Acehnologi Vol 3 Bagian Keenam Bab 31 (Masa Depan Dayah di Aceh)
Pada postingan kali ini, saya akan kembali melanjutkan review buku acehnologi volume 3 karangan bapak Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad, PH, D. Bagian keenam tepatnya pada bab 31 tentang Masa Depan Dayah di Aceh.
Inti dari bab ini adalah dayah sudah saatnya menentukan pilihan apakah terus bertahan dengan tradisi ilmu pengetahuan yang diterapkan saat ini, atau mulai memikirkan bagaimana melakukan adaptasi dengan perkembangan kontemporer atau dayah mencari paradigma baru dalam melakukan transfer ilmu pengetahuan terhadap generasi baru di Aceh.
Jadi, kajian ini bukan hanya ingin memberikan pilihan, tetapi mencoba memaparkan beberapa keadaan yang akan atau sudah dialami oleh dayah saat ini, khususnya ketika berhadapan dengan berbagai pendekatan dalam ilmu. Harus diakui bahwa dayah memiliki akar sejarah dengan pesantren di Jawa, surau di Padang, pondok di Malaysia dan pho no di Thailand Selatan.
Studi ini tentu tidak akan membongkar sejarah dayah di Aceh. Karena sudah begitu banyak karya mengenai lembaga pendidikan tradisional ini. Karena itu, dayah merupakan salah satu pusat peradaban di Aceh, walaupun belakangan ini jati dirinya tidak begitu kuat, namun pengaruhnya masih dapat dirasakan.
Dalam bab ini ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi. Pertama, dayah memiliki peran yang amat strategis dimasa yang akan datang. Kedua, tantangan dayah yang paling mencuat adalah respon mereka terhadap perkembangan tradisi keilmuan didunia ini. Yang tidak bisa dipungkiri, ternyata semakin menjauhkan manusia dari pemilik alam.
Ketiga, bab ini juga telah memperlihatkan cara dan opsi dayah dalam merespon perkembangan zaman. Keempat, studi ini paling tidak telah memperlihatkan bahwa tantangan zaman bagi dayah, harus dijawab apakah dayah dapat mempertahankan apa yang sudah ada atau melakukan adaptasi dengan perkembangan zaman.
Dengan demikian, hal ini ingin menarik pemahaman kita bahwa dayah adalah satu mutiara peradaban di Aceh. Jika tidak dijaga, maka peradaban di Aceh akan hilang kompas peradabannya.