We aren’t the Justice Department Knew in All Areas (Bilingual)

in #indonesia6 years ago

Without ever we realize, most of us have become judges without a fair judicial process. We don’t collect evidence before deciding. Never test the accuracy of the information we get or we hear, but it was daring decided something innocent or true. Already dared to decide who should take responsibility, who should be punished, and who should get the award.

The judge without more abundant in judicial politics. It is they, the judges, who decide someone is guilty, not based on facts and witnesses, but based on political choices. When different and choice, someone who could actually be wrong and the wrong person can be right. The indictment is prepared, the evidence and the false witnesses are prepared, even those that would support the decision of the judges is also prepared false. Everything is well planned as the judge's decision represents an essential truth.

In everyday life, we are often faced with this kind of judge, or lest we ourselves who becomes a judge without us even knowing. We decide is guilty of something we don't like, although it was indeed good. People who do not support our opinions, even if it turns out that later proved to be innocent, the verdict of us as the bad guys. We are looking for faults, and we talk all that bad about her to others.

We are too easy to judge others based on the mood toward that person. In fact, our moods are often wrong and can be changed. What we see is not necessarily describe the actual situation, who knows it's only a mirage, let alone against the conclusions and decisions that we build upon the assumption or consciences. 

So, stop being unjust to judge yourself and others. 

*****

Image source: 1, 2, 3

 

*INDONESIA*

Kita Bukan Hakim Serba Tahu di Segala Bidang

Tanpa pernah kita sadari, sebagian besar dari kita sudah menjadi hakim tanpa proses peradilan yang adil. Kita tidak mengumpulkan bukti sebelum memutuskan. Tidak pernah menguji akurasi informasi yang kita dapatkan atau kita dengar, tetapi sudah berani memutuskan sesuatu bersalah atau benar. Sudah berani memutuskan siapa yang harus bertanggung jawab, siapa yang harus dihukum, dan siapa yang harus mendapatkan penghargaan.

Hakim tanpa peradilan lebih melimpah di tahun politik. Merekalah, para hakim itu, yang memutuskan seseorang bersalah, bukan berdasarkan fakta dan keterangan saksi, tetapi berdasarkan pilihan politik. Ketika berbeda dan pilihan, seseorang yang benar bisa menjadi salah dan orang salah bisa menjadi benar. Tuduhan disiapkan, bukti-bukti dan saksi-saksi palsu disiapkan, bahkan orang-orang yang akan mendukung keputusan hakim palsu juga sudah disiapkan. Semuanya direncanakan dengan baik seolah keputusan hakim mewakili kebenaran yang hakiki.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berhadapan dengan hakim semacam ini, atau jangan-jangan kita sendiri yang menjadi hakim tanpa kita sadari. Kita memutuskan bersalah terhadap sesuatu yang tidak kita sukai, meski itu sesungguhnya baik. Orang yang tidak mendukung pendapat kita, meski ternyata kemudian terbukti bersalah, kita vonis sebagai orang jahat. Kesalahannya kita cari-cari, dan kita bicara semua yang buruk tentang dirinya kepada orang lain.

Kita terlalu mudah menghakimi orang lain berdasarkan suasana hati terhadap orang itu. Padahal, suasana hati kita sering salah dan bisa berubah. Apa yang kita lihat saja belum tentu menggambarkan situasi yang sebenarnya, siapa tahu itu hanya fatamorgana, apalagi terhadap kesimpulan dan keputusan yang kita bangun berdasarkan asumsi atau kata hati.  

Jadi, berhentilah menjadi hakim yang tidak adil bagi diri sendiri dan orang lain.

*****

Sort:  

Benar sekali,kebanyakan orang orang memutuskan setiap permasalahan tanpa mempertimbangkan apapun,sehingga mereka berani menghakimi yang tidak tahu latar belakang disetiap permasalahan

Negara punya hukum, intinya jangan main hakim sendiri, luar biasa postingan malam ini bang #aiqabrago

Sebenarnya hakim itu berat sekali pertanggung jawabannya dihadapan tuhan,karena ini merupakan pekerjaan yang penuh resiko,lebih baik adil saja menjadi seorang hakim

Kalimat terakhirnya sangat menyentuh dan sangat tajam

berhentilah menjadi hakim yang tidak adil bagi diri sendiri dan orang lain.

Betul bang, salah satu sifat jelek manusia adalah selalu menganggap dirinya yang paling benar, dan mengklaim orang lain lah yang salah. Seolah-olah dirinya hakim yang paling adil, ini sungguh tidak baik, semoga kita selalu sadar diri, sehingga dapat terus mengintrospeksi diri.

Terimakash untuk tulisan motivadinua bang @aiqabrago, postingan ini sangat menginspirasi saya. Selamat beristirahat 😊

Luar biasa ulasan @aiqabrago malam ini, apa yang di tulis merupakan fakta dalam kehidupan nyata saat ini sedang berjalan. Semoga cepat berubah kedepan yaitu kembali ke hakikatnya semua mahluk Allah swt

@mukhtarilyas, ya betul suasana hati itu relatif bang @aiqabrago. Biasa bagi kita luar biasa bagi orang lain atau sebaliknya. Jadi saling asih, asuh dan tenggang rasa itu yang perlu eratkan kembali. Kita sering mengatajan zalim kepada orang, padahal tidak adil pada pada diri sendiri itulah menzalimi diri sendiri. Kadang kala kita tidak menyadarinya. Salam

Wauuu, artikel yang menarik untuk di baca. saya setuju dengan abang bahwa sekarang sangat banyak orang lain yang menghakimi orang tanpa adanya bukti dan saksi. dan sekarang hukum bisa dibeli. bahkan pengadilan membenarkan orang yang salah. ini adalah hal yang harus benar-benar di perhatikan oleh pemerintah.

Hello @aiqabrago, thank you for sharing this creative work! We just stopped by to say that you've been upvoted by the @creativecrypto magazine. The Creative Crypto is all about art on the blockchain and learning from creatives like you. Looking forward to crossing paths again soon. Steem on!