Mengangkat Kesulitan Hidup Orang Lain Lewat Acara TV
Selamat pagi, teman-teman. Semoga selalu sehat dan juga selalu bahagia ya. Zaman sekarang kita memang sudah semestinya berbahagia, mau ngeluhin apa, semua ada solusinya.
Lah iya semua ada solusinya melalui acara TV. Kalau kalian banyak hutang, ada microfon pelunas hutang. Kalau rumah kalian kurang bagus, ada bedah rumah. Kalau mau beli apa-apa, nggak ada duit, ada uang kaget. Kalau punya masa lalu yang suram, ada karma. Ah, semua ada solusinya. Nggak perlu ngeluh. Haha.
Tapi, menurut pendapat saya pribadi, acara-acara sejenis ini sudah mengeksploitasi kesulitan hidup orang lain. Bisa jadi sebuah keluarga yang tadinya hidup biasa-biasa saja meski dengan keadaan yang sangat sederhana, tapi karena lihat acara seperti ini, jadi terbentuk di pikiran bahwa hidup seperti itu sebenarnya memprihatinkan. Karena memang itulah mindset yang ingin dibentuk oleh TV kepada para penontonnya.
Kita diajak untuk mengasihani hidup orang lain. Lalu kita merasa terharu sebab pihak TV sudah membantu hidup orang lain. Padahal ya teman-teman, keuntungan yang didapat pihak TV itu berkali-kali lipat dari yang mereka berikan pada si orang yang kisah hidupnya itu diangkat. Dari mana datangnya keuntungan itu? Ya dari rating. Rating dari mana? Ya dari tatapan penuh kasihan para penonton.
Pihak TV mengeksploitasi kesulitan hidup orang lain yang tujuannya meraup keuntungan dari para sponsor. Hampir semua acara TV seperti itu, sampai-sampai acara lomba nyanyi pun ada mengangkat kisah hidup pesertanya. Ujung-ujungnya kita menonton sebuah acara untuk merasa kasihan, bukan melihat kualitas si peserta.
Bagaimana saya tidak merasa demikian sebab mereka yang dibantu itu bisa kebetulan berhenti di tempat sponsor dan berkata sebagaimana seseorang mengiklankan produknya.
Ini murni pendapat pribadi saya aja sih. Setiap orang boleh memiliki pandangan masing-masing. Memang sulit mencari acara TV yang berkualitas saat ini. Ada banyak cara kita untuk membantu orang lain, tanpa harus mengeksploitasi keadaan tersebut untuk meraup untung pribadi.
Semoga pihak TV tidak melulu mencari keuntungan semata saja. Harusnya juga memikirkan bagaimana membentuk karakter generasi muda dengan baik.
Langsa, 9 Mei 2018
AD || @ariefdermawan
bagi sayamodel acara beginian cukup banyak variasinya. hanya saja ada yang bagus cara pengemasannya,,
Harus ada sesuatu yang inspiratif, bukan sekadar bagi-bagi uang semata.
Anehnya, semakin banyak mengangkat aib orang, semakin tinggi ratingnya. Kita perlu memperketat anak-anak menonton program tv di Indonesia yang rata-rata tidak berkualitas.
Kunjungi juga dan bila berkenan silakan follow saya di @furqanzedef. Salam kenal.
Setuju.. Salam kenal kembali..
Belum lagi kalau membahas sinetron ya
Wah itu lagi... Haha. Lama gak nampak ni bang @meja. Hehe.
Iya, sibuk cuci piring di dapur 😂