Tumapel, Kota Impian (Ken Arok - 2)

in #indonesia7 years ago

Bacaan sebelumnya:
Sebuah Dendam (Ken Arok-1)

Orang-orang yang sengaja hendak ke Tumapel atau sekedar singgah saat melewatinya saat perjalanan akan takjub dan heran. Bagaimana mungkin sebuah kecamatan kecil ini ramai laksana bandar di Kediri*). Bukan laksana, tetapi ia memang sentra perdagangan. Inilah bandar yang perputaran barangnya melampaui wilayah-wilayah yang lain.


Sumber

Taman dibangun, bahkan dimalam hari sekalipun tak sepi. Berisi bunga aneka warna dengan obor disekelilingnya membuatnya terlihat indah dalam cahaya temaram api. Orang-orang ramai di kedai entah hanya meminum tuak atau berjudi. Ya, disini judi dilegalkan oleh Akuwu Tunggul Ametung.

Ditengah kota yang disebut Kutaraja sebuah istana kecil bernama Pakuwon berdiri. Untuk melindungi kota kecil ini pun sebuah benteng dibangun.


Sumber

Padahal sebelumnya. Wilayah ini akan dihindari oleh para pejalan atau peziarah. Bukan apa-apa, ini adalah basis perompak dan pengacau keamanan yang melawan kerajaan Kediri. Berani lewat artinya siap mati, nasib baik bila hanya hartamu saja yang diambil seringkali mereka juga mengambil nyawa.

Ken Arok sekarang bekerja sebagai pengawal. Meskipun tubuh Arok kekar, berilmu kanuragan serta memiliki kharisma. Jika bukan dengan bantuan Lohgawe, seorang resi dari India yang merupakan kepercayaan Akuwu Tumapel. Ia tak mungkin ada disini, di Tumapel. Kota impian para lelaki muda sepertinya yang ingin membangun kehidupan atau karir keprajuritan. Bagi Arok sendiri, Lohgawe sudah seperti orang tuanya.

Tak butuh lama bagi Arok untuk bergaul dan memiliki banyak teman. Bahkan sesama pengawal ia memiliki seorang teman yang setia dan dekat dengannya, Kebo Hijo. Kebo Hijo bukan orang sembarangan, ia prajurit yang gesit dan cerdas, hanya saja ada sikap yang mencolok yang membuat Kebo Hijo kurang disenangi oleh rekan prajurit lain. Ia sombong dan tukang pamer. Tetapi mereka sering sekali bersama, entah karena jadwal tugas entah karena apa.

Seperti hari ini, mereka bertugas mengantar Tunggul Ametung ke Pakuwon. Disana telah berdiri Ken Dedes, istri Tunggul Ametung. Saat Ken Dedes menuruni tangga, tersingkaplah kain panjangnya. Darah Ken Arok berdesir, belum pernah ia melihat perempuan seumpama Dewi seperti Ken Dedes. Betisnya yang putih seperti bercahaya.


Sumber

Tetapi bukankah dalam hidup ini manusia tidk pernah dibiarkan menang mutlak. Arok yang perkasa boleh jadi digilai para perempuan se-Tumapel.Tapi bagi dirinya sendiri, jangankan jatuh hati. Menatap ke arahnya pun sebuah larangan. Bagi Arok, mencintai adalah sebuah dosa. Terlebih pada istri junjungannya sendiri. Bukan hari ini, sejak pertama tak sengaja melihat Dedes. Meski tak pernah ia ungkap dalam kata, Kebo Hijo cukup tanggap untuk melihatnya.

Sambil mendekat ke arah Ken Arok, Kebo Hijo setengah berbisik
“Insafi dirimu, Arok”

*)kediri adalah kerajaan

Sort:  

Cerita yang menarik, kekuatan kalimat-kalimat dan kekayaan bahasa dalam setiap alinia sepertinya lebih menarik bila diuraikan lagi dek, cerita akan lebih mengalir dan tidak terkesan dipaksakan...

ini terlalu padat ya bg? akan perbaikan lagi di bagian 3 nanti.
Makasih ya..🤗