liver. This black spot just stops at a dirty heart. If the heart is full of black dots, then the cleaning process is also difficult. Is not prevention is better than cure. So, let us prevent the unjust matters from continuing to gather in our hearts, not bad suspects alone, even all forms of munkar.
Some orders of Sheikh Abdul Qadir Jailani so that we should feel good about each other;
If you meet someone, then believe that he is better than you. Say it in your heart;
"Maybe his position with God is much better and higher than mine."If meeting a small child, then speak in your heart;
"This child has not been a witness to God, whereas I have been a lot of martyrs to Him. Of course this kid is much better than me. "If you meet a parent, then speak in your heart;
"He has worshiped God far longer than me, he is better than me."If you meet a man of knowledge, then speak in your heart;
"This man earns a gift that I will not love, to achieve a position I will never achieve, to know what I do not know and to practice his knowledge, surely he is better than me."If you meet a fool, then say in your heart;
"This man has a consent to Allah because he is foolish (do not know), whereas I am compelled to Him when I know the consequences. And I do not know how late my age and age will be. He's better than me. "
"O you who believe! Let not a people mock the other people (may be) they may be better than those who mock, nor the women (make fun of) other women, (may) be allowed so women (who are mocked) are better than women (who make fun of). Do not criticize one another, and do not call each other with bad titles. The worst of a call is a (bad) call (evil) after faith. And whoever does not repent, they are the wrongdoers. "[Al Hujurat, 49:11]
I once read a piece of an article that goes something like this: "If you think you are the most devoted person because you are a pious person, then at that moment, you are not a true man".
However, we must remember, if our words appear to people doing immoral, and we think good of them, then we also can not be separated from bear the sin. Because Islam requires us to prevent the prevailing munk in our environment with our existing abilities, such as where the words of the Prophet s.a.w;
"Whoever of you who sees evil, let him change with his hand (power), if he can not, then with his tongue (orally), and if he can not too, then with his heart (feel displeased and disagree ; do not be meredhai). And that is the weakest-weak faith. "[Muslim Hadith History]#Husnuzon adalah berbaik sangka. Ini adalah perbuatan yang dituntut dalam Islam kerana perbuatan ini dapat mengelak dari menuduh orang lain berbuat keburukan, yang secara tidak langsung, jika tidak punyai bukti yang kukuh menjadikan kita pemfitnah!
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Kerana pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.”
[al Isra’, 17:36]
Berbaik sangka juga mempunyai banyak kebaikan dan kelebihannya. Antaranya adalah hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik. Ini kerana, apabila hati bebas dari bersangka buruk terhadap saudara itu, maka yang ada dalam hatinya adalah sangkaan baik-baik belaka, maka sudah pasti hatinya bertambah cinta pada saudaranya itu. Bayangkan jika hati penuh dengan sangka buruk, sudah pasti apabila lihat sahaja muka saudaranya itu, menjadikan timbul benci, geram dan segala dendam, biarpun sangkaannya itu belum terbukti benar, nauzubillah.
Selain itu, bersangka baik juga dapat membersihkan hati dari titik-titik hitam di hati. Titik hitam ini hanya singgah pada hati yang kotor. Jika hati sudah penuh dengan titik hitam, maka proses pembersihannya juga menjadi sukar. Bukankah mencegah lebih baik dari mengubati. Jadi, marilah kita mencegah perkara-perkara mungkar dari terus berkumpul di hati kita, bukan buruk sangka sahaja, malah segala bentuk kemungkaran.
Beberapa pesanan Sheikh Abdul Qadir Jailani agar kita sentiasa bersangka baik sesama insan;
Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahawa dia lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu;
“Mungkin kedudukannya di sisi Allah jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku.”Jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah dalam hatimu;
“Anak ini belum bermaksiat kepada Allah, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepadaNya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku.”Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah dalam hatimu;
“Dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku.”Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah dalam hatimu;
“Orang ini memperoleh kurnia yang tidak akan kuperolehi, mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia mengamalkan ilmunya, tentu dia lebih baik dariku.”Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah dalam hatimu;
“Orang ini bermaksiat kepada Allah kerana dia bodoh (tidak tahu), sedangkan aku bermaksiat kepadaNya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik dariku.”
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (kerana) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (kerana) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olokkan). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” [al Hujurat, 49:11]
Saya pernah terbaca sepotong ayat dari suatu artikel yang lebih kurang berbunyi begini, “Jika anda sangka anda adalah orang yang paling bertaqwa kerana anda adalah orang bertaqwa, maka di saat itu juga, anda bukanlah orang yang bertaqwa sebenarnya”.
Namun, kita harus beringat, andai kata kita ternampak orang melakukan maksiat, dan kita bersangka baik terhadap mereka, maka kita juga tidak terlepas dari menanggung dosa tersebut. Kerana Islam mewajibkan kita mencegah kemungkaran yang berlaku di persekitaran kita dengan kemampuan yang ada pada kita, seperti mana sabda Rasulullah s.a.w;
“Barangsiapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubah/mencegah dengan tangannya (kekuasaan), jika ia tidak mampu, maka denagn lidahnya (secara lisan), dan jika ia tidak mampu juga, maka dengan hatinya (merasakan tidak senang dan tidak setuju; tidak meredhai). Dan itu adalah selemah-lemah iman.” [Hadis Riwayat Muslim]
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://ceriatech.wordpress.com/2012/08/03/bersangka-baik-husnuzon-vs-bersangka-buruk-suuzon/
thank you for the suggestion I hope I do not repeat the same mistake I apologize again