Menjadikan Kegagalan Sebagai Guru yang Paling Bermakna
Salam Hangat Untuk Seluruh Sahabat Steemian.
Bagaimana kabar sahabat sekalian?
Semoga keberkahan di bulan yang suci ini bisa semakin menambah semangat kita dalam berkarya dan mempersembahkan postingan terbaik yang bermanfaat bagi sesama.
Tulisan saya kali ini merupakan lanjutan dari apa yang telah saya tulis beberapa hari yang lalu. Sebelumnya, saya telah membagikan sebuah tulisan yang sedikit menjelaskan tentang makna dari sebuah kegagalan yang berjudul Mencari 'Kambing Hitam' Atas Sebuah Kegagalan. Kegagalan memang menjadi sesuatu yang sulit untuk kita hindari dalam kehidupan. Meskipun terasa pahit, namun sebenarnya kegagalan itu adalah salah satu guru yang membimbing kita dalam menjalani kehidupan yang lebih baik. Mengapa bisa demikian?
Kita semua tentu pernah mendengar peribahasa yang mengatakan "pengalaman adalah guru yang paling berharga." Dan kenyataannya memang kebanyakan orang yang berhasil dalam hidupnya adalah mereka yang mampu mengambil hikmah dan pelajaran penting dari setiap pengalaman hidup yang telah dilaluinya. Berbagai kesalahan, kesilapan, dan kebuntungan yang hadir dijadikan sebagai bahan renungan agar apa yang kurang pada diri dapat diperbaiki di kemudian hari.
Kita sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Tidak ada satupun manusia yang luput dari kesalahan. Tetapi, apakah kita mau hanya berdiam diri saja dan menikmati kesalahan yang datang silih berganti? Tentu saja tidak, kecuali kita terlalu cepat mengambil keputusan untuk menyerah. Keputusan inilah yang membuat kita benar-benar dipastikan mengalami kegagalan. Memang, kita tidak bisa mengelak bahwa kegagalan itu adalah sesuatu yang sangat pahit untuk kita rasakan. Banyak waktu dan hal yang kita korbankan ketika kita melangkah, tetapi akhirnya kegagalan malah menyapa. Sehingga kegagalan sering membuat kita patah semangat dan hilang kepercayaan diri.
Tetapi, tahukah kita bahwa sebenarnya kegagalan itu hadir hanya untuk memperlihatkan sesuatu yang belum kita temukan dalam kehidupan kita? Jarang sekali kita berpikir demikian. Karena kita sering menganggap bahwa kegagalan itu sebagai hukuman mutlak atas kesalahan kita. Jika kita ingin memahami lebih dalam lagi, sebenarnya yang menentukan sebuah kegagalan adalah bukan dari seberapa besar kesalahan yang kita lakukan, tetapi rasa tidak percaya diri dan tidak ikhlas terhadap kenyataan yang akan terjadi.
Rasa percaya diri dibutuhkan untuk mendorong semangat serta memotivasi diri untuk pantang menyerah. Sedangkan rasa ikhlas menjadi pondasi diri yang kokoh dalam menghadapi berbagai cobaan dan rintangan. Jika kedua hal tersebut tidak tertanam dalam diri, bagaimana kita bisa menerima kenyataan dan kemungkinan terburuk yang akan terjadi? Jika secara kasat mata kita terlihat sukses di hadapan orang lain, maka pada hakikatnya kita telah gagal jika kita tidak memiliki rasa percaya diri dan keikhlasan dalam hidup.
Kesalahan yang telah kita lakukan bukanlah sesuatu yang menentukan bahwa kita telah gagal. Masih ada beribu cara yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki keadaan. Tentunya di balik setiap permasalahan yang kita hadapi, tersembunyi kebenaran dan pelajaran yang sangat berharga. Tergantung dari bagaimana cara kita memandang sebuah permasalahan dan berusaha untuk mencari solusi yang terbaik. Seiring berjalannya waktu, kita tentunya bisa bersikap dan berpikir lebih dewasa dan belajar dari apa yang telah kita alami.
Dengan demikian, kegagalan tidak akan lagi menjadi penghambat bagi langkah kita untuk mencapai tujuan yang diimpikan. Justru kegagalan itu dapat kita jadikan sebagai guru yang paling bermakna. Yang mengajarkan betapa berharganya sebuah pengorbanan, menguji seberapa kuat mental kita serta seberapa besar keikhlasan hati kita dalam menerima kenyataan yang telah ditakdirkan. Bila kita telah mampu melewati beberapa tahap kegagalan dalam hidup, maka yakinlah suatu saat kesuksesan itu pasti akan tiba.
Bereeehhh..!!!