See and Rate Our Characters, Not Others (Bilingual)

in #indonesia6 years ago

Good night my Stemians friend wherever you are. Hopefully stay healthy and active in sharing all good thing. Tonight I would like to invite you all to reflect on how our character and the people around us are. This time the topic is a different than I have written before. But believe me, all of this also has a purpose. At least this article is also being as a part of education for all of us.

Okay, let's start by seeing how many friends we have. If we are able to look far into the past, we all must have lots of friends when we were little, right? But how many people can we remember now? I'm sure only one, two or three. No more.

If we remember friends in middle school, maybe we can remember more. Because the duration is closer to now, than when we are still in elementary school. But how many people from middle school friends are in the category of close friends? Or enter as a friend's category.

Likewise with high school friends or college friends. The answer is definitely a lot. But how many people are still in communication with us or are we still in contact with him? Certainly not as much as they are. Those who still communicate regularly are of course only those who are close friends. The rest only fill the alumni group.

Friends who are in the alumni group are only to share happy holidays, say condolences or say happy birthday because they follow others who still remember our birthday.

Why are there many people but not many agree with us. Why even though there are many friends but not all of them become close friends? The answer is because not all can understand us. Because we can't understand all of them. Because it is only those who feel like the one we choose or they choose us as close friends. Friends who share stories, both happy and difficult.

If only we could understand everyone or everyone could understand us, then more people would 'click' with us right? But that can't happen. Because with blood relatives, born by the same parents, we cannot necessarily agree. There are always differences or contradictions. Like the Chinese proverb, when we see people with characters that conflict with us, we should see and judge our own character.

But what we do is not like that. If we see people with characters that are against us, then we think of them as opponents. This is one reason why not everyone can be close to us.

What do you think about it my Stemians? Do you have different views?

Image source: 1, 2, 3, 4, 5

*INDONESIA*

Lihat dan Nilailah Karakter Kita, Bukan Orang Lain

Selamat malam sahabat Stemians dimanapun kalian berada. Semoga tetap sehat dan giat dalam berbagi. Malam ini saya ingin mengajak Anda semua untuk merenungi tentang bagaimana karakter kita dan orang-orang di sekitar kita. Barang kali ini menjadi topik berbeda dari yang pernah saya tuliskan sebelumnya. Namun percayalah, semua ini juga ada tujuannya. Setidaknya tulisan ini juga menjadi bagian dari edukasi untuk kita semua.

Baiklah, mari kita mulai dari melihat seberapa banyak teman yang kita miliki. Bila kita mampu melihat jauh ke masa lampau, kita semua pasti memiliki banyak teman waktu kecil bukan? Namun berapa orang yang mampu kita ingat sekarang? Saya yakin hanya satu, dua atau tiga saja. Tidak lebih. 

Bila kita ingat teman di saat SMP, mungkin akan lebih banyak yang bisa kita ingat. Karena durasi waktunya lebih dekat dengan sekarang, ketimbang saat kita masih duduk di bangku sekolah dasar. Namun berapa orang dari sahabat SMP itu yang masuk kategori teman dekat? Atau masuk sebagai kategori sahabat.

Begitu juga dengan teman SMA atau teman kuliah. Jawabannya pasti banyak. Tetapi berapa orang yang masih menjalin komunikasi dengan kita atau sebaliknya kita masih berhubungan dengannya? Pasti tak sebanyak jumlah mereka. Yang masih rutin berkomunikasi tentu hanya mereka yang menjadi teman dekat. Selebihnya hanya pengisi grup alumni.

Teman yang ada dalam grup alumni itu hanya untuk berbagi selamat hari raya, mengucapkan bela sungkawa atau mengucapkan selamat ulang tahun karena mengikuti yang lain yang masih ingat dengan ultah kita.

Mengapa ada banyak orang tapi tak banyak yang sepaham dengan kita. Mengapa meski banyak teman tapi tak semuanya jadi teman dekat? Jawabannya karena tidak semua bisa memahami kita. Karena kita tidak bisa memahami semua mereka. Karena itu hanya yang merasa sepaham saja yang kita pilih atau mereka memilih kita sebagai teman dekat. Teman tempat berbagi kisah, baik itu senang maupun susah.

Kalau saja kita bisa memahami semua orang atau semua orang bisa memahami kita, maka lebih banyak orang yang ‘klik’ dengan kita bukan? Tapi titu tidak mungkin terjadi. Karena dengan saudara sedarah, satu ayah dan satu ibu saja kita belum tentu bisa sepaham. Selalu saja ada perbedaan atau saling bertentangan. Seperti ungkapan peribahasa Cina, ketika kita melihat orang-orang dengan karakter yang bertentangan dengan kita, seharusnya kita melihat dan menilai karakter diri kita sendiri.

Tapi yang kita lakukan bukan seperti itu. Bila kita melihat orang-orang dengan karakter yang bertentangan dengan kita, maka kita menganggapnya lawan. Inilah salah satu alasan mengapa tidak semua orang bisa dekat dengan kita.

Bagaimana menurut sahabat Stemians? Apakah kalian punya pandangan berbeda?

Sort:  

Kita akan lebih mengenal dunia jika kita bisa mengenali diri sendiri.

Beautiful

Kalo saya sih tergantung drri kita bagaimana cara bergaul. Kalau kita asik temen pasti asik.

Luar biasa

Sependapat. Namun begitulah terkadang bukan dari kita melainkan dari lawan yang akan kita cari persamaan, namun dia mencari perbedaan. Sehingga perbedaan yang akan memisahkan bukan perbedaan yang bisa di jafikan saling menutupi kekurangan. Karena mungkin, ini mungki ya. Mereka bukan melihat perbedaan tapi melainkan kekurangan untuk dijadikan kekuatan pribadi bagi dirinya sendiri dan untuk menyerang lawan yang menganggapnya kawa.

Sory jika salah.

Tapi yang kita lakukan bukan seperti itu. Bila kita melihat orang-orang dengan karakter yang bertentangan dengan kita, maka kita menganggapnya lawan. Inilah salah satu alasan mengapa tidak semua orang bisa dekat dengan kita.

Nah, ini, DekCurr! Ini yang sering membuat hidup tak lagi damai, harusnya mendapati kenyataan ini, kita coba bercermin dan belajar untuk memahami, ya?

Nice post, as always! Thank you Dek Currator. Hehe. Masih ingat kan sapaan ini?

Kakakku adalah temanku asyik

Barangkali, keburukan kita adalah selalu luput menyorot diri sendiri karena sibuk mengomentari orang lain.. Terima kasih sudah berbagi, Bang @aiqabrago.. Selamat beristirahat... :)

Dalam hal ini, saya sepenuhnya sependapat..

Saya setuju bang @aiqabrago karena Cerminan yang baik adalah cerminan kita sendiri, bukan mencerminkan orang lain dalam diri kita.

Begitu juga saat bercermin, lihatlah diri kita terlebih dahulu sebelum melihat orang lain.