Bagian Keenam : Tradisi Intelektual Acehnologi Bab : 31 Tentang Masa Depan Dayah Di Aceh
Hello kawan-kawan steemit,,,Hari ini saya berkesempatan untuk melanjutkan review buku Acehnologi Volume 3 Karya Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, PH.D bab : 31 tentang Masa Depan Dayah Di Aceh. Inti dari bab ini adalah dayah sudah saatnya menentukan pilihan apakah terus bertahan terus bertahan dengan tradisi ilmu pengetahuan yang diterapkan saat ini atau mulai memikirkan bagimana melakukan adapatasi dengan perkembangan kontemporer atau dayah mencari paradigm baru dalam melakukan transfer ilmu pengetahuan terhadap generasi baru di Aceh. Jadi, kajian ini bukanlah hanya ingin memberikan pilihan, tetapi mencoba memaparkan beberapa keadaan yang akan atau sudah di alami oleh dayah saat ini, khususnya ketika berhadapan dengan berbagai pendekatan dalam ilmu.
Dalam konteks asia tenggara, bagi umat islam reproduksi spirit dan jiwa hanya dilakukan dayah/pesantren/pondok/pho no. jadi, tesis utama dalam kajian ini adalah spirit yang direproduksi oleh kelompok agamawan tidak pernah sirna, walaupun manusia sudah mampu menembusi angkasa.
Dayah menjadi salah satu pusat peradaban Aceh, walaupun belakangan jati dirinya tidak begitu kuat, namun pengaruhnya masih dapat dirasakan.
Dalam studi agama, spirit dimiliki oleh Tuhan. Tentu saja bagi ummat Islam pemiliknya adalah Tuhan. Akan tetapi spirit yang ada di dunia ini memang sangat beragam adanya. Ada spirit yang baik yang maupu mengiring manusia pada kehidupan yang tentram dan bahagia. Namun sebaliknya, ada juga kekuatan spirit yang jahat, yang mampu mengarahkan manusia pada kehidupan durjana.
Kepercayaan akan spirit, walaupun mereka selalu mengedepankan tidak percaya kepada agama, ternyata masyarakat dunia tidak dapat melepaskan dari wilayah spiritual. Dalam hal ini, dayah, apapun keadaanya saat ini, memiliki tugas yang cukup berat dalam merumuskan dan menerjemahkan kembali spirit ke-Aceh-an, yang dibalut dengan nilai-nilai keislaman. Dengan kata lain, beberapa puluh tahun ke depan dayah memiliki tugas menata kembali spirit Aceh, yang sudah tercerabut dari kehidupan sehari-hari rakyat.
Sebenarnya era sekarang ini, adakah zaman yang dikenal dengan post-modernisme dan post-sekularisme. Adapun konsep yang dianut adalah globalisme dan kosmopolitanisme. Dapat dikatakan bahwa dunia nantinya akan menjadi saling interconnected dan inter-subjectivity. Dua konsep ini ingin mengatkan bahwa walaupun manusia terpisah melalui paspor dan teritori, namun mereka saling terhubung melalui kemajuan ICT. Emosi suatu maysrakat bisa dikuras. Demikian pula reproduksi sistem keyakinan dapat dimunculkan, karena manusia menjadi saling terhubung satu sama lain karena keyakinan yang mereka anut.
Beberapa trend gerakan keagamaan, untuk meletakkan posisi dayah dalam konteks global yang semakin didominasi oleh kemunculan beberapa gerakan keagamaan dalam hamper semua agama di dunia ini. Hal ini dikarenakan bahwa factor perkembangan ilmu pengetahuan dan gerakan keagamaan memiliki peran yang cukup sinifikan dalam mempertahankan aspek spiritualalitas penganut agama di dunia ini.
Upaya dayah untuk mempertahankan tradisi keilmuan, bukanlah perkara yang sangat mudah. Sebab, disamping sebagai bagian dari reproduksi keulamaan, juga sebagai bagian dari bagian dari ketahanan masyarakat Aceh terhadap tantangan dari luar. Bukan hanya itu, dayah juga diharapkan harus mampu mengembangkan misi untuk tetap mempertahankan tradisinya, sambil mencari cara menghadapi tantangan yang semakin nyata.
Mantap that tulisannya @cuternawati
Terima kasih banyak,,
tunggu tulisan-tulisan yang menarik lainnya yaa