Seandainya Perdamaian Merata di Muka Bumi

in #indonesia7 years ago

Sekitar minggu lalu baru saja terjadi sebuah peristiwa yang cukup menggemparkan dunia, yaitu saling bertemunya dua pemimpin dari dua negara yang sudah lama berseteru dalam perang.

image

via tribunnews.com

Korea Selatan dan Korea Utara, dua negara yang dasarnya bersaudara tapi lama terpecah dan berperang. Perangnya bukan main-main, pakai nuklir.

Setelah perseteruan panjang itu akhirnya kedua pemimpin negara tersebut mulai mau membuka diri untuk berkomunikasi. Ini merupakan pertanda dan sinyal yang baik bagi perdamaian dunia. Terlepas ada kepentingan apa di balik ini, setidaknya satu perdamaian tercipta.

Perang, memang selalu tentang kepentingan. Ada ketidakpuasan, makanya perang. Ketidakpuasan dan kepentingan dari para elit itu lah yang mengakibatkan kesengsaraan dari rakyat biasa. Bahkan sangat banyak rakyat biasa yang dijadikan alat propaganda dari elit tersebut.

Beralih ke sebuah negara yang telah bertajuk Negara Kesatuan, tapi banyak orang ingin negara itu terpecah belah karena kepentingan politik semata. Pemilu yang seharusnya kita bersenang-senang karena katanya pesta demokrasi, tapi malah dijadikan momen untuk menebar ketakutan dan juga permusuhan.

Perbedaan pandangan politik seharusnya menjadi sebuah berkah, sebab kita telah mampu menjadi orang yang bebas dan berwarna. Namun, sayangnya itu hanyalah sebuah mimpi.

image

via koranmuria.com

Pemilu sendiri memiliki jargon "bebas, jujur, rahasia". Sekarang rahasia sudah tidak lagi, semua orang berani menunjukkan pilihan politiknya di luar bilik suara. Bebas, ya bebas sih, tapi beda pilihan menjadi dimusuhi. Jujur, yaelah gimana mau jujur kalau ada banyak praktik politik uang.

Saya bermimpi adanya perdamaian di seluruh dunia, terkhusus di negeri ibu pertiwi ini. Namun rasanya sulit terwujud sebab wataknya manusia ini memang soal nafsu, dan perperangan selalu berawal dari nafsu manusia.

image

via kompasiana.com

Dikhususkan ke negeri ibu pertiwi, saya sangat berharap untuk saudara-saudara saya sebangsa dapat mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas nafsu semata. Jangan kita gadaikan persatuan negara kita ini hanya karena satu atau dua keinginan kita untuk berkuasa. Negara kita ini ada sampai hari ini kan karena keringat, darah, dan air mata para kakek dan nenek moyang kita.

Terakhir, saya berdoa semoga Indonesia selalu damai. Tidak ada ribut sana sini antar rakyat. Dan para elit, berhentilah menggunakan kami untuk alat politik kalian. Jangan pecah belah kami karena nafsu berkuasa kalian. Permusuhan itu diredam, bukan malah disuburkan. Sekian.

Langsa, 5 Mei 2018

AD || @ariefdermawan

image