Tabuik, Religious Ceremony of Minangkabau Society (Bilingual)

in #indonesia7 years ago

Indonesian people have various religious ceremonies or rituals. This activity not only belongs to the community in Java, but also owned by other Indonesian people. One of them is the celebration ceremony of Husin's death, the grandson of Rasulullah Muhammad SAW. The ceremony commemorating the Ashura - one of the greatest days of Islam - in Minangkabau society called Tabuik.

Tabuik this is a term for the procession that is considered as a corpse that brought in the crowd to be washed into the sea. This ceremony is almost being routine agenda in the Pariaman community. Even have menajdi fixed agenda that is held every year, coinciding with 10 Muharram.

According to some records, Tabuik celebration has been done by the Minangkabau community since 1831 and continues for generations to date. Even this religious ceremony has now become part of tourism activities in the local area.

To be able to follow this ceremony, many tourists both local and foreign tourists who come specifically. At the time of the ceremony thousands of people gathered and followed these Tabuik directions until successfully docked into the ocean.

Uniquely, this Tabuik ceremony takes place since 1 Muharram, or 9 days before the big ceremony conducted on 10 Muharram. On the 1st day for example, the first process of making Tabuik begins. Society collects mud from a river and then wrapped in white cloth. The mud is then stored in a pottery.

Mud clad in white cloth is symbolized as the tomb of Husin, grandson of the Prophet.

Then at 5 Muharram, the second preparation is done by cutting banana stems at night. Cutting banana stem is also very sacred. Besides being done at night, it should be done in one slice. This ritual symbolized as a form of courage Husin's son, Abi Kasim in avenging the death of his father.

After that several other processes still follow until on the 10th newly installed the top Tabuik and then ended with a ceremony parade to the sea. This ceremony as well as other religious ceremonies or rituals, takes place very uniquely to draw the attention of many people.

Image source: 1, 2, 3

*INDONESIA*

Tabuik, Upacara Keagamaan Masyarakat Minangkabau

Masyarakat Indonesia memiliki beragam upacara atau ritual keagamaan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi milik masyarakat di Pulau Jawa, namun juga dimiliki masyarakat Indonesia lainnya. Salah satunya adalah upacara perayaan wafatnya Husin, cucu Rasulullah Muhammad SAW. Upacara memperingati hari asyura – salah satu hari besar dalam agama Islam – di tengah masyarakat Minangkabau disebut dengan Tabuik.

Tabuik ini merupakan istilah untuk arak-arakan yang dianggap sebagai jenazah yang dibawa secara beramai-ramai untuk dihanyutkan ke laut. Upacara ini hampir menjadi agenda rutin di tengah masyarakat Pariaman. Bahkan sudah menajdi agenda tetap yang digelar setiap tahun, bertepatan dengan 10 Muharram. 

Menurut beberapa catatan, perayaan Tabuik ini sudah dilakukan masyarakat Minangkabau sejak tahun 1831 dan terus berlangsung secara turun temurun hingga saat ini. Bahkan upacara keagamaan ini sekarang sudah menjadi bagian dari kegiatan pariwisata di daerah setempat.

Untuk bisa mengikuti upacara ini, banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang datang secara khusus. Pada saat upacara berlangsung ribuan orang berkumpul dan mengikuti arah-arakan Tabuik ini hingga berhasil dilabuhkan ke lautan.

Uniknya, upacara Tabuik ini berlangsung sejak 1 Muharram, atau 9 hari sebelum upacara besar dilakukan pada 10 Muharram. Pada tanggal 1 misalnya, proses pertama pembuatan Tabuik dimulai. Masyarakat mengumpulkan lumpur dari sungai dan kemudian dibungkus dengan kain putih. Lumpur tersebut kemudian disimpan dalam sebuah gerabah. 

Lumpur berbalut kain putih inilah yang disimbolkan sebagai makam Husin, cucu Rasulullah.

Kemudian pada 5 Muharram, persiapan kedua dilakukan dengan memotong batang pisang pada malam hari. Pemotongan batang pisang ini pun sangat sakral. Selain dilakukan pada malam hari, harus dilakukan dalam sekali tebas. Ritual ini disimbolkan sebagai bentuk keberanian putra Husin, Abi Kasim dalam membalas kematian sang ayah.

Setelah itu beberapa proses lain masih menyusul hingga pada tanggal 10 baru dipasang bagian atas Tabuik dan kemudian berakhir dengan upacara mengaraknya ke laut. Upacara ini sebagaimana juga upacara atau ritual keagamaan lainnya, berlangsung dengan sangat unik sehingga menyedot perhatian banyak orang.

Sort:  

Hampir sama dengam kenduri laot di Aceh. Indonesia hampir kemiripan budaya. Salam semangat KSI Semoga KSI Tetap Jaya

Hai bak bee..bee..jih, sang kuturi nyo @ilyasismail ..!?!
Peuhaba Rakan 😄😄😄

Hampir sama adat di tempat kita(Aceh)

Perayaan yang punya nilai sejarah yang panjang, semoga semakin memperkaya adat dan buday Indonesia, dan menarik wisatawan untuk menyaksikan atraksi budaya religius ..bg @aiqabrago

Islam masuk ke Indonesia dengan berbagai macama cara, salah satunya melalui adat dan budaya. Tujuannya agar masyarakat tidak menolak ajaran Islam. Itulah pendekatan yang dilakukan dengan cara lemah lembut. Syukran infonya Bang @aiqabrago

Banyaknya keberagaman adat istiadat indonesia adalah satu bukti nyata buat kita bahwa keberagaman itu bukanlah satu perbedaan, justru dengan keberagaman itu kita jadi lebih kuat, lebih mengerti arti kebersamaan dan lebih dikenal sampai kedunia luar, bahwa indonesia adalah negara yang paling menghargai, terimakasih bg @aiqabrago sukses selalu dan selamat istirahat

Berbagai macam adat yang ada ditempat kita di Indonesia. Semoga adat istiadat bisa terus dilestarikan. Walaupun kita berbeda-beda tapi tetap satu jua.

Wow ramai nya...layak lautan manusia...
Pasti sangat ramai yg menanti hari pelaksanaan ritual ini

is it true that religious rituals or cultural heritage of ancestors?

wah dahsyatnya post anda mlm ini??!! coba datangi blog saya coba anda baca dan pahami setelah itu boleh anda abaikan...klo mmg keberatan anda untuk menilainya dgn suara yg berarti...

Memang banyak sekali bang @aiqabrago bermacam-macam adat atau reusam klo kata orang aceh, di negara kita indonesia ini