Jaran Goyang, lagu hitz kekinian yang miliki arti ilmu pengasihan suku osing di Banyuwangi
Hai sahabat steemian,,,!!!! Tahun sudah berganti ni, kira-kira apa resolusi kalian di tahun ini???? Saya kembali menulis lagi ini teman-teman kali ini saya akan membahas lagu yang populer di tahun 2017 kemaren. Apa lagi kalau bukan jaran goyang salah satunya. Lagu ini sangat populer di kalangan anak-anak kekinian tapi tak hanya anak kekinian saja, lagu ini juga populer dikalangan semua usia. Lagu ini merupakan lagu dengan berbahaskan jawa, indonesia dan inggris.
Jaran goyang merupakan lagu yang tengah populer saaat ini, jaran goyang menjadi bukti jika lagu dangdut ternyata masih memiliki tempat tersendiri dikalangan penikmat musik. Lagu ini dinyanyikan oleh Nella Kharisma yang kemudian semakin populer dan banyak artis lain yang juga ingin mencicipi kepopuleran tersebut dengan mengcover ulang lagu tersebut, seperti via vallen dan trio macan. Uniknya lagu ini ialah selain berlirik bahasa jawa dan indonesia, lagu ini juga memiliki lirik dalam bahasa inggris yang diremix dengan musik dangdut koplo sehingga membuat lagu ini semakin di gemari oleh masyarakat.
Nella kharisma mempopulerkan lagu jaran goyang pada tahun 2017 silam. Namun dibalik kesuksesan lagu in ternyata lagu ini disebut-sebut memiliki arti ilmu pelet. Prediksi ini muncul karena kata-kata dalam lirik yang mengarah pada jenis ilmu pelet yang ada di Banyuwangi.
“Kalau tidak berhasil, pakai jurus yang kedua. Semer mesem namanya, jaran goyang jodohnya. Den rodok ndagel syarate, penting dilakoni wae. Ndang di cobo, mesti kasil terbukti khasiate gejrot”.
URL :
Lirik diatas dipercaya merujuk pada ajian jaran goyang yang biasa digunakan masyarakat Osing Banyuwangi. Ajian ini konon dipercaya dapat menaklukan hati orang yang diinginkan. Siapapun yang terkena akan mengalami kasmaran bahkan sampai berprilaku seperti orang gila.
Jaran goyang merupakan ilmu Jawa kuno yang diwariskan secara turun menurun. Pengaruh yang dihasilkan dapat mempengaruhi alam bawah sadar orang lain. Hasnan Singodimayan (86), budayawan Banyuwangi menjelaskan jika nama Jaran Goyang adalah mantra yang menjadi bagian dari sastra lisan yang dimiliki oleh masyarakat Suku Osing Banyuwangi. Menurutnya, berbeda dengan masyarakat jawa lainya yang hanya mempercayai ilmu putih untuk menyembuhkan dan ilmu hitam untuk menyakiti, masyarakat Osing mempercayai adanya empat ilmu yaitu, ilmu putih untuk menyembuhkan, ilmu hitam untuk menyakiti, ilmu kuning untuk jabatan, dan ilmu merah berkaitan dengan perasaan cinta.
Suku osing atau biasa diucapkan suku using adalah penduduk asli Banyuwangi atau juga disebut “wong blambangan’ karena hidup pada pemerintahan kerajaan Blambangan dan merupakan penduduk mayoritas di beberapa kecamatan di kabupaten Banyuwangi. Suku Osing merupakan sub suku jawa menurut sensus BPS tahun 2010. Suku Osing mempunyai bahasa osing yang merupakan turunan langsung bahasa jawa kuno. Bahasa osing berbeda dengan bahasa jawa karena dialegnya yang berbeda.Dari keempat ilmu yang dipercayai oleh masyarakat osing, yang menarik untuk dikaji adalah ilmu kuning dan ilmu merah, yang dilandasi oleh tiga hal. Pertama, mantra bermagi kuning dapat digunakan oleh masyarakat osing pada umumnya sehingga bersifat populis. Kedua, mantra bermagi kuning dan merah dapat digunakan untuk memanipulasi kesadaran seseorang tanpa menggunakan cara-cara yang destruktif, khususnya sebagai media pengasihan. Ketiga, mantra ini sangat populer dimasyarakat osing sehingga menjadi identitas budaya osing. Kajian terhadap mantra using dapat dilakukan secara holistik apabila mantra tersebut merambah ke berbagai kalangan masyarakat sehingga hampir semua orang osing mengenalnya. Masyarakat osing sangat terbuka dan tidak menutup diri. Budaya yang masuk akan diserap dan dikawinkan dengan budaya asli sehingga melahirkan budaya baru yang menjadi budaya osing.
Masyarakat osing tidak mengenal kasta, hal ini karena di pengaruhi oleh agama islam yang dianut oleh sebagian besar penduduknya. Kesenian suku osing sangat unik dan banyak mengandung unsur mistik, antara lain gandrung banyuwangi, seblang, angklung paglak, janger, tari barong, jaranan, kebo-keboan dan lain sebagainya.
kebo-keboan
tari gandrung banyuwangi
tari barong
angklung paglak
Kemiren adalah nama desa di wilayah gelagah kabupaten banyuwangi yang merupakaan desa wisata. Di desa ini terdapat perkampungan asli warga suku osing. Di desa ini suku osing masih mempertahankan tradisi dan nilai-nilai leluhurnya. Salah satu ritual yang dilakukan penduduk desa kemiren yaitu ritual pembersihan dari hal hal yang buruk atau biasa dikenal dengan pecel pitik. Dimana ritual ini adalah ritual makan bersama di salah satu makam leluhur yang paling dihormati..
Selain menjadi lagu dangdut yang paling diminati, ternyata lagu ini juga pernah dibawakan dalam paduan suara acara wisuda universitas jember. Lagu ini di aransemen ulang oleh kelompok T-Phata yang menjadi kreativitas pemuda-pemudi indonesia. Selain menjadi lagu, ada pula tarian jaran goyang, tarian ini diciptakan pada tahun 1966 oleh grup LKN Pandan, Genteng, Kabupaten Banyuwangi. Tarian ini di revitalisasi oleh bapak Sumitro Hadi yang merupakan seniman Banyuwangi. Tarian ini terinpirasi dari tari seblang dan gandrung sehingga gerakannya hampir sama dengan tari seblang dan gandrung. Taria ini menceritakan tentang cinta kasih pemuda pemudi. Namun, dalam kisah cinta tersebut terdapat lelaki lain yang cintanya tidak terbalas dengan baik sehingga menyebabkan sakit hati dan muncul niat buruk untuk menggunakan ajian jaran goyang.
Secara antropologi, mantra merupakan gabungan dari sastra lisan dan sastra tulis, dimana realitas empiris menunjukan bahwa sastra merupakan salah satu bentuk ekspresi estetis yang sarat dengan muatan budaya yang terdapat dialektika budaya yang saling mengisi dan melengkapi. Sastra lisan merupakan bagian dari tradisi lisan floklor.
Ayu Sri Ningsih
150230013
Antro-A
Kami sudah upvote yaa..
Iya terimakasih...
Apa salah dan dosa ku sayang.😂😂
Hehehhe...
😆😆😆😆
Good article 👍, This is my favorite music 😊