GENERASI MUDA JAMAN NOW DALAM BERBUDAYA

in #indonesia7 years ago

 

Tak bisa dipungkiri seiring perubahan zaman --akulturasi budaya luar dan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi--, membuat kita lupa akan tradisi dan jati diri “budaya natural” di mana kita lahir dan dibesarkan. Disadari atau tidak nilai-nilai budaya Aceh mulai terkikis dan “nyaris” kehilangan jati diri, utamanya (dialami oleh) generasi muda, yang katanya sebagai tonggak penerus perjalanan bangsa. Kita telah terbius oleh budaya barat yang dinilai sangat menyimpang dan bertolak belakang dengan budaya sendiri. Misalnya dari gaya pakaian yang “sok kebarat-baratan” terkesan kurang etis, lifestyle, budaya hedonis, pun pergaulan bebas telah merasuki generasi muda. 

Generasi muda saat ini bisa dikatakan telah kehilangan jati diri. Tidak lagi bangga terhadap nilai-nilai tradisi yang tertanam dalam kehidupan mereka sebagai identitas diri. Misalnya, perilaku keseharian tidak lagi menunjukan rasa hormat kepada orang yang lebih tua dan/atau dituakan, adalah merupakan sikap dan tindakan yang tidak mencerminkan sebagai orang Indonesia. Bahkan sampai pada hal yang paling kecil; sangat jarang dijumpai anak muda membungkukan badan saat melintas di depan orang yang lebih tua. Maraknya “budaya urakan, tingkah laku negatif, tidak sopan dan tidak etis“ justru dianggap gaul dan “anak muda banget” di tengah kekangan etika dan norma yang mereka anggap “usang”.

Generasi muda pun tak lagi menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar dalam penerapannya. Padahal kalau kita cermati secara detail banyak makna filosofis dan simbolis yang bisa digali dari sebuah kearifan budaya yang ada di Indonesia, sebagai kekayaan tradisi yang dimiliki oleh “adat Ketimuran“. 

Budaya merupakan salah satu alat untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan mengenal, memahami, serta memaknai kebudayaan suatu daerah, maka seseorang tidak hanya dapat mengagumi hasil karya para pendahulu, yang memiliki maha karya seni yang tinggi, tetapi juga dapat menjadi acuan dalam menerapkan falsafah hidup yang selaras, serasi, serta seimbang dalam kehidupan masyarakat. Mengenal kebudayaan, haruslah disertai dengan pemahaman secara integral tentang nilai-nilai yang terkandung di dalammya.  

 Dalam bermasyarakat, harus mampu menyelaraskan antara cipta, rasa, dan karsa yang ada dalam diri manusia. Perkembangan kebudayaan secara terus menerus harus diuri-uri atau dilestarikan bersama masyarakat sekitar, dengan harapan dapat berlanjut sampai ke generasi berikutnya.  Perkembagan budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantaranya oleh pergeseran nilai dan makna kebudayaan. 

Sebagai generasi penerus yang cinta akan pelestarian budaya, sudah sepantasnya kita harus bangkit dan mendayagunakan seluruh tenaga dan pikiran, serta kreativitas yang ada untuk mengembangkan kebudayaan tersebut dengan tetap mengacu pada nilai-nilai dasar budaya yang ada.