Perjalanan Dua Pemuda Steemian KSi Barsela Go Banda Aceh

Hari Jumat (27/4/2018) sekitar pukul 13.40 wib, tiba-tiba dua orang pemuda kembali pulang dari aktivitas sehari-hari mereka. Sesampai dirumah, lalu keduanya saling merapikan pakaian andalan masing-masing, baju-celana itu ada yang bersih ada pula masih kotor kemudian dimasukkan dalam satu ransel.

Dua pemuda itu, @dicky dan @agusnovic pada waktu tersebut terpaksa meninggalkan seorang lelaki berumur (25) @danialves yang saat itu masih dalam kondisi linglung. Kepulangan keduanya meninggalkan tanda tanya baginya, kenapa mereka meninggalkan rumah dengan tiba-tiba.

Biasanya ketika berpergian jauh sebelumnya terlebih dahulu memberi kabar, namun kali ini berbeda dan sempat membuat seorang teman syok mendengar kabar kepulangan kami secara tiba-tiba yang saat itu sedang santai meningmati secangkir teh panas. Tanya dia, hoe kajak?, lalu jawab @dicky “meujakwoe Banda Aceh Siat”. Kapaloe siat at balek keudeh, balas dia dengan raut wajah meninggalkan.

@agusnovic sambung menjawab, kaaa beh, wakkamoe meubalek Banda Aceh siat, nyoe balek ile urumoh. Lalu, keduanya meninggalkan sebuah warung kopi tempat tongkrongan mereka sehari-hari, setelah membayar kedua minuman sedangkan @dicky sudah dalam posisi siap gas motor.

@dicky, @danialves dan @agusnovic adalah tiga pemuda yang tinggal bersama dibawah satu atap, lokasi berada di Desa Blang Beurandang, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat. Ketiganya juga diketahui sebagai anggota Komunitas Steemit Indonesia (KSI) chapter Barat Selatan Aceh (Barsela).

Kepulangan kami ke pusat Ibukota Provinsi Aceh itu, menggunakan motor milik @dicky. Menggunakan kendaraan tanpa atap itu menjadi prioritas ketika melintasi Kabupaten Aceh Jaya dan Aceh Besar dan sudah menjadi hal biasa bagi keduanya. Alasanya adalah, menggunakan motor tentunya dapat menikmati indahnya panorama alam tepi jalan itu.

Keindahan demi keindahan dapat kita saksikan ketika memasuki wilayah bumi “Meurehom Daya” setiap perjalanan tentu dapat menghibur mata, kiri kanan indah, selain pantai gunung pun menghiasi dan menghipnotis mata dengan keindahannya.

Sekitar pukul 17.00 wib, perjalanan kami mulai memasuki wilayah Lamno, Aceh Jaya. Selanjutnya, di tengah perjalanan memasuki pengunungan Kulu, kendaraan yang ia kendarai sempat kekurangan daya alias abis minyak, disitu pula sempat membuat kami khawatir, dimanakan ada penjual minyak, tanya dalam pikiranku.

Saya nyakin, tidak ada penjual disini karena lokasi berada tepat di atas penggunungan dan tak berpenduduk. Selama 15 menit kami terpaksa singgah, karena sore semakin sore, maka terpaksa mendorong sedikit, alhasil posisi dalam penurunan, sedikit dorong zuuussss kereta yang kami duduki itu melaju dengan sendirinya tanpa dihidupkan mesin.

Hingga penghujung penurunan, akhirnya sekumpulan rumah penduduk mulai terlihat, maka kami berhenti sejenak dan bertanya, apakah ada dijual minyak bensin disini, jawab penjual itu, ada bang, berapa?, balas @dicky Rp20 rb saja ya……….

Dengan sisa perjalanan 20 Km lagi, lalu kembali melanjutnya, sesampai persimpangan lhokga, kami belok kanan atau arah menuju mata ie II, jalan tersebut bisa tembus di kawasan mata ie, Keutapang yang mana daerah itu tidak jauh dari rumah kami tinggal masing-masing.

Alasan kami pulang ke Banda Aceh adalah khusus untuk bertemu dengan semua keluarga. Kalau @dicky, tentunya beralasan berjumpa dengan kedua orang tuanya dan beberapa adiknya. Selain itu, kami nantinya ingin bertemu dengan kalangan-kalangan steemian senior guna untuk menambah ilmu steemit, sekian isi perjalanan kami.