Dike (zikir) di NAD
Hai stemian
Pada kesempatan kali kita tidak henti henti nya kita mengucap syukur kepada ALLAH, karena telah diberikan kesehatan hingga sampai saat ini, dan semoga kita dalam lindungan nya semua, amin.
Kata kata meudike ini sudah tidak asing lagi di telinga kita, terlebih sudah menjadi adat pada saat bulan mauli tiba, jadi sudah tau kan dike itu apa? Baik, meudike adalah pujian kepada Allah SWT dan selawat kepada Rasulullah SAW yang ditunjukkan dalam acara Nabi Muhammad SAW mawlid. Secara umum di Aceh meudike atau dzikir Maulid biasanya dimainkan oleh kelompok orang dewasa dan juga anak-anak. meudike dimainkan oleh sekelompok anak untuk mengisi acara peringatan Nabi Muhammad SAW. Satu kelompok biasanya berjumlah 30 sampai 40 anak laki-laki.Mereka dipimpin oleh empat sampai enam orang dewasa sebagai syekh.Syeh dike harus mampu menghasilkan berbagai ritme dalam meneriakkan puisi yang ada di dalam dike.
Lirik di dalam dike ini memuji Allah dan shalawat untuk nabi. Tapi ini juga berisi sejarah perjuangan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam, juga termasuk cerita di dalam nya. Yang bertema tentang pendidikan dan gambar yang bermanfaat bagi kehidupan.
Dike sendiri berasal dari kata dzikir dalam bahasa Arab.Dike adalah semacam seni suara yang dinyanyikan oleh anak-anak. Puisi-puisi di dike disampaikan dalam bahasa Arab, indonesia maupun aceh itu sendiri. dengan irama yang bervariasi. Belakangan, puisi Aceh juga disertakan, biasanya dalam puisi pendahuluan dan penutup.
Dike terbagi menjadi tiga babak. Di babak pertama, pemain dike duduk bersila di lantai meunasah (surau) tempat maulid digelar. Mereka membentuk lingkaran bundar ataupun memanjang. Setelah dia membawa puisi pendahuluan itu, langsung disambut oleh para pemain sambil mengayunkan bahunya secara bersamaan dan mengarah ke kiri dan kanan. Pundak bahu dan kepala juga selaras dengan ritme ritmis yang semakin kencang. Dan lebih cepat.
Orang-orang biasanya datang ke meunasah untuk menyaksikan dike tersebut. Sementara para pemuda dan orang tua desa, sibuk menjamu tamu undangan dari berbagai desa yang hadir untuk menikmati perayaan maulid.
Di babak kedua, pemain yang duduk silang akan berdiri dan saling memegang tangan kanan dan kanan.Posisinya masih dalam lingkaran melingkar. Syeh berikutnya akan menyanyikan puisi pembukaan babak kedua, seperti:
Marhaban ya marhaban
Marhaban jattal husaini
Marhaban ya marhaban
Marhaban ya nurulaini
Huedlallah-huedlallah
Marhaban ya nurulaini
Masih seperti di babak pertama, puisi akan diikuti oleh pemain yang dike. Terus mengayunkan tangan diteruskan bolak-balik, dengan irama yang lebih cepat. Kelompok Dike melakukan zikir Maulid yang dipimpin oleh tiga syekh dan diikuti oleh 20 anak-anak sebagai anggota kelompok ysng tertua. Putaran kedua ini disebut grop, yaitu menginjak lantai beserta irama yang bervariasi. Keakuratan ritme kaki simultan dan bervariasi adalah keindahannya sendiri.Di babak ini adalah puncak dari yang dike.
Setelah selesai, para pemain akan kembali duduk seperti di babak pertama. Gerakan di babak ketiga sama dengan babak pertama tapi lebih lembut. Biasanya satu pertunjukan dikè menghabiskan tiga sampai empat jam.
Untuk menghindari keletihan para pemain, di babak pertama diselingi minuman dan berbagai peran yang dihadirkan. Setelah dike berakhir hanya disajikan nasi. Dike tidak pernah dimainkan di tempat terbuka. Hal ini terkait erat dengan makna dike itu sendiri yang berarti dzikir. Dike juga merupakan penampilan musiman yang hanya dimainkan pada gelaran maulid saja.
Mengenai tentang dike, saya mempunyai cerita yang unik dan menarik yang akan kita bahas disini.
Sebelum nya teman teman sudah sangat tau ya tetang dike atau dzikir, atau malah pernah terjun langsung menjadi anggota dike saat waktu menjadi santri di balai pengajian.
Pada saat anak anak saya menjadi santri pengajian di salah satu balai di kota lhokseumawe, yang paling di tunggu ialah datang nya bulan maulid, karena saat tiba datang nya bulan maulid, para santri berkesempatan untuk mengikuti dike, nah untuk memasuki grop dike, tak sekedar bisa masuk, harus mempunyai syarat dan ikut seleksi, syarat pertama, badan tidak boleh kaku, kedua harus bisa kompak dengan tim, ke tiga harus bisa mengikuti irama. Masalah postur tubuh, itu di sesuaikan dengan barisan. Biasa nya badan paling besar dia paling depan menjadi ketua barisan. Kebetulan saya masuk grop dike pada saat itu kelas 1 smp, badan juga tidak terlalu besar jadi saya duduk di tengah tengah barisan. Banyak nya orang nonton semakin membuat para pendike bersemangat, biasa nya ada syair syair andalan, hingga membuat para pendike bersemangat, Banyak hal yang bisa di dapati dari grop dike ini, terutama bisa jalan jalan ke kampung orang dan makan nasi maulid di tempat yabg berbeda, itulah yang membuat para santri berlomba lomba agar bisa masuk ke grop dike.
Mungkin ini saja yang bisa saya bagi ke teman teman, kritik dan saran saya tunggu.
SALAM KOMPAK STEEMIT INDONESIA, JAYALAH!!!
Memasukkan konten lokal adalah hal bagus dlm tulisan. Ini ide yg baik. Bagian dari promo wisata, Memperkenalkan budaya positif kita kpd org luar. Terimakasih
Tetap semangat. Salam dari Aceh.
Regard
Terima kasih banyak @bahagia-arbi
Postingan yang bagus.
Salam dari abu
Salam kembali @abupasi.alachy
Postingan yang bagus.. Teruslah menulis mgkin anda mampu di bidang ini.
Terima lasih banyak @altafalazzam
Congratulations @arisca92! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes received
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Congratulations @arisca92! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of comments
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP