Madilog Tan Malaka: Ide Kebangsaan Tan Malaka

in #indonesia7 years ago (edited)

Terbentur, terbentur, terbentur akhirnya terbentuk.. Tan Malaka

Tan Malaka adalah satu dari tujuh tokoh Revolusi Indonesia dan istilah Republik Indonesia pertama kali di cetuskan oleh Tan Malaka. Adam Malik menyatakan bahwa gaya revolusioner Tan Malaka hampir sama seperti Jendral Sudirman yang menolak negosiasi dengan belanda masa itu. Banyak yang menyatakan bahwa Tan Malaka adalah Komunis, namun pada akhirnya Tan Malaka akhirnya keluar dari komunis karena tidak setuju dengan gerakan komunis kala itu yang melakukan pemberontakan secara fisik dan beliau adalah tokoh komunis generasi awal yang masa itu tergabung dengan SI merah. Tan Malaka Meninggal 1949 dan belum sempat menikah. Namun Gagasan-gagasannya sangat berpengaruh dalam gerakan Revolusi Indonesia, Bahkan tahun1963 Beliau diangkat menjadi Pahlawan Nasional hingga saat ini. Ada yang mengatakan bahwa di indonesia ini ada tiga tokoh yang membumi sekaligus melangit yaitu Tan Malaka, Sukarno, dan Gus Dur.

Screenshot_12.png

Madilog adalah buku Tan Malaka yang sangat terkenal. Madilog merupakan singkatan dari materialisme, dialektika dan Logika. Menurut Tan Malaka merubah indonesia pertama-tama adalah mengubah cara berpikir atau mindset masyarakat indonesia terlebih dahulu. Karena kecendrungan berpikir masyarakat indonesia adalah fatalis, mistis dan pasrah. Cara berpikir seperti itu akan sulit diajak untuk berjuang karena cara berpikir seperti itu akan menganggap bahwa dunia ini hanya sementara, penjajahan adalah takdir dls.

Maka yang pertama kali yang ingin diubah oleh Tan Malaka adalah struktur berpikir masyarakat indonesia. Jika cara berpikir fatalistik, mistis itu tidak diubah maka revolusi tidak akan terjadi. Caranya menurut Tan Malaka adalah menerima atau percaya terlebih dahulu pada materi (karena pada masa itu masyarakat menolak materi /dunia dan lebih mementingkan akhirat). Karena materi adalah sesuatu yang nyata dalam kehidupan ini bahkan proses berpikir di awali oleh materi. Materialisme adalah cara berpikir yang konkrit bukan yang abstrak sehingga perbuatan yang lahir sesuai dengan realitas masa itu. Namun berpikir tentang materi tidak boleh berhenti pada apa yang nampak karena materi senantiasa berubah sehingga perlu memahami proses perubahan dan untuk memahami proses perubahan maka harus juga diketahui hukum dialektika. Dialektika adalah sesuatu yang bersumber pada materi, saling berinteraksi dan membentuk sesuatu yang baru, misalnya islam masuk ke indonesia dan bertemu gaya hidup indonesia maka lahirlah islam indonesia itu adalah proses dialektika. Perubahan terjadi karena adanya dilaketika antar materi yang ada sehingga realitas sosial bersifat dinamis. Tan Malaka mencontohkan perubahan sosial yang terjadi di Rusia, yaitu pada awalnya model imperium/kerajaan setelah itu lahir era feodalisme (era bangsawan menguasai dunia) setelah itu era kapitalis (lahirnya negara bangsa) lalu era sosialis dan terakhir lahirlah era komunis. Perubahan adalah hasil dari dialektika antar materi, peristiwa dengan peristiwa.

Proses memahami materi harus secara logis agar kalkulasinya jelas dan terukur. Karena yang paling bisa didayagunakan untuk perjuangan adalah logika, bukan insting, intusi, wangsit atau yang lainnya. Menurut Tan, indonesia jika ingin merdeka maka harus berpikir menggunakan logika dan yang masuk akal, jangan terpaku pada hal yang tidak masuk akal. Cara berpikir itu merupakan sunnatullah karena dasar dari sunnatullah adalah logika, isinya materi dan prosesnya adalah dialektika.

Visi Tan Malaka adalah visi kerakyatan yang menginginkan seluruh rakyat indonesia makmur dan sejahtera. Jika Sukarno menggunakan istilah Marhain maka Tan menggunakan istilah Murba yang berarti Rakyat Jelata. Tan Malaka mengkritik model pemerintahan model Trias Politika karena tidak efektif karena pasti yang menang adalah eksekutif karena menguasai sumber daya dan mudah mempengaruhi legislatif. Model Trias Politika hanya akan memenangkan kaum fulus, kaum pemodal bukan rakyat jelata. Tawaran dari Tan adalah harus ada organisasi besar yang mengurus negara berdasarkan peraturan UU dan di dalam organisasi inilah eksekutif, legislatif dan yudikatif berada dan ketiganaya hanya merupakan fungsi-fungsi yang dimainkan dalam organisasi itu bukan lembaga yang berbeda tetapi dinaungi oleh satu organisasi besar.

Setelah tan mengembara kemana-mana dan indonesia merdeka, maka Tan Malaka kembali ke indonesia. Banyak kebijakan sukarno yang kemudian dikritisi oleh Tan Malaka terutama masa syahrir yang menurutnya terlalu lambat dan terlalu banyak berunding, akhirnya Ia membuat gerakan persatuan perjuangan tahun 1946 dan berhasil mengumpulkan 141 kelompok dengan target minimal atau minimum program yaitu pertama membuat perundingan untuk pengakuan kemerdekaan 100 pesen karena pasca proklamasi keadaan masih tetap sama seperti terjajah. Kedua, Pemerintahan rakyat yaitu pemerintahan yang sesuai dengan kemauan rakyat bukan versi pemerintah. Ketiga, melucuti senjata jepang, menyita hak milik musuh, tawanan perang, industri, pertanian peninggalan penjajah harus di urusi oleh negeri sendiri bukan oleh eropa karena indonesia telah merdeka.

Pasca kemerdekaan yang harus dilakukan menurut Tan Malaka adalah revolusi nasional bukan evolusi. Revolusi nasional harus menjadi wadah yang berisi revolusi sosial dengan menjatuhkan imperialisme dan menyingkirkan gaya hidup feodalisme. Jika hal ini sukses maka akan lahir indonesia baru yang benar-benar merdeka. Strateginya adalah aksi massa yang dilakukan secara bersama-sama yaitu pengerahan rakyat secara bersama-sama. Revolusi harus dilakukan karena diplomasi bersifat lambat dan kita sebagai bangsa malah merugi. Karena jika ada maling masuk kerumahmu maka pukuli jangan di ajak berunding agar kita tidak rugi, hal ini lah yang dikritik dari usaha-usaha diplomasi yang dilakukan pemerintah pasca proklamasi.

Tan Malaka membagi gerakan indonesia terbagi menjadi dua yaitu masa Jaya Bertempur yaitu masa dimana rakyat indonesia tak bisa dikalahkan dan Runtuh Berdiplomasi di mana pada masa ini kejayaan runtuh karena diplomasi-diplomasi malah melemahkan kita sebagai bangsa. Maka kita butuh revolusi dengan pemimpin yang revolusioner dengan ciri-ciri, pertama harus cerdas. Kedua, memberikan pertimbangan dan arahan rasional dalam arah perjuangan. Ketiga, harus mampu menyelami kemauan rakyat dan mampu menggerakkan kemauan itu menjadi suatu tindakan dan untuk menggerakkan massa harus punya partai yang revolusioner bukan pro status quo. Untuk mencapai kemenangan revolusi harus memperhatikan dua hal yaitu (1) pemahaman atas kondisi obyektif masyakarakat, dan (2) kondisi subyektif dari masyarakat itu sendiri yaitu kesadaran masyarakat untuk mau melakukan revolusi. Untuk revolusi butuh kendaraan yang berupa organisasi, dalam pandangan Tan Malaka organisasi itu adalah partai yang revolusioner.
Program Ekonomi utama Tan Malaka sesuai dengan prinsip sosialisme yaitu menasionalisasi pabrik tambang, sumber daya yang dibutuhkan orang banyak tidak boleh dimiliki oleh individu atau asing tapi harus dimiliki oleh negara karena kalau tidak maka rakyat akan menderita dan ditindas. Membuat industri-industri baru, koperasi-koperasi yang dibantu oleh negara. Pemberian lahan kepada petani yang tidak memiliki lahan (land reform)

Screenshot_11.png