Speak with me
Seorang gadis berjalan di lorong sekolahnya menuju kelas saat segerombolan lelaki menabraknya dan menertawakan dia.
"A I U E O aku orang yang bisu lho! Hahahaa.. Makanya kalau jalan lihat-lihat!"
Gadis itu merapatkan telapak tangannya satu sama lain dengan maksud meminta maaf, sementara mereka masih tertawa dan pergi dari tempat gadis tersebut.
Yanta Ginsar, lelaki yang lahir dari keluarga kaya yang menganggap semua bisa diselesaikan hanya dengan segepok uang. Dia memiliki banyak teman karena kekayaan orangtuanya padahal sebenarnya tidak ada yang bisa dibanggakan dari dirinya selain itu. Lagipula, kaya bukanlah suatu kelebihan. Dia suka mengejek orang-orang, terutama gadis tadi yang ditabraknya dan malah menyalahkan gadis tersebut. Nama gadis itu Nara Ayu, adalah seorang gadis bisu sejak lahir, karena itulah dia sering diejek oleh yang lainnya terutama kawanan Yanta. Mereka sangat suka mengganggu Nara karena dia juga tidak melawan, Nara tidak mau melawan karena dia yakin suatu saat orang yang menghinanya akan mendapatkan ganjaran yang pantas.
Nara tidak memiliki teman, mungkin ada beberapa yang ingin berteman dengannya karena jujur saja dia adalah gadis yang manis. Tapi melihatnya bisu seperti ini membuat mereka menjauh karena berpikiran mungkin Nara akan menyusahkan mereka dalam berkomunikasi. Sementara saat Nara diserang oleh kelompok Yanta, mereka tidak membantu karena mereka takut pada Yanta seorang anak pemilik sekolah ini. Sementara Nara hanyalah orang biasa.
Hari ini seperti biasa, Nara sendiri lagi menuju kamar mandi hanya untuk menatap dirinya di cermin. Di tengah perjalanan dia bertemu dengan kelompok Yanta dan tentu saja dia selalu dikerjai. Tapi siapa sangka kali ini Yanta menyiramnya dengan kuah bakso yang lumayan panas membuatnya kesakitan.
"akh!"
"ini ga keterlaluan Nta?" bisik salah satu temannya
Tidak disangka, Nara mendorong Yanta berniat memukulnya
"HEY! BERANI KAMU YA?!" Nara menamparnya sedikit keras lalu teman Yanta melerai mereka
"JANGAN HINA SAYA!" suara menggelegar yang sangat jantan terdengar dari Nara
Semua bingung, kenapa Yanta berteriak seperti itu? Malah saat ini Nara terlihat sangat ingin berbicara tapi kata-kata yang keluar dari mulutnya hanyalah kata yang tidak jelas, tentu saja.
"AK- UAK! AKH AKH!" Yanta berusaha teriak sementara Nara melihatnya dengan sangat kebingungan
Tapi apa yang terjadi? Semua menatap Nara sebagai Yanta dan sebaliknya. Mereka telah bertukar tubuh dan mereka sama-sama tidak tau apa yang terjadi, yang jelas Yanta telah menjadi Nara. Sementara Nara pergi meninggalkan Yanta dengan tubuhnya.
Nara baru kali ini merasakan yang namanya berbicara dengan benar. Ya, karena dia di tubuh Yanta jadinya suara yang keluar adalah suara lelaki. Nara benar-benar bingung sekarang dengan apa yang terjadi, tapi dia merasa harus menjalaninya. Nara tersenyum, menjadi Yanta tidak buruk juga karena dia bisa bicara. Sepanjang perjalanan menuju kelas dia melamun.
"Nta! Kenapa, sih?"
"s-saya tidak apa-apa" mereka bingung, bahasa Yanta sangat formal tidak seperti biasanya.
"bisakah k-kalian tinggalkan saya sendiri?" tanya Nara gugup
Akhirnya dia sendiri. Nara keluar bertujuan mencari Yanta dengan tubuhnya. Akhirnya dia menemukannya di atap sekolah.
"Yanta" ujarnya
Yanta yang mendengarnya kaget dan langsung menuju ke arah Nara ingin memukulnya. Tapi yang terjadi adalah, tubuh Nara hanya sebahu Yanta, jadinya Yanta yang ada di tubuh Nara tidak sampai bahkan hanya untuk menjambak rambutnya. Yanta marah dan bingung, dia ingin kembali ke tubuhnya.
"eap isy ua!" Yanta tidak bisa berbicara, dia menjadi bisu karena berada di tubuh Nara
"saya mengerti kamu marah, tapi saya juga tidak tau kenapa ini bisa terjadi. Saya rasa Tuhan menghukum kamu" ujar Nara lalu tersenyum sementara Yanta hanya berbalik badan
"saya rasa, kita harus menjalani ini untuk sementara sampai kita menemukan jalan kembali ke tubuh kita masing-masing"
"a?" Yanta bingung, lalu Nara kembali menjelaskannya
"kita tetap seperti ini sampai kita bisa kembali ke tubuh sendiri. Tapi dengan begitu saya rasa kamu mau tidak mau harus setuju dengan menjalani hidup sebagai saya, sebagai Nara Ayu"
Yanta diam, berpikir tidak ada jalan lain selain yang diajukan oleh Nara. Dia harus menjadi Nara dan Nara harus menjadi dirinya. Nara mengambil pensil dan kertas lalu menulis alamat rumahnya serta meminta Yanta untuk menuliskan alamat rumahnya.
"dengan begini kita sepakat" ujar Nara lalu tersenyum sementara Yanta langsung berlalu pergi
Ada lanjutanyaa~