Unwritten Ethics In The WA Group (Bilingual)

in #indonesia5 years ago

A friend, grumpy to the admin of a WA group for sshooting the message and sending it to another group. The problem is, this friend is only joking in the limited group, but then posted to another group so that the legal impact. There are those who do not accept the contents of this WA friend and those who are not happy are reporting to the police on defamation charges.

The cases like that have often happened. There is an internal discussion in a group, circulating outside so that it becomes a legal problem. In fact, it could be that the discussion did not become a serious problem in the original group.

Before creating a WA group or other group on social media, it's good to make clear rules for all group members. Commonly mentioned rules include, among others, discussion here should not be circulated outside, may not offend ethnicity, religion, and race. Must not offend other group members personally.

There are also groups that limit themselves to only discussing business matters, or other fields. Must not touch on political matters. If someone posts a political issue, they are immediately warned or even sanctioned out of the group.

The rules are not effective forever for various reasons. For example, there are members who have forgotten the rules that may only be posted once when a new group is created, or there may be new members who enter so they do not have time to read the rules that must be obeyed by all group members.

To overcome this problem, there is no harm if the admin repeats posts about what is and may not be posted in the group, including for example not allowed to post violence and pornographic content, in addition to the issues that have been mentioned above.

In Indonesia, regulations regarding electronic transactions are increasingly opening up space for legal proceedings. Often we hear, trivial matters must end in court. In fact, there are deliberations and consensus that can be taken as a solution.

Finally, we are indeed wise and selective in choosing social media groups. If the content is unproductive, it only damages friendship, it's better to leave the group. Too many social media groups have pluses and minuses. If the minuses are more, why should it last?

*****

Image source: 1, 2, 3, 4, 5, 6

*INDONESIA*

Etika tak Tertulis Dalam Grup WA

Seorang kawan, uring-uringan kepada admin sebuah grup WA karena melakukan sreenshoot pesannya dan mengirim ke grup lain. Masalahnya, kawan ini hanya bercanda dalam grup terbatas tersebut, tetapi kemudian diposting ke grup lain sehingga berdampak hukum. Ada pihak yang tak terima dengan isi WA kawan ini dan pihak yang tidak senang tersebut melaporkan ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Kasus seperti itu sudah sering terjadi. Ada diskusi internal di sebuah grup, beredar ke luar sehingga menjadi masalah hukum. Padahal, bisa jadi diskusi tersebut tidak menjadi masalah serius di grup asal.

Sebelum membuat grup WA atau grup lainnya di social media, baiknya memang dibuat aturan yang jelas kepada seluruh anggota grup. Aturan yang biasa disebutkan antara lain, diskusi di sini tidak boleh beredar ke luar, tidak boleh menyinggung suku, agama, dan ras. Tidak boleh menyinggung pribadi anggota grup lain.

Ada juga grup yang membatasi diri hanya membahas masalah bisnis saja, atau bidang lainnya. Tidak boleh menyinggung masalah politik. Kalau ada yang memposting isu politik, langsung diperingatkan atau malah kena sanksi dikeluarkan dari grup.

Tidak selamanya aturan tersebut berjalan efektif karena berbagai sebab. Misalnya, ada anggota yang sudah lupa dengan aturan yang mungkin hanya satu kali diposting ketika grup baru dibuat, atau bisa saja ada anggota yang baru masuk sehingga tidak sempat membaca aturan yang harus dipatuhi oleh semua anggota grup.

Untuk mengatasi masalah tersebut, tidak ada salahnya jika admin mengulang-ulang postingan tentang apa yang boleh dan tidak boleh diposting dalam grup, termasuk misalnya tidak boleh memposting konten kekerasan dan pornografi, selain isu-isu yang sudah disebut di atas.

Di Indonesia, regulasi mengenai transaksi elektronik semakin membuka ruang diperkarakan secara hukum. Sering kita dengar, masalah sepele harus berakhir di pengadilan. Padahal, ada musyawarah dan mufakat yang bisa ditempuh sebagai solusi.

Akhirnya, kita memang bijak dan selektif memilih grup sosial media. Kalau isinya tidak produktif, hanya merusak pertemanan, lebih baik keluar dari grup. Terlalu banyak grup sosial media ada plus dan minusnya. Kalau minusnya lebih banyak, mengapa harus bertahan?

*****

Sort:  

Hello @aiqabrago, thank you for sharing this creative work! We just stopped by to say that you've been upvoted by the @creativecrypto magazine. The Creative Crypto is all about art on the blockchain and learning from creatives like you. Looking forward to crossing paths again soon. Steem on!