Menulis Sajalah. Vote Akan Hadir Pada Saatnya.
Awalnya sekitar empat bulan lalu. Oktober 2017. Saya membuat akun Steemit saya yang pertama. Waktu itu @rahmanovic memperkenalkan Steemit di komunitas Blogger yang sama-sama kami ikut di dalamnya.
Sebagian besar acuh. Saya saat itu bergabung hanya karena ingin mencoba. Dan dua hal berkesan terjadi.
Satu, siapa sangka anak bawang macam saya mendapatkan komen dari mbak @mariska.lubis. Jelas menyemangati untuk serius menulis lagi. Sayangnya, hp yang saya pakai eror dan harus di hard reset.
Dan hal kedua terjadi. Saya kehilangan password. Dan berarti kehilangan akun saya itu.
Kehilangan akun ini terasa lebih menyakitkan. Karena saat itu justru ketika Steemit mendadak diminati di komunitas blogger kami. Bayangkan betapa kesalnya. Terlebih obrolan mengenai steemit menjadi materi harian.
Saya mencoba membuat akun baru. Gagal, coba lagi, dan gagal lagi. Berulang-ulang hingga enam kali.
Sudah berniat berhenti saja. Lalu memutuskan untuk mencoba sekali lagi. Dan senangnya luar biasa ketika diaprove.
Tapi kesenangan itu perlahan mulai pudar. Tiba-tiba saja saya terjebak dalam banyak obrolan di sana-sini, grup ini itu, dan alih-alih membahas tulisan, rata-rata berbicara seputar uang.
Memang ada yang mengatakan. Uang bukan segalanya. Tapi saya juga paham, ga punya uang juga bakal mempengaruhi segalanya.
Tapi juga bukan berarti harus terus membicarakan uang, uang, dan uang.
Bagi saya steemit adalah tempat baru untuk. Bisa menulis, dan mendapat nilai tambah, karena tulisan kita disukai orang. Bagi saya tantangannya justru karena setiap 'like' punya nilai, maka harusnya steemit menjadi tempat berbagai tulisan menarik mata dan hati pembaca. Tapi saat semua hanya dilihat dari segi berapa vote, udah dapat berapa dollar, tiba-tiba serasa dejavu ketika sebelumnya pernah ada obrolan seputar berapa viewer perhari, adsense, berapa tarif satu tulisan, dan sejenisnya.
Sempat merasa jadi keledai paling bodoh karena nyemplung ke lubang yang sama untuk kesekian kalinya. Apalagi ketika melihat mulai ada sikut sana sikut sini. Habit untuk minta vote tapi malah enggan memvote, bahkan enggan berkomentar. Dan banyak hal lain yang semakin membuat warna kekompakan dunia steemian yang sebelumnya terasa wah jadi waduh.
Tapi begitulah, Tuhan selalu punya cara. Saya menemukan tulisan dari pak @rismanrachman. Postingan beliau https://steemit.com/indonesia/@rismanrachman/jangan-kuatir-bantu-steemian-baru-jangan-segan-dukung-steemian-bereputasi memberi semangat baru soal komunitas yang smart.
Obrolan dengan @rahmanovic juga memberi inspirasi untuk fokus ke menulisnya. Buat tulisan minimal satu hari satu, rutin post dengan tulisan yang baik dan syukur kalau bisa bermanfaat.
Pagi tadi pun bertemu @abahharuna dan @ferhatmuchtar juga menemukan semangat yang sama. Menulis yang punya nilai. Bukan sekadar duit tapi ada nilai manfaat. Minimal bisa jadi hiburan.
Saya sebetulnya juga sudah bingung soal crypto currency dan berbagai bahasannya. Semakin dibaca malah semakin tersesat ntah kemana.
Jadi sepertinya memang harus menata kembali benak yang sempat mulai berpikir hanya soal vote. Yang justru menciptakan idea block.
Menulis dan menulis sajalah. Berteman dan berinteraksi dengan baik. Hargai yang bisa dihargai, menjauh dari yang bikin ribut. Tuliskan tulisan yang bisa membuat -- minimal -- diri sendiri lega. Soal rezeki, ga akan ketukar, kalau memang untuk kita pasti ga akan nyasar.
suka sama tulisannya.. judulnya apa bg?
Hahahahaaa.... aseeem
Judulnya Udang Sabé Terkitik
Ups maafkan hamba tuan degasco
hahahahha tidak ada judul adalah judul wkwkkwkw
Djoedoel adalah koentji. Gitu ya? hahahaha
Ketemu sama Ferhat dan Ibnu, mana juga fotonya?
Mana sempat foto2 Qie. Cuma sebentar. Orang ni kan sosialisasi soal kampus.
Iya Bang, sepakat. Menulis karena memang suka menulis
Yup, malah lebih lapang kepala. Menulis berbekal tawakal dan ikhlas. 😄
Cakeepp tulisannya.. seperti biasa enak dibaca 😀😂
Makasih bu dosen. Bimbing kami bu, bimbing kami. 😆
Keren tulisannya. Kita sehati. Uang bukan segalanya, walau harus kita akui bahwa tanpa uang maka segalanya akan bermasalah. Hehe.
Namun, menjadikan 'menulis saja dulu dengan baik dan bermanfaat, maka vote dan uang akan mengalir pada waktunya' adalah langkah yang sangat tepat dan bijak demi menghindari 'jatuh ke lubang yang sama'. Setuju.
Mari kita menulis saja dulu, biarkan yang suka melakukan upvote dengan suka rela. :)
Btw, udah 32 reputasinya. Keren, kencang lajunya. Awesome!
Alhamdulillah kak, bantuan kawan2 dalam belajar menulis banyak betul. Banyak dapat inspirasi dari kawan2 GIB. Terutama @yellsaints24
Juga terangkat karena para mastah beri apresiasi utk post steemian udeung sabé ini kak.
Jadi makin semangat cari ide tulisan yang moga2 bisa berguna buat yg baca.
Subhanallah yaaa...obrolan singkat kita sangat berfaedah ya
Perlu diengkol kosong bang?
Engkoooollll..
Engkol, biar nyala mesinnya. Terus kalau perlu kita pecahkan piringnya, biar ramai.
Ah, jadi ingat Dian Sastro.
Buahahahaha... Aini sepakat sih pakai bangeet. Apalagi aini bingung angka. Nggak ngerti setiap apa yang dibicarakan tentang nukar ini nukar itu , baru ini aja tau angka di sebelah nama kita itu reputasi, kalau naik bagus. Gitu doang.
Pertanyaan Ferhat 'mau engkol kosong, Bang?' wakkakakak...ibuuuk tolong! Dikasih jampi apalah ini anak Ibu Ferhat sama Ariel kok kayak gini mengenaskan.
Kalau baca komen orang ni, nasi-nasi di mulut pun menyembur! Buahaha
Sambil minum aja Aini. Lebih berasa. Apalagi kalau masuk ke hidung. Hehehehe. Emang lawak orang ni hayeu.
Congratulations @dngaco! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes received
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Iya, setuju kali dengan pernyataan, " sebuah kebahagiaan ketika tulisan kita disukai orang".
Menenangkan hati rasanya :)
Benar bang, buatlah smart content maka smart financial akan mengikutinya. Begitu pesan Bang @rismanrachman
Thanks Yell. Memang fokus ke menulis pada akhirnya lebih bikin tenang. Usaha ga akan mengkhianati hasil kata abahharuna. Rejeki ga akan tertukar kata Ihansunrise.
Ampun bg. Tulisanmu keren :D