Lunar New Year Celebration and Tolerance of Banda Aceh Residents [Perayaan Imlek dan Toleransi Warga Banda Aceh ]
Source Photo |Illustration Photo
Last night, I was walking with my family through Peunayong area. A Chinatown area that many residents of Chinese descent. As usual the area in downtown Banda Aceh is always crowded.
The traffic lanes felt heavy. I was shocked. What the hell. Why tonight this Chinatown is so busy. Before long, it occurred to me. Oooo ... it turns out tomorrow Friday, February 16 is a holiday.
We continued our journey until finally arrived in front of the Dharma Bakti Temple, arround Simpang Lima.
I see the place is different than usual. The atmosphere in front of the Temple was dominated by lampions and hios.
Source Photo|Vihara Dharma Bhakti Peunayong
From the side of the road I also see the atmosphere in the temple looks shiny with the main door open widely.
Some Chinese people are in it. I was not so surprised after my wife told me that Friday is a Chinese New Year which means is a national holiday. The Chinese Imlek in Banda Aceh feels orderly and safe.
This phenomenon shows that the people of Banda Aceh are so tolerant. The relationship between the people of Aceh and the Chinese people has been traced since centuries ago.
So, now Peunayong is also called as Chinese Village in Banda Aceh.
The Lunar New Year 2018 identical with the Land Soil Dogs (Tahun Anjing Tanah). If based on solar calendar (solar) will begin on 4 February 2018 at 04.18.
Source Photo |Ilustration Photo
Then, walking a few meters from the temple I also saw the children and adults of Tionghoa crowded on the streets. They are waiting for the Chinese New Year's eve 2569/2018. Happy Chinese New Year. Xin nian kuai le. [*]
Perayaan Imlek dan Toleransi Warga Banda Aceh
Tadi malam saya berjalan bersama keluarga melewati kawasan Peunayong. Sebuah kawasan pecinan yang banyak dihuni warga keturunan Tionghoa. Seperti biasa kawasan di pusat kota Banda Aceh ini selalu ramai.
Sumber Foto| Ilustration Photo
Jalur lalu lintas terasa padat. Saya sempat kaget. Apa gerangannya. Mengapa malam ini kawasan pecinan ini begitu sibuk. Tak berapa lama kemudian terlintas di pikiran saya. Oooo...ternyata besok Jumat 16 Februari adalah hari libur.
Kami meneruskan perjalanan sampai akhirnya tiba di depan Vihara Dharma Bakti, Simpang Lima.
Saya melihat tempat itu berbeda dari biasanya. Suasana di depan Vihara didominasi lampu lampion dan hio.
Dari tepi jalan saya juga melihat suasana dalam Vihara tampak berkilau dengan pintu utama terbuka lebar.
Beberapa warga Tionghoa berada di dalamnya. Saya kemudian tidak begitu kaget lagi setelah istri saya memberitahu bahwa Jumat hari ini merupakan Hari Raya Imlek yang berarti hari libur nasional. Suasana imlek di Banda Aceh terasa tertib dan aman.
Ini menandakan masyarakat Banda Aceh adalah warga toleran. Hubungan antara masyarakat Aceh dengan warga Tionghoa sudah terjalin sejak berabad silam.
Maka kini Peunayong juga disebut menjadi kampung pecinan yang mayoritas dihuni warga Tionghoa.
Sumber Foto| Salah satu sudut Peunayong, Kampung China di Aceh
Untuk Hari Raya Imlek 2018 kali ini identik dengan Shio Anjing Tanah. Jika berdasarkan kalender matahari (solar) akan dimulai pada 4 Februari 2018 pukul 04.18.
Lalu, beranjak beberapa meter dari lokasi Vihara saya juga melihat anak-anak dan orang dewasa warga Tionghoa ramai di jalanan menantikan kemeriahan malam pergantian tahun baru Imlek 2569/2018. Gong xi fa cai. Xin nian kuai le.[*]
Baca juga
Oman, hana pakat lon bg
Hahaha....telat that neupugah....mendeh pah that beklam. Ha...
Nyang keuh nyan, nyoe liputan budaya pakat lon bg
bereh...bereh kali laen tajak tuma entek bak thon imlek 2019...hahaha