Kelas Menengah dan Bisnis Kuliner di Aceh

in #indonesia5 years ago

Kalau kita perhatikan, bisnis kuliner berkembang cepat di berbagai kota di Aceh belakangan ini. Tempat makan dan tempat minum tumbuh di berbagai sudut, terutama warung kopi. Label sebagai kota dengan 1001 warung kopi sudah semakin menguat dengan hadirnya coffee shop di berbagai sudut kota.

Selain menjual kopi, coffee shop tersebut juga menyajikan berbagai makanan, baik makanan ringan maupun makanan berat seperti nasi. Kuliner Eropa juga hadir dengan harga yang relatif murah bagi sebagian besar masyarakat. Selain itu, interior kafe juga dirancang dalam bentuk unik dengan beberapa sudut yang sangat instagramable atau layak dibagikan ke berbagai sosial media.

Soal rasa jangan ditanya. Meski makanan dengan nama Eropa atau luar negeri seperti burger, pizza, kebab, dan sebagainya, rasanya terkadang lebih dekat dengan lidah orang Indonesia.

Sayangnya, banyak kafe tersebut dibangun tanpa perencanaan matang, sekadar ikut-ikutan untuk mencari peruntungan dari tumbuhnya kelas menengah di Aceh. Perencanaan termasuk berbagai hal, mulai dari kelayakan studi bisnis, keuangan, lokasi, sampai prospek ke depan. Banyak yang membangun kafe dengan pertimbangan pemiliknya memiliki banyak jaringan. Minimal, dengan kehadiran kawan-kawannya kafe bisa tumbuh.

Semua orang berpikir sama sehingga ramai-ramai membuka usaha kafe. Ada yang meminjam uang bank dan menyewa toko. Ada yang menjual aset untuk membangun kafe, ada juga yang berkolaborasi dengan rekanan bisnis lainnya.

Di Lhokseumawe, banyak kafe baru yang dimodali oleh beberapa orang. Mereka membagi modal yang banyak dan dicatat sebagai modal. Ini strategi untuk mengurangi modal sekaligus menarik lebih banyak pelanggan kafe.

 Di kota kecil seperti Lhokseumawe dan kota lainnya di Aceh dengan kelas menengah yang terbatas, pengunjung kafe tentunya tidak terlalu ramai bertambah. Pengunjung yang diperebutkan tentu yang itu-itu juga, tidak banyak pertumbuhan pengunjung baru, apalagi jika kegiatan ekonomi dan bisnis tidak banyak di kota itu.

Karakteristik pengunjung juga menarik untuk dipelajari. Sebagian besar pengunjung kafe cenderung terpengaruh dengan kebiasaan pengunjung lain. Bila satu kafe ramai, orang berduyun-duyun ke sana. Ketika sudah bosan, kafe tersebut ditinggalkan dan pindah ke kafe lain, begitu seterusnya.

Jadi, kalau kafe tersebut serupa semuanya, akan datang kebosanan pengunjung. Kafe itu harus unik dari berbagai aspek baik lokasi yang strategis dengan tempat parkir yang luas dan nyaman, harga makanan yang terjangkau, rasa yang menggetarkan lidah, plus pelayanan yang ramah.

Soal pelayanan, bagaimana menurut Anda? Ini adalah masalah utama kita jamak kita temukan di berbagai kafe di Aceh. Bagaimana pengalaman Anda?

*****

Source: 1, 2, 3, 4

Sort:  

The Steem blockchain is currently being attacked by a central authority in order to take control of the witnesses. If you are not managing your witness votes, please consider setting @berniesanders as your witness voting proxy by clicking here to help restore the decentralization of Steem.

Congratulations @aiqabrago! You received a personal award!

Thank you for the witness votes you made to support your Steem community and for keeping the Steem blockchain decentralized

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Do not miss the last post from @steemitboard:

Use your witness votes and get the Community Badge
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!

Buka bisnis juga nih