Senangnya di Pantai Geumasih
Memang jalan-jalan bersama keluarga adalah hal terbaik. Apalagi kalau ramai-ramai dan melihat pemandangan yang sangat menarik. Senin, 18 Juni 2018, kami berangkat dari Lhokseumawe pukul 09.00 dan bertujuan ke Pantai Geumasih di Takengon. Pemandangan pada awalnya hanya biasa-biasa saja. Akhirnya kami sampai di daerah berkabut, Gunung Salak.
Suasana pun mulai tertutupi kabut putih dan suhunya sekitar 21 derajat celcius. Biasanya di Lhokseumawe udara mencapai 29 derajat celcius atau lebih. Kali ini kami kedinginan dan masing-masing dari kami memakai jaket tebal dan juga masker untuk menutupi hidung dan mulut. Kami memang memakai mobil terbuka, yaitu pickup. Agar lebih leluasa dan lebih menikmati alam.
Pukul 02.00 kami sampai di tempat tujuan, memang perjalanan yang sangat panjang dan lama karena jalanan macet. Tentu saja, ini kan masih musimnya liburan jadi ramai orang yang juga bertamasya bersama keluarganya ataupun teman-teman.
Sampai di tempat kami langsung sholat setelah itu menyewa tenda yang seharga 50.000 rupiah dan mengalaskan karpet yang kami bawa. Pemandangan sangat pas di depan kami. Rasa-rasanya terpaan angin sejuk dan pemandangan yang seperti lukisan memang sangat indah. Kami membuat kopi panas dan meminumnya sambil menikmati angin. Beberapa ada yang ikut mandi ke danau.
Sampai pukul 16.00, kami menunaikan sholat ashar lalu kembali ke tenda. Saya menunggu dan sudah mulai agak bosan, akhirnya bebek yang didayung menarik perhatian kami saya. Saya jadi ikut naik bebek dayung bersama Ayah dan adik-adik lainnya. Kami mendayung sampai jauh agar bisa melihat kejernihan air yang sebenarnya. Kedalamannya tentu saja sangat dalam, dan kami sangat berhati-hati agar tidak jatuh.
Air sangat jernih membuat saya menyentuhnya dan memainkan air danau tersebut. Bebek yang kami dayung memang sengaja kami hentikan sebentar di tengah-tengah agar menikmati suasana sebentar. Sampai ombak tinggi datang karena ada kapal kecil yang melewati kami. Saya merasa agak mual. Setelah berkeliling lagi selama 20 menit, kami memutuskan untuk menepi dan menyudahinya. Karena hari ini sudah mulai gelap, jam sudah menunjukkan pukul 17.30.
Saat pulang saya masih merasa mual. Tapi saya bisa menahannya dan tidur di perjalanan dengan tenang. Angin malam di Takengon memang sangat kencang, saat berhenti untuk keluar kami merasa seperti hampir dihempaskan oleh angin. Untung saja kami menutupi belakang mobil dengan baik dan tidak terasa kami sudah sampai kembali ke rumah. Tepat pukul 12.00, karena jalanan malam malah lebih padat. Alhamdulillah kami sampai dengan selamat.
Bagaimana cerita liburan kalian?
Puas kali liburannya kayaknya nih...
haha lumayan lah kak😂