Gulee Rampoe Menulis #1: Bahaya Menulis
Dalam Rangkaian Tulisan Gulee Rampoe (non blockchain) ini saya akan coba mengartikulasikan berbagai sudut pandang tentang menulis, tentu saja yang saya tulis artikulasi dari fikiran saya, sebab agak repot kalau saya harus mengartikulasikan fikiran @rismanrachman, @tinmiswary, @teukukemalfasya @ayijufridar apalagi @muhajir.juli dan @mariska.lubis , sudah menjadi rahasia umum mereka mampu menulis sendiri kok dengan tulisan yang jauh lebih bermutu, tahan lama tanpa bahan pengawet.
Baik
Edisi pertama "multilogi" ini saya akan mulai dengan topik akibat buruk dari menulis. Menurut keyakinan saya, sebagaimana halnya dagang, yang harus dihitung adalah peluang ruginya dulu.
Begitu pula menulis. Sebelum bicara manfaat, ada baiknya kita bicara bahayanya terlebih dahulu. Supaya kita semua bisa berhati hati dan waspada. Agar terhindar dari marabahaya.
BAHAYA MENULIS
- Menulis akan membuat jempolmu besar.
Menulis membuat jempol manusia menjadi agak besar, lebih besar, dan sangat besar.
Suatu sore ,semasa masih dibangku kuliah, saya berkunjung ke rumah seorang tokoh anatomi internasional, (Alm) Prof. Dr. Teuku Jacob.
Guru Besar Paleoanthropologi Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Ahli tubuh manusia.
Beliau bilang, evolusi terjadi secara pelan pelan memberikan perubahan pada struktur tubuh, baik pada hewan maupun manusia.
Sesuai pula dengan kata guru SMP saya, jerapah lehernya panjang karena proses evolusi dalam mencari makanan.
Sumber dedauan di pohon semakin tinggi.
Kemudian Prof Jacob bilang, dengan kemajuan teknologi dan perubahan pola hidup pada waktunya bentuk anatomi tubuh manusia modern akan berubah, kaki dan beberapa bagian tubuh lain yang jarang digunakan akan mengecil, sementara kepala dan jari tangan akan semakin besar. Dan jari yang sering digunakan oleh steemian adalah jempol. Ya betul, jempol!
Boleh steemian bandingkan? Mana yang lebih banyak steemian gunakan hari ini?
Kaki atau jempol?!
Yang mana!?
kaki meja cenderung lebih kecil
Tentu saja alat untuk menulis hari ini tidak lagi menggunakan kertas dan pulpen, apalagi mesin ketik.
Alat yang umum digunakan adalah smartphone. Baik menulis SMS, Whatsapp, Email, Facebook, bahkan di steemit sekalipun agak sulit menulis dengan pulpen.
Tidak dianjurkan menulis di steemit pakai pulpen.
Dalam Menulis di smartphone kita menggunakan jempol untuk menekan keyboard, ada satu dua kawan kita yang kurang beruntung harus menggunakan telunjuk, dikarenakan jempolnya hilang atau sedang dalam perbaikan.
Berdasarkan realitas yang saya temui setiap hari, saya jadi teringat almarhum professor, jangan jangan benar apa yang pernah diperkirakan oleh beliau. Manusia modern berjempol besar, terutama yang sering menulis.
Hati hatilah dalam menulis, jangan sampai jempolmu membesar.
Menulis dilihat dari sudut pandang kamera yang pas, dan dari perspektif yang berbeda, cucok nyan master
😎
Khak.. Ka keunong peungeut lom.. Ngoen judul.. 👍.. Lon joek jempol.. Untuk peu ngeut kalinnyoe..
Mana ada tipu, aku cuma tawashaw. 😀
Hahahaaaaaaa ..
Selain Jempol, hati hati juga Pikiran juga akan membesar, sayang nya ia tidak terlihat sehingga tidak sampai ruah keluar batok kepala, hahhhaaa..
Boss! Mana kopi?
Belum di sangrai, ke cangkir 9 aja dah dekat pun... Hiiihaah
Mantap, memang apayek tiada duanya. 😂👍
Kek gini ya bro?
salah tingkah setelah kucoba mengetik pakai telunjuk bang. apalagi pakai kelingking
Lha jempol masih ada kok. Pakai pulpen udah coba?
Ini tuh ibarat tulisan renyah, sedangkan yang lainnya lembut, manis, beraroma. Beda gaya, tapi tetap enak dinikmati.
Ditunggu next post-nya. Mantap :D
Terimakasih banyak sekali atas kunjungannya dan sayapun tersanjung.